Restrukturisasi Bisnis Menekan Laba Bersih Citigroup Inc di Kuartal Keempat

Sabtu, 15 Januari 2022 | 10:59 WIB
Restrukturisasi Bisnis Menekan Laba Bersih Citigroup Inc di Kuartal Keempat
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo Citigroup di New York Stock Exchange, 16 Oktober 2012. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Agenda restrukturisasi yang digulirkan Citigroup Inc mengakibatkan dampak bagi kinerja keuangannya. Itu terlihat dari laba kuartal keempat tahun lalu Citibank yang turun sebesar 26%.

Bank pada Jumat (14/1) mengatakan hasil usahanya tertekan oleh biaya setelah pajak yang mencapai US$ 1,1 miliar. Biaya-biaya itu berkaitan dengan upaya Citi melakukan divestasi bisnis consumer banking di luar Amerika Serikat (AS).

Citi memasuki tahap terakhir pelepasan bisnis konsumen di luar AS. Penjualan ini merupakan bagian dari agenda pembaruan yang dipelopori Jane Fraser, yang menjadi Chief Executive Officer bank tersebut sejak Maret lalu.

Biaya operasional meningkat 18% dari tahun sebelumnya. Untuk on-going business, bank membukukan kenaikan biaya sebesar 8%.

Baca Juga: Google Mewajibkan Tes Covid-19 Mingguan Bagi Orang yang Masuk ke Kantornya di AS

Citi juga menghabiskan sumberdayanya untuk memperbaiki sejumlah masalah dalam sistim pengendaliannya, yang telah diidentifikasi regulator. Proses yang telah bergulir selama beberapa kuartal terakhir itu, memicu investor mempertanyakan tentang biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan.

Pada pekan ini bank mengumumkan penghentian bisnis consumer bankingnya  yang berskala besar di Meksiko. Pernyataan itu menyusul pengumumannya tentang penjualan unit bisnis ritelnya di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam ke pemberi pinjaman yang berbasis di Singapura United Overseas Bank.

Fraser mengatakan, keputusan atas bisnis di Meksiko merupakan langkah besar terakhir, yang berhulu dari strategi baru bank tersebut, yaitu fokus ke bisnis institusional. Dia mengatakan bisnis di Meksiko merupakan "harta karun." Namun, pasar itu untuk orang lain.

"Visi kami untuk Citi adalah menjadi bank unggulan bagi institusi yang memiliki kebutuhan di banyak negara," kata Fraser kepada para analis.

Baca Juga: Gelar IPO, LG Energy Solution Raup Dana Segar US$ 10,8 Miliar

Ia menambahkan bahwa Citi juga berambisi menjadi "pemimpin dalam wealth management di tingkat global. Serta pemain utama di bisnis pembayaran konsumen dan pinjaman di AS."

Biaya Citigroup juga meningkat sejalan dengan semakin ketatnya persaingan di antara bank-bank di Wall Street dalam merekrut profesional. Untuk mendapat talent yang oke, bank global berlomba menawarkan remunerasi, seperti gaji dan bonus bernilai tinggi.

"Kami telah melihat beberapa tekanan dalam apa yang harus dibayar untuk menarik bakat," kata Chief Financial Officer Mark Mason dalam konferensi pers.

Biaya yang lebih tinggi menekan laba bank menjadi US$ 3,2 miliar, atau US$ 1,46 per saham, pada kuartal yang berakhir 31 Desember, dibandingkan US$ 4,3 miliar, atau US$ 1,92 per saham pada tahun sebelumnya. 

Penurunan laba menekan harga saham perusahaan turun 3,5% di awal perdagangan Jumat. Kerugian saham Citi di hari itu berkurang setelah CFO Mason mengkonfirmasi bahwa perusahaan akan melanjutkan pembelian kembali saham sesuai rencana.

Saham ditutup turun 1,2% pada hari Jumat.

Citi menangguhkan pembelian kembali saham pada kuartal keempat untuk memperkuat  modal agar mampu mengimbangi biaya yang muncul dari penutupan bisnisnya di Korea Selatan. Penguatan modal juga mengantisipasi dampak aturan baru tentang risiko derivatif.

Tanpa menghitung pukulan dari divestasi bisnisnya di Asia, bank memperoleh keuntungan sebesar US$ 1,99 per saham. Analis rata-rata mengharapkan keuntungan US$ 1,38 per saham, menurut data Refinitiv IBES.

Baca Juga: Penjualan Mobil Honda Tumbuh 15% Sepanjang 2021, Ini Model Terlarisnya

Pendapatan perbankan konsumen globalnya turun 6% karena pemegang kartu kredit bermerek Citi di Amerika Utara melunasi tagihannya, menutup peluangnya untuk mengail pendapatan bunga.

