Review Kurs Rupiah: Berkat Suku Bunga Turun

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 07:35 WIB
Review Kurs Rupiah: Berkat Suku Bunga Turun
[ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal dan keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan berhasil menjadi penguat kurs rupiah pekan ini.

Kemarin, di pasar spot, kurs tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 14.215 per dollar Amerika Serikat (AS).

Bila dihitung dalam sepekan, kurs rupiah juga berhasil menanjak 0,17%.

Namun, kurs rupiah versi BI pada akhir pekan ini melemah 0,10% menjadi Rp 14.249 per dollar AS jika dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam seminggu terakhir, kurs JISDOR cuma menguat tipis 0,07%.

Menurut Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, kurs rupiah menguat karena pelaku pasar cenderung wait and see sambil menanti pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam Jackson Hole Symposium.

Baca Juga: Trump bertanya siapa musuh terbesar AS, Ketua The Fed Powell atau Presiden China Xi?

Pelaku pasar masih berharap The Fed melakukan pelonggaran kebijakan dengan cara lebih agresif memangkas suku bunga.

Namun, menilik notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30–31 Juli lalu, petinggi The Fed menganggap penurunan suku bunga yang sudah dilakukan bukan merupakan awal dari era bunga rendah.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menambahkan, kurs rupiah juga mendapatkan angin segar setelah BI kembali memangkas suku bunga acuan atawa BI 7-day repo rate (BI 7-DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% pada Kamis lalu (22/8).

Ini menjadi penurunan kedua secara berturut-turut. "Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pelaku usaha untuk mendorong ekonomi," kata dia.

Baca Juga: BI kembali pangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 5,5%

Tapi Bhima memprediksi, kurs rupiah bakal berbalik arah pekan depan.

Pidato Powell diprediksi hawksih dan membuat dollar AS perkasa. Dia memperkirakan, kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.270–Rp 14.320 per dollar AS.

Sedang Ibrahim menghitung, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 14.200–Rp 14.300 per dollar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Emiten Batubara Mengerek Target Penjualan dan Produksi
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:15 WIB

Emiten Batubara Mengerek Target Penjualan dan Produksi

Kendati masih ada sejumlah sentimen negatif, emiten batubara mengerek produksi dan penjualan pada tahun ini. 

Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Naik di Awal 2025
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:10 WIB

Rasio Kredit Macet Rumah Tangga Naik di Awal 2025

Peningkatan NPL ini membuat perbankan lebih berhati-hati menyalurkan kredit karena melihat risiko kredit yang tinggi.  

Pemadam
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:09 WIB

Pemadam

Penanganan bencana banjir dengan gaya pemadam ini, mengingatkan pada penanganan lonjakan harga komoditas pangan.

Tambah Modal, Indomobil (IMJS) Berniat Menggelar Rights Issue
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:05 WIB

Tambah Modal, Indomobil (IMJS) Berniat Menggelar Rights Issue

Emiten otomotif milik Grup Salim itu berencana mengeluarkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 200 per saham.

Saham Teknologi Ngegas Saat Bursa Saham Lunglai
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:05 WIB

Saham Teknologi Ngegas Saat Bursa Saham Lunglai

Indeks sektor teknologi menjadi satu-satunya indeks sektoral yang menguat di tengah kondisi pasar yang tengah bearish.

IHSG Diramal Bergerak Mixed Menanti Data Cadangan Devisa
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:00 WIB

IHSG Diramal Bergerak Mixed Menanti Data Cadangan Devisa

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (7/3) akan bergerak mixed cenderung melemah terbatas setelah gagal breakout MA20 

Bank Raya Salurkan Kredit Digital Tenor Pendek Rp 20 Triliun Tahun 2024
| Jumat, 07 Maret 2025 | 03:00 WIB

Bank Raya Salurkan Kredit Digital Tenor Pendek Rp 20 Triliun Tahun 2024

Bank Raya menargetkan disbursement kredit digital tumbuh 30%-40% pada tahun 2025 dari sekitar Rp 20 triliun tahun 2024

Pengendali Gencar Borong Saham
| Jumat, 07 Maret 2025 | 02:45 WIB

Pengendali Gencar Borong Saham

Mengupas dampak aksi beli pengendali saham ke prospek emiten. Bagaimana trading plan yang harus dilakukan investor?

Jangan Hanya Efisiensi Belanja
| Jumat, 07 Maret 2025 | 02:28 WIB

Jangan Hanya Efisiensi Belanja

Bukan hanya inefisiensi anggaran belanja, inefisiensi di sisi anggaran pendapatan juga mengalami masalah yang tidak kalah besar.

Incar Dana Jumbo, Produsen Permen Yupi Menggelar IPO
| Jumat, 07 Maret 2025 | 02:15 WIB

Incar Dana Jumbo, Produsen Permen Yupi Menggelar IPO

Pada masa penawaran awal,  PT Yupi Indo Jelly Gum memasang harga IPO di rentang Rp 2.100–Rp 2.500 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler