Saham Farmasi Beterbangan Seiring Lonjakan Kasus Covid-19 RI yang Tembus Dua Juta

Selasa, 22 Juni 2021 | 07:38 WIB
Saham Farmasi Beterbangan Seiring Lonjakan Kasus Covid-19 RI yang Tembus Dua Juta
[ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir hadir saat peluncuran obat anti parasit Ivermectin produksi Indofarma (INAF). DOK/INAF]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia hingga menembus angka dua juta, saham-saham farmasi tampaknya mulai menjadi idola lagi di pasar saham. 

Ini terlihat dari pergerakan harga sejumlah saham farmasi yang terjadi kemarin (21/6). Saham-saham di sub sektor farmasi seperti KLBF, INAF, TSPC dan PEHA kompak menguat. 

Saham PT Phapros Tbk (PEHA) misalnya, sukses ditutup di batas atas auto rejections, usai harga sahamnya melompat 24,67% ke Rp 1.415 per saham. 

Saham PT Indofarma Tbk (INAF) juga terbang 24,64% ke Rp 2.580 per saham. Serupa, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melejit 24,89% ke Rp 2.910 per saham.

Baca Juga: Emiten Kosmetik Berharap dari Bisnis Kesehatan dan Jamu

Sementara saham blue chips di sub sektor farmasi, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berhasil mencetak kenaikan harga 8,82% ke Rp 1.480 per saham.

 

 

Kenaikan harga saham-saham emiten farmasi ini seiring ledakan kasus Covid-19 yang kembali terjadi. 

Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, pada Senin (21/6) ada tambahan 14.536 kasus baru. 

Tambahan kasus baru tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi kasus harian sepanjang pandemi corona melanda Indonesia.

Sekaligus menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka dua juta, tepatnya mencapai 2.004.445 orang.

Valuasi harga saham farmasi paling menarik >>>

Di sisi teknikal, rebound harga saham farmasi juga bisa dipahami, mengingat saham-saham tersebut sudah cukup lama berada dalam tekanan.

Saham KLBF, KAEF, PEHA dan INAF misalnya, sejak awal tahun 2021 sudah berada dalam fase sideways dengan kecenderungan menurun.

Khusus soal INAF, kenaikan harga sahamnya juga ditopang oleh peluncuran obat Ivermectin pada Senin (21/6). 

 

 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkonfirmasi, Ivermectin telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Obat minum anti parasit yang secara in vitro memiliki kemampuan anti-virus yang luas, ini berguna untuk menghambat replikasi virus Sars-CoV-2. 

Ivermectin yang dijual dengan banderol harga hanya Rp 5.000 - Rp 7.000 per tablet dapat digunakan dalam terapi penyembuhan pasien Covid-19.

Baca Juga: Tidak Lagi di BNBR, Bobby Gafur Kini Menjadi Investor Protech Mitra Perkasa (OASA)

Meski demikian, sejumlah saham farmasi seperti KAEF dan INAF tidak menarik secara valuasi. 

Tengok saja, di harga Rp 2.580. price to earning ratio (PER) INAF ada di 1.290 kali. Sementara price to book value (PBV mencapai 18,56 kali. 

Secara valuasi saham PEHA dan KLBF bisa dibilang lebih menarik. Saham PEHA misalnya, di harga Rp 1.415 punya PER 41,62 kali dan PBV 1,64 kali.

Lalu KLBF memiliki PER 24,26 kali dan PBV 2,3 kali. Ini menggunakan patokan harga penutupan kemarin di Rp 1.480 per saham.

 

Selanjutnya: Disokong Anthoni Salim, DCII Kembali Investasi Data Center Rp 2 Triliun

 

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA