Rilis Sukuk Rp 1 Triliun, Moratelindo Menjanjikan Imbalan hingga 10%

Kamis, 13 Juni 2019 | 08:54 WIB
Rilis Sukuk Rp 1 Triliun, Moratelindo Menjanjikan Imbalan hingga 10%
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selepas pemilihan umum, sejumlah perusahaan mulai rajin menawarkan surat utang. Terbaru, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) menerbitkan obligasi syariah atau sukuk bertajuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Moratelindo.

Perusahaan ini membidik target penghimpunan dana senilai total Rp 3 triliun dari penerbitan surat utang syariah itu. Di tahap pertama, Moratelindo akan menerbitkan sukuk ijarah dengan nilai Rp 1 triliun. Surat utang syariah yang ditawarkan ke masyarakat sejak 12 Juni hingga 19 Juni ini dibagi dalam dua seri.

Sukuk seri A bakal memiliki tenor 3 tahun dengan imbalan di kisaran 9,4%–9,9%. Sementara seri B bakal memberi imbal hasil di rentang 10%–10,5% dengan tenor 5 tahun.

Penggunaan dana sukuk ini akan dibagi dua. Wakil Direktur Utama Moratelindo Jimmy Kadir mengatakan, 85% dana penerbitan sukuk untuk investasi. "Utamanya untuk backbone atau perluasan jaringan," tambah dia.

Dana hasil penerbitan sukuk yang selebihnya akan digunakan untuk memenuhi modal kerja. Sebagai gambaran, penerbitan sukuk Moratelindo ini sudah memperoleh pemeringkatan Sukuk Ijarah idA(sy) dari Pefindo.

Executive Director Head of Investment Banking Mandiri Sekuritas Primonanto Budiatmojo mengatakan, spread imbalan antara kupon sukuk Moratelindo dengan yield surat utang negara pun cukup tinggi. Hal ini membuat sukuk ini menarik bagi investor.

Kemarin, yield SUN acuan tenor tiga tahun berada di level 7,146%. "Menurut saya imbalan sukuk ini cukup murah hati, karena mencapai 9,4%–9,9% untuk tenor tiga tahun. Itu level cukup tinggi," terang Primonanto.

Walau memberikan kupon yang cukup tinggi, pengamat pasar modal Anil Kumar menilai, sukuk Moratelindo hanya diminati investor khusus saja. Karena, minat investor membeli obligasi korporasi saat ini sedang dalam tren penurunan.

Ini terjadi akibat pelemahan ekonomi global. "Tapi kalau dilihat dari imbal hasil yang ditawarkan Moratelindo sudah cukup untuk sukuk dengan rating A dan sekarang tinggal melihat kebutuhan investor, apakah mereka tertarik dengan rating tersebut," jelas Anil, Rabu (12/6).

Dengan kondisi saat ini, sebenarnya investor lebih tertarik masuk pada surat utang yang memiliki peringkat minimal AA-. Karena tidak semua investor hanya tertarik pada imbal hasil yang tinggi, tapi juga memperhatikan kesehatan keuangan dari sektor dan perusahaan penjual surat utang tersebut.

"Bagi peminat obligasi dengan rating di bawah A, ini merupakan saat untuk masuk. Apalagi imbal hasil yang ditawarkan juga mencapai 10% lebih, tapi risikonya juga tinggi," tambah Anil.

Bagikan

Berita Terbaru

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:11 WIB

Perbankan Perkuat Kapasitas dan Keamanan Sistem TI

Sejumlah bank memastikan layanan digital akan tetap andal dalam melayani nasabah selama momentum Nataru

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:09 WIB

SUPA Ngegas, Saham Bank Digital Lain Lemas

Kehadiran PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak berbeda bagi saham bank digital lainnya.​

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

INDEKS BERITA

Terpopuler