Saham IPO Lebih Cocok Bagi Risk Taker

Selasa, 09 Juli 2019 | 07:09 WIB
Saham IPO Lebih Cocok Bagi Risk Taker
[]
Reporter: Benedicta Prima, Irene Sugiharti | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak tahun 2016 hingga kemarin (8/7), Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan 123 emiten baru. Terhitung dari initial public offering (IPO), Sejumlah saham memberi cuan fantastis hingga ribuan persen. Sebaliknya, ada juga yang pergerakannya minus.

Saham Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), misalnya, naik 5.110% sejak IPO 28 April 2017. Begitu juga Pelayaran Tamarin Samudra (TAMU) yang melonjak 4.670% sejak IPO. Sedangkan Transcoal Pacific (TCPI) naik 4.560%.

Ada juga emiten yang mengalami penurunan tajam. Misalnya Cahayasakti Investindo Sukses (CSIS) yang turun 67% sejak IPO 10 Mei 2017. Juga Graha Andrasentra Propertindo (JGLE) yang turun 64,29% sejak IPO.

Tiga saham yang listing kemarin pun bergerak beragam. ENVY naik 50%, BLUE menguat 69,23%. Namun IPTV turun 1,67% di hari perdana.

High risk

Melihat pergerakan tersebut, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto menilai, emiten yang masih terhitung baru lebih cocok bagi jenis investor pengambil risiko (risk taker). Sebab, secara teori, saham yang baru IPO punya risiko lebih tinggi, salah satunya risiko likuiditas.

Analis Reliance Sekuritas Kornelis Pandu menjelaskan, secara fundamental perlu setidaknya dua tahun laporan keuangan untuk menakar kelayakan saham tersebut sebagai pilihan investasi. Namun, akan lebih baik apabila sudah lima tahun laporan keuangan. "Secara fundamental, diperlukan setidaknya lima tahun laporan keuangan untuk menentukan apakah sebuah perusahaan layak beli atau tidak," kata Kornelis.

Namun, lanjut Kornelis, apabila ingin trading, tidak ada salahnya memilih perusahaan yang baru saja terpampang di papan bursa. Dia menyarankan untuk memilih emiten di sektor properti konstruksi dan perbankan.

Senada, Analis Panin Sekuiritas William Hartanto juga berpendapat senada. Ada baiknya, investor menunggu pergerakan harga sembari melihat faktor fundamental sebelum berinvestasi.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, perlu beberapa pertimbangan sebelum membeli saham pendatang baru. Pertama, apakah investor suka atau tidak industri dari emiten tersebut. Kedua, valuasi saham. 

Ketiga, lihat juga siapa underwriter-nya. Lalu keempat, ketersediaan stok saham yang menjadi salah satu penentu bagi keberhasilan investasi saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 17:51 WIB

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun

Perusahaan pelayaran asal Samarinda, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) akan menggalang dana demi membangun tiga kapal pengangkutan baru.

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:20 WIB

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global

Pada 2024, UBS mencatat 52 juta everyday millionaire global dengan kekayaan bersih US$ 1 juta‑US$ 5 juta. Siapa mereka?

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini

Realisasi kinerja perusahaan memasuki semester kedua sudah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan.

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional

Pemerintah membuka peluang mobil buatan Indonesia masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan hal ini akan dibahas di internal pemerintah.

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan

Penerbitan aturan yang tidak mepet dengan periode puncak akan mengubah pola pembelian tiket oleh masyarakat.

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:04 WIB

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh

Kebiasaan dan pola lama penyelesaian proyek yang membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sudah tentu harus dikaji ulang.

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:57 WIB

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025

Investor masih menunggu rilis data inflasi AS pada 24 Oktober serta hasil pertemuan The Fed pada 28-29 Oktober 2025.​

Nihil Efek BI Rate
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:56 WIB

Nihil Efek BI Rate

Banyak bank masih menawarkan bunga deposito yang relatif besar untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat.

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat

BMHS menyiapkan langkah strategis untuk tahun depan, termasuk pengembangan layanan kesehatan preventif dan klinik komunitas di area publik.

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:36 WIB

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026

Penguatan harga saham sejumlah emiten properti sepekan terakhir dilatarbelakangi faktor technical rebound.

INDEKS BERITA

Terpopuler