Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB
Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
[ILUSTRASI. Suasana gerai makanan cepat saji KFC yang dikelola PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) di Bogor Jawa Barat, Minggu (26/5/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) melaju kencang di tengah lantai bursa. Emiten pemegang lisensi KFC di Indonesia ini membukukan lonjakan harga spektakuler 28% dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan Selasa (9/12), saham FAST dibuka open gap up dan di ujung perdagangan menguat 4,07% ke level Rp 640 per saham.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan secara teknikal pergerakan FAST masih cenderung uptrend meskipun hari ini disertai dengan munculnya tekanan jual.

MACD masih berpeluang menguat ke area positif dan membentuk golden cross meskipun Stochastic rawan koreksi ke area netral,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (9/12/2025).

Berlandaskan proyeksi teknikal tersebut, MNC Sekuritas merekomendasikan investor bisa melakukan speculative buy. Level support dipatok di Rp 595 per saham, resistance di Rp 660 per saham, dan target harga di rentang Rp 685 hingga Rp 730 per saham.

Target Fantastis Rp 1.000

Di sisi lain, Samuel Sekuritas memancangkan target harga yang lebih ambisius. Analis Samuel melihat harga saham FAST masih bisa terbang lebih tinggi dari harga saat ini, dengan memasang rating beli dan target harga Rp 1.000 per saham. Kenaikan ini didorong oleh pemulihan fundamental dan pemeringkatan ulang (re-rating) kapitalisasi pasar.

"Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat, yang diproyeksikan akan mencatat CAGR 2025–2030 sebesar 13,0% didukung oleh meningkatnya platform pengiriman digital serta peningkatan daya beli rumah tangga di masa mendatang," ujar Analis Samuel Sekuritas, Jonathan Guyadi dan Kenzie Keane, dalam publikasi riset (5/12/2025).

Baca Juga: Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Secara fundamental, Samuel Sekuritas menyoroti perluasan jaringan ritel FAST yang kini mencapai 715 gerai di 36 provinsi dan 173 kota di seluruh Indonesia. Kehadiran kuat ini ditopang oleh struktur pemegang saham solid, di mana Gelael Group memegang 41,2% dan Salim Group melalui DNET mengendalikan 37,5%.

Ke depan, strategi ekspansi FAST akan ditopang oleh dukungan strategis dari mitra barunya, PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN). Melalui sinergi ini, FAST memperoleh akses jaringan usaha yang lebih luas, termasuk keterlibatan pada salah satu entitas utama, Jagonya Ayam Indonesia, yang sekitar 35% sahamnya dikempit SFN.

Tim riset Samuel percaya, kolaborasi ini akan memperkuat kapasitas operasional sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru.

“Kolaborasi baru dengan PT SFN akan memberikan sentimen positif dan segar, sekaligus membantu memastikan kisah pemulihan FAST. Pada saat yang sama. Meningkatkan profitabilitas berkat rencana ekspansi gerai strategis baru,” jelasnya.

 

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:34 WIB

Mandiri Sekuritas Tangani 5 IPO Skala Jumbo Alias Lighthouse Company, Ini Bocorannya

Minat korporasi melantai ke bursa terus meningkat dan akan terlihat di tahun 2026. ada empat sampai lima perusahaan yang sedang kami perhatikan. 

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:57 WIB

Tahun Ini Jeblok, Laba Bersih Emiten Diramal Akan Pulih Tahun Depan

Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih emiten dalam cakupannya bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%.

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:54 WIB

Demutualisasi Bursa Dikebut, Targetnya Rampung Pada Semester I-2026

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan proses demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) segera rampung pada semester I-2026 mendatang.

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:45 WIB

Timbang-Timbang Investasi pada Produk ETF Emas

Produk exchange-traded fund (ETF) emas siap meluncur awal tahun depan dari sejumlah manajer investasi (MI)

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 10 Desember 2025 | 06:38 WIB

Sambil Menanti Data Penjualan Ritel, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar menantikan rilis data penjualan ritel bulan Oktober 2025 yang diproyeksikan tumbuh 4% secara tahunan. Meningkat dari 3,7% pada September.

INDEKS BERITA

Terpopuler