Return ETF Bisa Lebih Baik dari IHSG

Kamis, 28 Maret 2019 | 06:44 WIB
Return ETF Bisa Lebih Baik dari IHSG
[]
Reporter: Amalia Fitri, Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah potensi bullish pasar saham Indonesia, produk exchange traded fund (ETF) memiliki prospek yang menarik bagi para investor. Terlebih kini semakin banyak manajer investasi yang percaya diri menerbitkan produk ETF.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, saat ini mayoritas ETF yang beredar di Indonesia memiliki acuan berupa indeks konstituen, seperti LQ45, IDX30, SRI-KEHATI dan sebagainya.Hal ini cukup menguntungkan lantaran pasar saham secara umum dalam tren positif sepanjang tahun ini.

Secara historis pun, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) positif, maka indeks konstituen berpotensi mencetak kinerja di atas IHSG. "Tahun ini IHSG diprediksi bisa tumbuh 10%. Indeks lain seperti SRI-KEHATI bisa tumbuh sekitar 12% hingga 15%," jelas Wawan.

Direktur Utama Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi menambahkan, keunggulan produk ETF lainnya adalah sisi transparansi. Sebab, investor bisa memantau seluruh isi portofolio dari ETF yang dimilikinya.

Risiko ETF juga lebih terdiversifikasi, mengingat portofolio instrumen ini berisi seluruh saham yang terdapat di dalam indeks yang menjadi acuan. "Return yang diperoleh lebih kompetitif dan menggambarkan kinerja indeks," ujar dia.

Tetapi perlu diingat, keuntungan tersebut bisa berubah jadi risiko bagi investor. Sebab, ketika IHSG bergejolak, indeks yang jumlah saham anggotanya lebih sedikit rentan terkoreksi lebih dalam.

Investor pun mesti sadar ETF didesain agar imbal hasilnya dapat menyerupai kinerja indeks. Hasilnya, manajer investasi tinggal memastikan supaya tracking error ETF dengan indeks acuannya mengecil. Hal tersebut justru membuat kinerja ETF terlihat lebih konsisten sekaligus mudah diprediksi ketimbang reksadana saham biasa.

Selain itu, investor juga perlu mencermati risiko likuiditas. Pasalnya, sejauh ini transaksi ETF di pasar sekunder lebih minim dibanding di pasar primer.

Risiko ini dapat diminimalisir apabila investor memiliki ETF berjumlah satu unit kreasi atau 100.000 unit penyertaan. Jumlah unit sebanyak itu dirasa cukup aman bagi investor jika ingin bertransaksi di pasar sekunder. "Kalau kurang dari itu, investor bisa terancam mendapat harga jual yang di bawah harga pasar," tambah Wawan.

Perbaikan industri

Terlepas dari risiko yang ada, Wawan melihat permintaan terhadap ETF akan terus meningkat di masa mendatang. Fitur-fitur yang dimiliki oleh ETF pun menjadikan instrumen ini sebagai salah satu inovasi baru dalam berinvestasi.

"Investor ETF akan terus bertambah mengingat jumlah reksadana saham konvensional yang mampu mengalahkan kinerja indeks secara konsisten relatif jarang ditemukan," ungkap Wawan.

Di sisi lain, Presiden Direktur Pinnacle Investment Guntur Putra menilai, transaksi ETF lebih banyak terjadi di pasar primer dibanding pasar sekunder. Ini perlu segera dibenahi. Karena selama ini peran dealer partisipan masih sangat minim di industri ETF.

Untuk meningkatkan industri ETF, perlu adanya kerjasama dan perbaikan lebih baik dari industri regulator, bursa efek, dealer partisipan, serta manajer investasi. Selain itu, perlu ada sosialisasi dan edukasi ETF secara aktif dan menyeluruh.

Terlebih, saat ini, hanya ada tiga dealer partisipan ETF dengan produk ETF dan MI yang berbeda-beda. "Lalu, dari sisi spread, pasar sekunder masih sedikit lebih lebar daripada di pasar primer, hal inilah yang membuat investor lebih banyak bertransaksi di pasar primer," terang Guntur. Ia menilai, jika hambatan ini diselesaikan, transaksi di pasar sekunder tidak hanya lebih menarik, likuiditas ETF juga bisa meningkat.

Bagikan

Berita Terbaru

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun
| Selasa, 05 November 2024 | 07:26 WIB

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun

Kebijakan hapus tagih kredit bagi petani dan nelayan menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

INDEKS BERITA

Terpopuler