Rusia Setop Pasokan Gas, Menteri Energi Negara Eropa Gelar Pertemuan Darurat

Senin, 02 Mei 2022 | 08:50 WIB
Rusia Setop Pasokan Gas, Menteri Energi Negara Eropa Gelar Pertemuan Darurat
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo raksasa gas Rusia, Gazprom, pada acara forum ekonomi St. Petersburg, Rusia, 6 Juni 2019. REUTERS/Maxim Shemetov/File Photo/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Para menteri energi dari negara-negara Uni Eropa pada Senin (2/5) akan menggelar pertemuan darurat untuk menentukan tanggapan terpadu terhadap tuntutan Moskow agar pembeli Eropa membayar gas Rusia dalam rubel atau menghadapi pemutusan pasokan.

Rusia menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia pekan lalu setelah kedua negara itu menolak membayar pasokan gas dalam rubel.

Negara-negara Eropa sudah berencana untuk berhenti membeli gas dari Rusia di tahun ini. Kendati sudah menyatakan sanggup menjalankan rencana itu, negara-negara Eropa kembali mencemaskan Rusia menghentikan pasokan secara mendadak ke salah satu dari mereka. Ambil contoh ke Jerman, yang sangat tergantung pada pasokan gas dari Rusia.
 
Situasi terbaru mengancam munculnya perpecahan di antara negara-negara Uni Eropa dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Eropa Kemungkinan Baru Melarang Impor Minyak dari Rusia di Akhir Tahun

Dengan banyak perusahaan Eropa menghadapi tenggat waktu pembayaran gas akhir bulan ini, negara-negara Uni Eropa memiliki kebutuhan mendesak untuk mengklarifikasi apakah perusahaan dapat terus membeli bahan bakar tanpa melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Moskow mengatakan pembeli gas asing harus menyetor euro atau dolar ke rekening di bank swasta Rusia Gazprombank, yang akan mengubahnya menjadi rubel.

Komisi Eropa telah memberi tahu negara-negara bahwa mematuhi skema Rusia dapat melanggar sanksi UE. Namun komisi juga menyarankan negara-negara Uni Eropa dapat melakukan pembayaran yang sesuai dengan sanksi jika mereka menyatakan pembayaran selesai setelah dilakukan dalam euro dan sebelum dikonversi menjadi rubel.

Setelah Bulgaria, Denmark, Yunani, Polandia, Slovakia, dan lainnya pekan lalu mendesak saran yang lebih jelas, Brussels menyusun panduan ekstra.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, Korea Selatan Cabut Mandat Penggunaan Masker di Luar Ruangan

Rusia pada hari Jumat mengatakan tidak melihat masalah dengan keputusannya, yang menganggap kewajiban pembeli dipenuhi hanya setelah mata uang keras telah dikonversi ke rubel.

Sementara Bulgaria dan Polandia menolak untuk terlibat dengan skema Moskow, Jerman telah menggemakan solusi Komisi untuk mengizinkan perusahaan membayar. Dan Hongaria mengatakan pembeli dapat terlibat dengan mekanisme Rusia. 

Pembayaran dalam rubel dapat membantu melindungi ekonomi Rusia dari dampak sanksi. Sementara pendapatan bahan bakar dapat membantu membiayai apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Negara-negara Uni Eropa telah membayar lebih dari 45 miliar euro ($47,43 miliar) ke Rusia untuk gas dan minyak sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut organisasi penelitian Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Rusia memasok 40% gas UE dan 26% impor minyaknya. Ketergantungan itu yang menjadi alasan Jerman dan sejumlah negara Eropa lainnya menolak untuk melakukan penghentian impor bahan bakar dari Rusia secara mendadak, karena khawatir akan kerusakan ekonomi.

Uni Eropa sedang menuju larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun, kata diplomat, seusai pembicaraan antara Komisi dan negara-negara Uni Eropa pada akhir pekan menjelang pertemuan minggu ini.

Para duta besar akan membahas pada pertemuan pada hari Rabu paket keenam sanksi Uni Eropa terhadap Moskow yang sedang disusun oleh Komisi.

Para menteri pada hari Senin juga akan membahas kebutuhan untuk segera mengamankan pasokan gas non-Rusia dan mengisi penyimpanan, karena negara-negara bersiap menghadapi guncangan pasokan.

Baca Juga: Qantas Orders Airbus Jets for World's Longest Non-Stop Flight

Ketergantungan pada gas Rusia bervariasi antar negara, tetapi analis mengatakan penghentian total gas Rusia akan menjerumuskan negara-negara, termasuk Jerman, ke dalam resesi dan memerlukan tindakan darurat seperti penutupan pabrik untuk mengatasinya.

Austria, Hungaria, Italia dan Slovakia juga memiliki keberatan selama akhir pekan tentang gagasan embargo minyak, kata para diplomat.

Komisi akhir bulan ini akan mengungkap rencana untuk mengakhiri ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027, termasuk dengan memperluas energi terbarukan dan merenovasi bangunan untuk mengkonsumsi lebih sedikit.

Bagikan

Berita Terbaru

Pinjaman Online Hanya Saat Kondisi Betul-Betul Darurat
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 16:06 WIB

Pinjaman Online Hanya Saat Kondisi Betul-Betul Darurat

Pinjaman online tak direkomendasikan untuk kebutuhan keuangan apapun. Tapi, bukan berarti haram memanfaatkan fasilitas ini.

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:39 WIB

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi

Kewaspadaan dan literasi analisis tetap menjadi kunci utama untuk bertahan dan meraih keuntungan yang berkelanjutan di kripto.

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:06 WIB

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP

Proses merger akan berlanjut pada penggabungan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Tbk (PTPP) yang diharapkan bisa selesai di 2026.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 08:08 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara

Harga emas yang lebih tinggi mendorong revisi naik estimasi laba bersih UNTR untuk tahun 2025–2027 sebesar 5%–7%.

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:52 WIB

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?

Sejumlah faktor, yakni kondisi fiskal, daya beli, dan kinerja laba korporasi yang masih lesu menjadi perhatian investor institusi.

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:47 WIB

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebutkan elektrifikasi menjadi bagian dari upaya modernisasi perkeretaapian nasional.

Negosiasi Pertamina dan  SPBU Swasta Belum Tuntas
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:44 WIB

Negosiasi Pertamina dan SPBU Swasta Belum Tuntas

Negosiasi ini menggantikan mekanisme lelang yang semula digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM di SPBU swasta.

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan

Selama puluhan tahun Indonesia terjebak dalam lingkaran "kutukan SDA". Kekayaan alam melimpah ruah, tetapi miskin nilai tambah dan  teknologi.

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:31 WIB

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang

Pemerintah Indonesia kembali aktif dalam pergaulan internasional, termasuk negosiasi dagang dengan sejumlah negara

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:15 WIB

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi

Di masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 lalu, Aburizal Bakri duduk dalam jajaran Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran.

INDEKS BERITA

Terpopuler