Rating Duniatex Turun Lagi, Kreditur Waspada

Kamis, 25 Juli 2019 | 06:23 WIB
Rating Duniatex Turun Lagi, Kreditur Waspada
[]
Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuma membutuhkan jeda sepekan bagi Fitch Ratings kembali memangkas peringkat PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), anggota Duniatex Group. Kemarin (24/7), Fitch menurunkan peringkat DDMT dari B- jadi CCC- setelah pada Kamis (18/7) lalu turun dari BB- menjadi B-.

Kemarin Fitch juga menurunkan peringkat senior unsecured US dollar notes DMDT menjadi CCC- dari B-. Alasannya, risiko likuiditas yang meningkat, khususnya kemampuan perusahaan itu untuk melakukan amortisasi pokok dan pembayaran bunga utang pada September 2019.

S&P Ratings juga memangkas peringkat senior unsecured notes DMDT setelah pemasok yang juga anggota Duniatex, yakni PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) gagal membayar pokok dan bunga pinjaman dalam kredit sindikasi sebesar US$ 11 juta.

Walhasil, para kreditur DMDT makin waspada. Sebab surat utang terbit pada Maret 2019 lalu senilai US$ 300 juta itu guna membayar utang DMDT ke kreditur perbankan.

Dalam prospektus penerbitan obligasi menyebutkan, DMDT akan menerima dana bersih senilai US$ 291,3 juta setelah dipotong biaya-biaya. DMDT telah mengamankan duit senilai US$ 12,9 juta guna membayar kupon pertama pada September 2019.

Hingga US$ 139,8 juta dari pendanaan bersih akan mengalir untuk membayar pinjaman dari Indonesian Eximbank, Nobu Bank, Rabobank, Panin Syariah, BRI Syariah, Bank Jateng, Bank Mandiri, Bank Muamalat, dan BPD Banten.

"Sedangkan hingga US$ 150 juta akan digunakan untuk bayar sebagian utang senior secured facility," tulis DMDT dalam prospektus.

Utang Rp 5,39 triliun

Dari laporan keuangan per Desember 2018, DMDT masih memiliki total utang sekitar Rp 5,39 triliun. Namun, tak seluruh beban utang tersebut akan dibayar DMDT. Misalnya utang terhadap pemegang saham senilai Rp 250 miliar dan utang kepada Bank BNI Syariah senilai Rp 186,9 miliar dikesampingkan.

Fitch menjelaskan, sampai kuartal I-2019, DMDT cuma mempunyai kas dan setara kas Rp 700 miliar. Nilai tersebut tak akan mencukupi kewajiban yang harus dipenuhi DMDT pada September mendatang. Fitch memprediksi pada kuartal III-2019 DMDT cuma memiliki kas Rp 400 mliar hingga Rp 450 miliar.

"Kami sudah bertemu dengan Duniatex Group untuk membahas rencana selanjutnya," kata Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji, Rabu (24/7).

Bank Muamalat memberikan fasilitas revolving yang hingga Juni 2019 tercatat outstanding Rp 125 miliar dengan status kolektabilitas 1.

Direktur Bisnis Komersial dan SME BNI Syariah Dhias Widhiyati menegaskan, kolektibilitas DMDT saat ini lancar dan ada jaminan aset tetap dengan rasio 192,65%.

Saat ini BNI Syariah sedang mempersiapkan upaya restrukturisasi utang.

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Penguatan IHSG Mulai Terbatas
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:38 WIB

Peluang Penguatan IHSG Mulai Terbatas

Potensi penguatan IHSG disokong mengalirnya dana asing (capital inflow ) ke pasar saham dalam negeri.

Emiten Ritel Gencar Tambah Toko Baru Biar Omzet Melaju
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:35 WIB

Emiten Ritel Gencar Tambah Toko Baru Biar Omzet Melaju

Mayoritas belanja modal atau capital expenditure (capex) emiten ritel digunakan untuk menambah jumlah toko baru

Indeks FTSE Punya Penghuni Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:33 WIB

Indeks FTSE Punya Penghuni Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya

Dua saham masuk ke dalam Indeks FTSE, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ). 

Awas, IHSG Rawan Longsor di Bulan Juni
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:30 WIB

Awas, IHSG Rawan Longsor di Bulan Juni

Dalam jangka pendek, meredanya perang dagang masih akan menopang IHSG. Namun penguatan IHSG sudah mulai terbatas dan rawan berbalik arah.

Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas di Awal Pekan
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:26 WIB

Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas di Awal Pekan

Penguatan rupiah berpotensi berlanjut pada perdagangan Senin (26/5). Penyebabnya, tekanan atas dolar AS diprediksi berlanjut.

Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Bisa Dilirik
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:23 WIB

Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Bisa Dilirik

Kinerja reksadana pendapatan tetap per 16 Mei 2025, mencatatkan return 2,58% secara year to date (ytd).

Emiten Properti Menanti Efek Pemangkasan Bunga Acuan
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:21 WIB

Emiten Properti Menanti Efek Pemangkasan Bunga Acuan

Kinerja emiten properti di semester II 2025 diproyeksi akan membaik seiring permintaan yang lebih meningkat

Bundamedik (BMHS) Perkuat Layanan Kesehatan Keluarga
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:15 WIB

Bundamedik (BMHS) Perkuat Layanan Kesehatan Keluarga

Layanan ini telah tersedia di beberapa jaringan BMHS seperti RSIA Bunda Jakarta, RSU Bunda Jakarta, RS Citra Harapan dan RS Bunda Margonda.

Daya Beli Lemah, Jumlah Pekurban Berpotensi Turun
| Senin, 26 Mei 2025 | 06:00 WIB

Daya Beli Lemah, Jumlah Pekurban Berpotensi Turun

Pasokan hewan kurban untuk tahun ini bisa mencapai 3,22 juta ekor sedangkan kebutuhannya adalah sebanyak 2,07 juta ekor,

Mengawali Pekan di Pekan Pendek, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (26/5)
| Senin, 26 Mei 2025 | 05:46 WIB

Mengawali Pekan di Pekan Pendek, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (26/5)

Pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan rupiah terkesan menguat, menjadi pemicu IHSG. 

INDEKS BERITA

Terpopuler