Saratoga dan Provident Capital Divestasi Produsen CPO, Dampaknya Signifikan ke PALM

Minggu, 03 Oktober 2021 | 09:47 WIB
Saratoga dan Provident Capital Divestasi Produsen CPO, Dampaknya Signifikan ke PALM
[ILUSTRASI. Dari kanan: Presdir PT Provident Agro Tbk (PALM) Tri Boewono Komisaris, Presiden Komisaris Maruli Gultom dan Komisaris Independen Johnson Chan saat RUPST dan RUPSLB di Jakarta, Kamis (30/7/2021). KONTAN/Baihaki]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Provident Agro Tbk atau PALM, Saratoga Sentra Business dan Provident Capital berencana menjual seluruh saham yang mereka miliki di PT Mutiara Agam. Nilai 100% saham PT Mutiara Agam, yang merupakan produsen crude palm oil (CPO) itu sebesar Rp 502,5 miliar.

Namun, divestasi PT Mutiara Agam akan berdampak sangat signifikan terhadap perusahaan milik Saratoga dan Provident Capital tersebut. Rencana transaksi tersebut berpotensi mengakibatkan terganggunya kelangsungan usaha PALM.

Perjanjian jual beli bersyarat sudah ditandatangani pada 22 September 2021. Sementara target pelaksanaan rencana transaksi paling lambat pada 30 November 2021 atau tanggal lainnya yang dapat disetujui secara tertulis oleh para pihak.

 

 

Sebagai pihak penjual adalah PALM,  Provident Capital Indonesia dan Saratoga Sentra Business. Per 31 Maret 2021, PALM memiliki 99,998% saham PT Mutiara Agam. Sementara Provident Capital Indonesia dan Saratoga Sentra Business masing-masing memiliki 0,001%.

Pihak pembeli adalah tiga perusahaan yang terafiliasi, yakni PT Global Indo Bersaudara, PT Duta Agro Makmur Indah dan PT Lambang Jaya Agro Perkasa.

Baca Juga: TOWR Sah Menjadi Pemilik Baru SUPR

Transaksi jual beli ini tergolong material berdasarkan POJK 17/2020. Lantaran PT Mutiara Agam berkontribusi lebih dari 20% terhadap total pendapatan PALM.

Merujuk keterbukaan informasi yang dirilis PALM (1/10) per 31 Maret 2021, nilai pendapatan PT Mutiara Agam sekitar Rp 66,65 miliar. Nah, nilainya sama dengan pendapatan PALM yang dilaporkan dalam laporan keuangan kuartal I-2021.

Dengan demikian, jika saham PT Mutiara Agam jadi dijual, dampaknya akan sangat signifikan terhadap kinerja PALM ke depan.

Untuk memuluskan agenda divestasi tersebut, PALM akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) Independen pada Selasa, 9 November 2021.

Per 31 Agustus 2021 mayoritas saham PALM dikuasai dan dikendalikan Saratoga dan Provident. Saratoga Sentra Business menguasai 44,875% saham PALM.

Sementara Provident Capital Indonesia mengempit 44,163%. Lalu investor publik memiliki 10,348% saham PALM.

Selanjutnya: Berhati-Hati Menyikapi Emiten Saham yang Akan Delisting

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA