Rights Issue BBRI, Seluruh Direktur Bank BRI Ikut Berpartisipasi dan Eksekusi Haknya

Minggu, 03 Oktober 2021 | 10:30 WIB
Rights Issue BBRI, Seluruh Direktur Bank BRI Ikut Berpartisipasi dan Eksekusi Haknya
[ILUSTRASI. Jajaran direksi Bank BRI tengah berpose. Seluruh direktur Bank BRI ikut berpartisipasi dan mengeksekusi haknya dalam rights issue BBRI. DOK/BBRI]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rights issue BBRI rupanya tidak hanya menarik minat para investor, baik institusi maupun ritel. Para Direktur di Bank BRI rupanya juga tidak mau ketinggalan hajatan rights issue terbesar ketiga di kawasan asia tersebut.

Sebelumnya, seluruh direktur Bank BRI yang berjumlah 12 orang memang tercatat telah memiliki saham BBRI. 

Nah, merujuk laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 September 2021, 12 direktur Bank BRI ikut mengambil bagian dalam penambahan modal dengan pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue BBRI.

Eksekusi atas hak dalam rights issue itu membuat kepemilikan para direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk  atas saham BBRI bertambah.

 

 

Kepemilikan Sunarso, Direktur Utama (Dirut) Bank BRI misalnya, naik dari 1.008.000 saham menjadi 1.353.656 saham.

Sementara Wakil Dirut Bank BRI Catur Budi Harto kini memiliki 404.957 saham BBRI, dari sebelumnya yang 329.200 saham.

Sedangkan A Solichin Lutfiyanto, Direktur Kepatuhan Bank BRI, masih tercatat sebagai direktur yang paling banyak mengempit saham BBRI. Kepemilikannya telah bertambah dari 1.819.400 menjadi 2.233.170 saham.

Baca Juga: Mansuetus Darto, Sekjen SPKS: Kami Optimistis Moratorium Sawit Berlanjut

Arga M Nugraha, Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI masih menjadi direktur yang paling sedikit memiliki saham BBRI. Sebelum rights issue ia hanya memiliki 57.300 saham BBRI dan kini bertambah menjadi 70.485 saham.

Bank BRI memang baru saja menuntaskan aksi pengumpulan dana lewat rights issue yang terbesar di Indonesia dan asia tenggara, nomor tiga di asia tenggara, dan paling besar nomor tujuh di dunia. 

Total nilai rights issue yang diperoleh BBRI mencapai Rp 95,9 triliun. Perinciannya, sebesar Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah.

Lalu sebesar Rp 41,2 triliun diantaranya dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik. Dari jumlah tersebut, Rp 27,9 triliun di antaranya berasal dari pemegang saham asing.

Selanjutnya: Saratoga dan Provident Capital Divestasi Produsen CPO, Dampaknya Signifikan ke PALM

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:45 WIB

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas

Produk exchange-traded fund (ETF) emas siap meluncur awal tahun depan dari sejumlah manajer investasi (MI)

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:38 WIB

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar menantikan rilis data penjualan ritel bulan Oktober 2025 yang diproyeksikan tumbuh 4% secara tahunan. Meningkat dari 3,7% pada September.

Nilai Tukar Rupiah pada Rabu (10/12) Menanti Data Ekonomi
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah pada Rabu (10/12) Menanti Data Ekonomi

Ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve masih menjadi sentimen dominan yang menahan penguatan dolar AS.

Harga Energi Masih Akan Tertekan Hingga Awal 2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Energi Masih Akan Tertekan Hingga Awal 2026

Proyeksi surplus dari IEA hingga 2026 serta revisi prospek surplus kuartal III oleh OPEC+ sebagai faktor pengganjal harga. 

Bank Digital Pacu Pertumbuhan Kredit Lewat Direct Lending
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:13 WIB

Bank Digital Pacu Pertumbuhan Kredit Lewat Direct Lending

Kredit bank digital Indonesia tumbuh hingga Oktober 2025, dengan Bank Jago pimpin Rp 23,78 triliun, tunjukkan tren direct lending.

Demutualisasi BEI
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:10 WIB

Demutualisasi BEI

Demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tak boleh mengenyampingkan kepentingan jutaan investor saham.

Transaksi Digital Kian Melonjak
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:10 WIB

Transaksi Digital Kian Melonjak

BI laporkan transaksi pembayaran digital 2025 capai 39,87 miliar, pertumbuhan 10,8% YoY, meski risiko perlambatan muncul.

Kredit Menganggur di Bank Kian Menumpuk
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:08 WIB

Kredit Menganggur di Bank Kian Menumpuk

Data BI Oktober 2025 tunjukkan kredit menganggur 22,97% total, naik ke Rp 2,45 triliun, menandakan permintaan kredit masih lemah.

INDEKS BERITA

Terpopuler