Pencatatan perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (22/11/2021).
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pertama PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel di Bursa Efek Indonesia (BEI) berakhir mengecewakan. Pada perdagangan perdana hari ini, Senin (22/11), saham MTEL ditutup di Rp 765 per saham, di bawah harga perdana saat IPO yang ada di Rp 800 per saham.
Nasib MTEL pun serupa emiten milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, yakni PT GTS Internasional Tbk (GTSI).
GTSI menjual saham di harga perdana Rp 100 per saham. Saat listing 8 September 2021, saham GTSI langsung anjlok ke Rp 93 per saham.
Per 22 November 2021, dari 41 emiten yang melantai di BEI pada tahun ini, hanya MTEL dan GTSI yang harga sahamnya turun di hari perdana.
Khusus soal Mitratel, langkah pertamanya di BEI telah membikin investor, terutama ritel yang membeli saham Mitratel di pasar primer kecewa.
Maklum, Mitratel yang berstatus anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bukan emiten kacangan.
Baca Juga: Harga Saham Mitratel (MTEL) Anak Usaha Telkom Turun di Menit Awal Perdagangan di BEI
Dengan kepemilikan menara lebih dari 28.000, MTEL merupakan emiten dengan kepemilikan menara telekomunikasi terbanyak. Menggusur posisi emiten sejenis yang lebih dulu melantai di BEI; PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.
Nilai pendanaan yang diraup Mitratel dari hajatan IPO atau initial public offering juga fantastis. Dengan perolehan dana hingga Rp 18,79 triliun, nilai IPO MTEL adalah yang terbesar kedua di BEI, di bawah Bukalapak (BUKA) yang meraup dana segar Rp 21,90 triliun.
Menarik untuk menyimak kemana saham MTEL bakal melangkah. Akankah serupa saham GTSI, atau kembali ke jalur hijau seperti kebanyakan emiten lain yang listing di BEI tahun ini.