Rencana Investasi

Selasa, 18 April 2023 | 08:00 WIB
Rencana Investasi
[]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar baik seputar niat Indonesia untuk memiliki industri baterai kendaraan listrik muncul akhir pekan lalu.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan tentang niat Volkswagen terlibat dalam pembangunan ekosistim baterai kendaraan listrik di Indonesia. 

Pernyataan Bahlil itu muncul di saat delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo mengunjungi pameran industri Hannover Messe.

Dalam ajang itu, rombongan pejabat Indonesia dikabarkan menggelar pertemuan dengan sejumlah korporasi dunia asal Eropa, seperti raksasa otomotif Volkswagen, jawara kimia BASF serta Eramet, perusahaan pertambangan dunia.

Dalam video yang ditayangkan akun Sekretariat Presiden di Youtube, Menteri Bahlil menyebut sejumlah rencana kerjasama. 

Volkswagen, melalui anak usahanya, Power Co akan ikut dalam proyek pembangunan smelter di Sulawesi Selatan. Pihak lain yang sudah ada di proyek tersebut adalah Vale Indonesia, raksasa otomotif asal Amerika Serikat (AS) Ford dan perusahaan tambang asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt.

Volkswagen, menurut Bahlil, juga akan bekerjasama dengan Eramet dan perusahaan nasional, Grup Kalla serta Merdeka.

Sementara BASF disebut akan berinvestasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil senilai  US$ 2,6 miliar. BASF, menurut Bahlil, juga akan menggandeng Eramet dalam proyek yang tidak dirinci.

Semoga saja, sejumlah rencana yang disampaikan Menteri Bahlil bisa bergulir cepat. Mengingat, beberapa kabar sebelumnya mengenai rencana investasi di ekosistem baterai kendaraan listrik di negeri ini, seakan tidak berlanjut.  

Mereka yang pernah disebut-sebut berniat untuk mengembangkan ekosistim baterai bagi kendaraan listrik seperti Foxconn dan Tesla. Dari sekian banyak rencana investasi perusahaan asing di sektor baterai kendaraan listrik yang pernah tersebut, kenyataannya baru ada pemain  lokal dan perusahaan asal Tiongkok yang meramaikan sektor hilir nikel.

Hanya para calon investor, dan  mungkin sebagian pejabat di negeri ini, yang mengetahui alasan mengapa rencana-rencana investasi seputar baterai listrik berjalan lamban. 

Mengingat status Indonesia sebagai negeri produsen nikel terbesar di dunia, kita bisa berharap apa yang terjadi saat ini sekadar penundaan. Dan bukan karena rencana yang disebut itu dari awalnya hanyalah klaim sepihak.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler