Rights Issue BBRI, Seluruh Direktur Bank BRI Ikut Berpartisipasi dan Eksekusi Haknya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rights issue BBRI rupanya tidak hanya menarik minat para investor, baik institusi maupun ritel. Para Direktur di Bank BRI rupanya juga tidak mau ketinggalan hajatan rights issue terbesar ketiga di kawasan asia tersebut.
Sebelumnya, seluruh direktur Bank BRI yang berjumlah 12 orang memang tercatat telah memiliki saham BBRI.
Nah, merujuk laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 September 2021, 12 direktur Bank BRI ikut mengambil bagian dalam penambahan modal dengan pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue BBRI.
Eksekusi atas hak dalam rights issue itu membuat kepemilikan para direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atas saham BBRI bertambah.
Kepemilikan Sunarso, Direktur Utama (Dirut) Bank BRI misalnya, naik dari 1.008.000 saham menjadi 1.353.656 saham.
Sementara Wakil Dirut Bank BRI Catur Budi Harto kini memiliki 404.957 saham BBRI, dari sebelumnya yang 329.200 saham.
Sedangkan A Solichin Lutfiyanto, Direktur Kepatuhan Bank BRI, masih tercatat sebagai direktur yang paling banyak mengempit saham BBRI. Kepemilikannya telah bertambah dari 1.819.400 menjadi 2.233.170 saham.
Baca Juga: Mansuetus Darto, Sekjen SPKS: Kami Optimistis Moratorium Sawit Berlanjut
Arga M Nugraha, Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI masih menjadi direktur yang paling sedikit memiliki saham BBRI. Sebelum rights issue ia hanya memiliki 57.300 saham BBRI dan kini bertambah menjadi 70.485 saham.
Bank BRI memang baru saja menuntaskan aksi pengumpulan dana lewat rights issue yang terbesar di Indonesia dan asia tenggara, nomor tiga di asia tenggara, dan paling besar nomor tujuh di dunia.
Total nilai rights issue yang diperoleh BBRI mencapai Rp 95,9 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah.
Lalu sebesar Rp 41,2 triliun diantaranya dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik. Dari jumlah tersebut, Rp 27,9 triliun di antaranya berasal dari pemegang saham asing.
Selanjutnya: Saratoga dan Provident Capital Divestasi Produsen CPO, Dampaknya Signifikan ke PALM