Eropa Kemungkinan Baru Melarang Impor Minyak dari Rusia di Akhir Tahun

Senin, 02 Mei 2022 | 08:39 WIB
Eropa Kemungkinan Baru Melarang Impor Minyak dari Rusia di Akhir Tahun
[ILUSTRASI. Para aktivis ATTAC memprotes impor energi Rusia oleh Shell, Aral dan Esso di depan kilang minyak Rhineland di Cologne, Jerman, Senin (4/4/2022). REUTERS/Wolfgang Rattay]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Uni Eropa kemungkinan melarang impor minyak Rusia pada akhir tahun, demikian pernyataan dua diplomat Uni Eropa (UE), setelah pertemuan antara Komisi Eropa dan negara-negara anggota UE akhir pekan ini.

UE tengah membahas paket sanksi keenam terhadap Rusia, sebagai tanggapan atas invasi negeri itu ke Ukraina. Rusia telah menjalankan apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus lebih dari dua bulan.

Sanksi yang termuat dalam rancangan paket terbaru diperkirakan menyasar impor minyak dari Rusia, perbankan Rusia serta Belarusia, dan lebih banyak individu serta perusahaan.

Komisi, yang mengoordinasikan tanggapan UE, menggelar pembicaraan yang bertajukan blak-blakan, dengan kelompok-kelompok kecil negara-negara UE. Pertemuan bertujuan untuk memperkuat rencana sanksi secara tepat waktu untuk pertemuan duta besar UE di Brussels pada Rabu.

Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Pagi Ini (2/5) Melemah Terseret Data Ekonomi China

Para menteri energi dari negara-negara UE juga akan bertemu di ibu kota Belgia pada hari Senin untuk membahas masalah tersebut.

Para diplomat UE mengatakan beberapa negara UE dapat mengakhiri penggunaan minyak mereka sebelum akhir 2022. Tetapi negara-negara UE lainnya, terutama yang berasal dari wilayah selatan Eropa, mencemaskan dampak penghentian impor terhadap harga.

Jerman, salah satu pembeli minyak Rusia yang lebih besar, tampaknya bersedia mengikuti penghentian akhir 2022, kata para diplomat. Tetapi negara-negara lain, termasuk Austria, Hongaria, Italia, dan Slovakia memiliki keberatan.

Seorang penasihat Kanselir Olaf Scholz mengatakan Jerman mendukung larangan Uni Eropa atas impor minyak Rusia. Namun, negara itu membutuhkan beberapa bulan untuk mengamankan alternatif.

Baca Juga: Ekspor Korsel di April Tumbuh Terlambat Dalam 14 Bulan, Defisit Perdagangan Melebar

"Kami meminta periode penghentian," kata Joerg Kukies seperti dikutip Financial Times. "Kami ingin berhenti membeli minyak Rusia, tetapi kami perlu sedikit waktu untuk memastikan kami bisa mendapatkan sumber minyak lain ke negara kami."

Kukies mengatakan Jerman ingin memastikan bahwa kilang di Schwedt, Jerman timur laut, yang dioperasikan oleh perusahaan minyak negara Rusia Rosneft dapat dipasok dengan minyak non-Rusia yang dibawa oleh kapal tanker ke Rostock di Laut Baltik.

Dia mengatakan kepada Financial Times bahwa untuk memungkinkan ini, pelabuhan Rostock harus diperdalam dan pekerjaan dilakukan pada pipa yang menghubungkannya ke Schwedt.

Beberapa negara UE telah mengusulkan untuk membatasi harga yang bersedia mereka bayar untuk minyak Rusia. Namun, itu masih akan membuat mereka terpaksa membayar harga yang lebih tinggi untuk pasokan dari tempat lain.

Bagikan

Berita Terbaru

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG
| Rabu, 24 Desember 2025 | 00:14 WIB

Hitung Jeli Manfaat dan Biaya MBG

Anggaran dari makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 71 triliun tahun ini sudah menjangkau sekitar 50 juta penerima. 

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

INDEKS BERITA