"Tingkat pembelanjaan telah meningkat, itu bagus, tetapi kita harus melihat itu terwujud dalam saldo pendapatan bunga rata-rata yang berarti tingkat pembayaran harus dinormalisasi," kata Mason.

Pendapatan dari Treasury and Trade Solutions, yang umumnya dianggap sebagai bisnis korporat terkuat Citigroup, turun 1% karena suku bunga rendah.

Pendapatan bunga bersih (NII) bank secara keseluruhan terlihat mendatar dari tahun ke tahun di US$ 10,82 miliar, sejalan dengan tidak bergeraknya nilai pinjaman sektor korporasi. Namun NII dari bisnis pinjaman dasar bank di luar pasar naik 0,6%.

Baca Juga: Penjualan Menyentuh Rekor, Penggemar NFT Terus Meluas

Margin bunga bersih, yang mengukur perbedaan antara apa yang Citigroup bayar untuk uang dan hasilkan dari pinjaman dan sekuritas, turun menjadi 1,98% dari 2,06% di tahun sebelumnya.

Titik terang selama kuartal tersebut adalah bisnis perbankan investasi bank, yang membukukan kenaikan pendapatan sebesar 43%.

Total pendapatan meningkat 1% dari tahun sebelumnya menjadi $17 miliar.

Pesaing Citibank di Wall Street, seperti JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co juga melaporkan kinerja keuangannya pada Jumat. Kedua bank itu membukukan keuntungan yang lebih tinggi daripada rata-rata proyeksi analis.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarif Impor Tembaga AS Naik 50%, AMMN hingga MDKA Diproyeksi Diuntungkan Meski Sesaat
| Rabu, 09 Juli 2025 | 22:15 WIB

Tarif Impor Tembaga AS Naik 50%, AMMN hingga MDKA Diproyeksi Diuntungkan Meski Sesaat

Kelebihan pasokan di pasar global akibat kebijakan tarif impor Trump pada akhirnya malah bisa menekan harga tembaga.

Meski Investor Asing Jor-joran Jualan, Harga ADRO Relatif Anteng Berkat Buyback Saham
| Rabu, 09 Juli 2025 | 21:07 WIB

Meski Investor Asing Jor-joran Jualan, Harga ADRO Relatif Anteng Berkat Buyback Saham

Dalam beberapa bulan terakhir banyak investor institusi asing yang melego saham ADRO dengan volume yang cukup besar.

Saham CDIA bisa Serupa BREN & CUAN, Minat Pasar Besar tapi Berpotensi Diganjal BEI
| Rabu, 09 Juli 2025 | 16:44 WIB

Saham CDIA bisa Serupa BREN & CUAN, Minat Pasar Besar tapi Berpotensi Diganjal BEI

Saham-saham pendatang baru yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu selalu diburu pelaku pasar sehingga bisa ARA berhari-hari usai listing.

Ekspektasi Konsumen dan CEO Sama-Sama Rendah
| Rabu, 09 Juli 2025 | 11:57 WIB

Ekspektasi Konsumen dan CEO Sama-Sama Rendah

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni 2025 mencapai 117,8, naik dari 117,5 tetapi masih bergerak di sekitar level terendah dalam 3 tahun. 

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik
| Rabu, 09 Juli 2025 | 09:30 WIB

Akses Pendanaan ke Bank Terbatas, Fenomena Gagal Bayar Korporasi ke Pinjol Kian Naik

Terjadi kenaikan proporsi pinjaman daring ke perusahaan non-UMKM dibandingkan UMKM di pertengahan tahun lalu hingga Februari 2025.

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)
| Rabu, 09 Juli 2025 | 08:51 WIB

Profit 25,13% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah Lagi (9 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 8 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.894.000 per gram.

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:57 WIB

Pertamina Patra Niaga Merombak Jajaran Direksi

Menurut Heppy, Pertamina Patra Niaga mendukung dan comply pada kebijakan dan keputusan pemegang saham.

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:53 WIB

Opsi Penunjukan Langsung Pengelola Blok Migas

Opsi penunjukan langsung WK migas ini disampaikan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat mengungkapkan urgensi revisi UU  Migas.

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:47 WIB

TINS dan PTBA Siap Ikuti Aturan Baru

Enteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, skema tahunan lebih relevan dalam merespons fluktuasi harga dan permintaan pasar global

 Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar
| Rabu, 09 Juli 2025 | 06:42 WIB

Pengusaha Batubara Tolak Pungutan Bea Keluar

Rencana pemerintah mengenakan bea keluar semakin membebani pelaku industri batubara yang sudah banyak menanggung sejumlah pungutan

INDEKS BERITA

Terpopuler