KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham dengan kapitalisasi pasar besar (big caps) mendominasi deretan laggard (pemberat) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Mei 2022. Analis memperkirakan terjadi perpindahan dana dari saham big caps ke sektor lain.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (20/5) memperlihatkan saham laggard tersebut di antaranya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, ada peningkatan risiko ketidakpastian global berupa kebijakan moneter The Fed, inflasi, serta konflik Rusia-Ukraina. Ini membuat pelaku pasar memindahkan saham.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melorot, Saham-Saham ini Diprediksi Berpeluang Datangkan Cuan
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, terjadi lag karena libur lebaran. "Rilis data inflasi AS yang melebihi 8% menyebabkan kekhawatiran investor akan pengetatan moneter dari The Fed yang lebih agresif," ucap Herditya, Minggu (22/5).
Tapi menurut Wisnu, tekanan jual pada saham tersebut kini mulai mereda. Dalam jangka pendek hingga menengah, harga saham emiten yang jadi laggard bisa bangkit lagi. "Katalis umumnya berkaitan dengan membaiknya kinerja perusahaan, aksi korporasi, dan arus dana asing yang mulai masuk kembali ke sebagian saham," kata Wisnu. Sentimen positif berasal dari dicabutnya larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya Senin (23/5).
Wisnu menilai, ada empat saham yang paling menarik dilirik karena tergolong murah, yakni TLKM, BBRI, BBCA dan BMRI. Ia merekomendasikan buy on weakness keempat saham tersebut dengan target harga jangka panjang untuk TLKM di Rp 5.000, BBRI di Rp 5.000, BBCA di Rp 8.500, dan BMRI di Rp 9.000.
Herditya menilai lima saham yang paling menarik dicermati yakni BUKA, MDKA, ASII, BBCA, dan BBRI.
Baca Juga: Lima Saham Perbankan Ini Jadi Pemberat IHSG pada Mei 2022