Reksadana Pendapatan Tetap Dibayangi Kenaikan Yield Obligasi

Selasa, 08 Februari 2022 | 07:00 WIB
Reksadana Pendapatan Tetap Dibayangi Kenaikan Yield Obligasi
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil atawa yield surat utang negara (SUN) terus naik. Namun, di satu sisi, kenaikan yield berpotensi menekan harga obligasi pemerintah. Kondisi ini akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja reksadana pendapatan tetap yang menjadikan obligasi sebagai underlying asset reksadana.

Kemarin, yield SUN acuan tenor 10 tahun menyentuh level tertinggi di 6,48%. Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu mengatakan tapering off Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga AS yang dipercepat membuat yield bergerak naik. Dampaknya, volatilitas di surat utang negara jadi tinggi dan memberi sentimen negatif pada kinerja reksadana pendapatan tetap.

Sentimen kenaikan suku bunga berpotensi makin menaikkan yield SUN bila di saat yang bersamaan likuiditas perbankan dalam menyerap SUN menurun. "Yield SUN dapat bergerak lebih tinggi hingga 6,75% karena dipengaruhi naiknya rasio GWM perbankan, yang menyebabkan likuiditas berkurang," kata Ika, Senin (7/2).

Meski begitu, bukan berarti investasi di reksadana pendapatan tetap tahun ini menjadi tidak menarik. Kinerja reksadana pendapatan tetap akan bergantung pada isi portofolio dalam reksadana tersebut, apakah obligasi pemerintah atau obligasi korporasi.

Analis menilai reksadana pendapatan tetap yang menanamkan mayoritas dana investasi di obligasi korporasi masih menarik dijadikan pilihan investasi. Selain memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang obligasi negara, pergerakan harga obligasi korporasi juga tidak terlalu fluktuatif.

"Obligasi korporasi akan didukung pemulihan ekonomi yang terus berjalan dan meningkatnya minat perusahaan mencari pendanaan lewat surat utang," kata Ika.

Avrist Asset Management juga memanfaatkan momen ini dengan meluncurkan reksadana terproteksi yang aset dasarnya sukuk korporasi dengan tenor tiga tahun. "Kami masih melihat ada permintaan yang cukup kuat dari investor terhadap jenis reksadana terproteksi, yang biasanya kinerjanya lebih unggul dari reksadana pasar uang dan deposito," kata Ika.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki menerapkan strategi defensif dalam  mengelola reksadana pendapatan tetap tahun ini. Ia memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap berkisar 5%-7% di tahun ini.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kilau Harga Emas, Tak Sejalan Besaran Cuan di Saham Antam (ANTM)
| Senin, 24 Februari 2025 | 21:12 WIB

Kilau Harga Emas, Tak Sejalan Besaran Cuan di Saham Antam (ANTM)

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan dan Wilbert Arifin menetapkan target harga ANTM di Rp 1.900 per saham.

Transaksi Jumbo di Pasar Negosiasi, GIC Jual Seluruh Kepemilikannya di EMTK & BUKA
| Senin, 24 Februari 2025 | 20:49 WIB

Transaksi Jumbo di Pasar Negosiasi, GIC Jual Seluruh Kepemilikannya di EMTK & BUKA

Merujuk data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 31 Januari 2025, kepemilikan GIC di EMTK berjumlah 4.290.909.100 saham (6,99%).

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir
| Senin, 24 Februari 2025 | 15:02 WIB

Transaksi IIMS 2025 Meningkat, Ini Penjualan Mobil Nasional Dalam 8 Tahun Terakhir

Nilai transaksi pada IIMS 2025 naik 3,2% menjadi Rp 6,91 triliun dari Rp 6,7 triliun pada tahun lalu.

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan
| Senin, 24 Februari 2025 | 13:07 WIB

Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Berdasarkan data BPS, India telah menjadi importir utama minyak sawit atau CPO Indonesia sejak tahun 2012.

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN
| Senin, 24 Februari 2025 | 11:28 WIB

Paling Moncer di LQ45 Pekan Lalu, Ini 10 Besar Investor Asing Pemilik Saham AMMN

Vanguar Group menjadi investor institusi asing yang paling banyak mendekap saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:21 WIB

Realisasi Penyaluran KUR Mencapai Rp 7 Triliun

Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR sebesar Rp 300 triliun pada tahun ini

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari
| Senin, 24 Februari 2025 | 09:01 WIB

Asing Masuk Rp 7,58 Triliun di Pekan Ketiga Februari

Aliran modal asing masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dan ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:27 WIB

Dana Pensiun Guru AS dan JP Morgan Paling Banyak Borong Saham TLKM, Intip Prospeknya

Salah satu tantangan yang dihadapi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) adalah pertumbuhan average revenue per user (ARPU).

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:16 WIB

Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran

Pemerintah berencana mengembalikan dana sebesar Rp 58 triliun kepada 17 kementerian dan lembaga (K/L)

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar
| Senin, 24 Februari 2025 | 08:07 WIB

Kepemilikan SBN oleh BI Bakal Makin Besar

Menilik efek dari rencana Bank Indonesia menjadi pembeli surat berharga negara (SBN) untuk mendanai program 3 juta rumah

INDEKS BERITA

Terpopuler