Reksadana Sucorinvest Masuk ke Saham Buyung Poetra (HOKI)

Rabu, 08 Januari 2020 | 11:28 WIB
Reksadana Sucorinvest Masuk ke Saham Buyung Poetra (HOKI)
[ILUSTRASI. Beras cap Topi Koki yang diproduksi PT Buyung Poetra Sembada Tbk, di etalase salah satu pusat perbelanjaan (16/08/2017). KONTAN/Daniel Prabowo ]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sucor Asset Management menambah portofolio salah satu reksadana saham andalannya.

Reksadana Sucorinvest Equity Fund yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) tersebut kini tercatat pemegang saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).

Per 3 Januari 2019 Sucorinvest Equity Fund mengantongi 160.232.400 unit, setara 6,74% saham HOKI.

Sehari sebelumnya, tidak ada data kepemilikan reksadana tersebut dalam laporan kepemilikan efek di atas 5% yang disampaikan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Sucor Asset Management tampaknya mengumpulkan saham HOKI dari tangan investor publik. 

Baca Juga: Pabrik Beras Anyar HOKI Rampung Tahun Depan

Pasalnya, tidak ada data perubahan kepemilikan investor kakap lain.

Data RTI menunjukkan, per 31 Desember 2019, sebanyak 66,10% saham HOKI dikuaai oleh PT Buyung Investama Gemilang.

Per 3 Januari 2020, kepemilikan pemegang saham pengendali HOKI tersebut tidak mengalami perubahan seiring masuknya Sucorinvest Equity Fund.

Sisanya, sekitar 806,98 juta saham dimiliki oleh investor publik dengan kepemilikan di bawah 5%. 

Mayoritas LQ45

Saham HOKI sendiri tengah berada dalam tren koreksi jangka pendek. 

Setelah sempat mencapai level Rp 950 per saham pada 20 Desember 2019, per 8 Januari 2019 pukul 10.59 saham produsen beras itu berada di Rp 875 per saham.

Di sisi lain, Reksadana Sucorinvest Equity Fund lebih banyak menempatkan dana di saham-saham LQ45, meskipun HOKI bukanlah salah satu anggota indeks saham tersebut.

Merujuk kebijakan dan strategi investasi pengelolaan reksadana tersebut dalam laporan bulanan November 2019, Porsi dana di efek ekuitas minimal 80% hingga maksimal 100%.

Baca Juga: Saham Pertambangan Kian Seksi di Tengah Konflik Geopolitik, Simak Rekomendasi Analis premium

Nah, minimum 60% dari keseluruhan efek ekuitas diinvestasikan pada saham-saham LQ45.

Bobot terbesar ada di saham sektor komoditas dan keuangan.

Per November 2019, alokasi dana terbesar ditempatkan di saham ANTM, ASII, BBNI, BBRI dan GGRM.

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler