Saham Perbankan Terpoles Rencana Pembagian Dividen Interim

Rabu, 13 November 2024 | 05:15 WIB
Saham Perbankan Terpoles Rencana Pembagian Dividen Interim
[ILUSTRASI. Suasana main hall?Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/10/2024).?Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di posisi 7.634,63 atau turun 60,02 poin, setara 0,78% pada penutupan hari ini. IHSG pada Selasa (29/10) berpotensi lanjut melemah atau?koreksi di rentang 7.550?- 7.650, karena pelaku pasar masih menunggu rilis kinerja emiten perbankan dalam negeri. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham bank mulai berpendar. Pasalnya sejumlah bank akan membagi dividen interim. Langkah ini bisa menjadi pemanis di saat asing melepas saham perbankan dan menggerus harga saham.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi bank yang mengawali musim dividen interim hasil laba tahun ini. Bank swasta terbesar di Indonesia ini berencana membagikan dividen interim senilai Rp 6,16 triliun atau senilai Rp 50 per saham.

Rencana pembagian dividen interim emiten berkode saham BBCA ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Di mana kala itu, BCA membagi dividen interim Rp 42,4 per saham dengan total Rp 5,2 triliun. Berdasarkan data RTI (12/11), harga saham BBCA ditutup pada harga Rp 10.150 per saham. Jika mengacu harga tersebut, maka dividen yield interim yang bakal dibagikan BCA hanya sekitar 0,49%.

Baca Juga: Kinerja IDX BUMN20 Masih Lesu, Simak Rekomendasi Sahamnya

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang, hal ini merupakan komitmen bank untuk terus menjalankan bisnis dengan sebaik-baiknya, guna memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada para pemegang saham. "Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan segenap pemegang saham, sehingga perusahaan mampu membukukan kinerja positif hingga sembilan bulan pertama tahun 2024," ujar dia, Selasa (12/11).

Secara historis, BCA cukup rajin membagikan dividen interim. Bank lain yang rajin membagikan dividen interim adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Meski belum ada rencana pasti pembagian dividen, beberapa analis yakin BRI tak akan absen membagikan dividen interim pada akhir tahun ini. 

VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi yang mengatakan estimasi yield dividen interim dari BRI bisa sekitar 2%. Ia menjelaskan estimasi tersebut berasal dari earning per share (EPS) annualised BRI di Rp 396 per saham. Jika menggunakan acuan tahun sebelumnya dividen interim 26% dari porsi dividen final. "Dividen yield untuk interim BBCA memang kurang menarik, tetapi jika akumulasi maka menjadi menarik," kata dia, kemarin.

Audi berpendapat, pembagian dividen interim dari big bank akan menjadi pemanis meskipun nilai dividen kecil.  "Selain itu, di tengah normalisasi harga saham emiten perbankan cenderung membuat nilai intrinsiknya kembali menarik sehingga potensi capital gain terbuka," kata dia.

Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta bilang pembagian dividen interim bisa menjadi sentimen positif bagi saham perbankan. Namun, ia melihat hal tersebut bukan menjadi sentimen utama. Menurutnya, sentimen positif yang bisa mendongkrak saham perbankan saat ini adalah window dressing.

Di mana, sektor perbankan memang masih menjadi salah satu pilihan. Adapun, untuk saham BBCA, Nafan merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 10.400 per saham.

Baca Juga: Bakal Bagikan Dividen Interim Hingga Rp 6,16 Triliun, Ini Kata Bos BCA

Bagikan

Berita Terbaru

GOTO Jadi Incaran Investor Institusi Asing, Ada yang Borong Hingga 3,93 Miliar Saham
| Jumat, 03 Januari 2025 | 06:20 WIB

GOTO Jadi Incaran Investor Institusi Asing, Ada yang Borong Hingga 3,93 Miliar Saham

Merujuk konsensus Bloomberg, semua rekomendasi yang masuk pada Desember 2024 menyarankan beli saham GOTO.

Warning Pajak
| Jumat, 03 Januari 2025 | 06:18 WIB

Warning Pajak

Melesetnya target penerimaan pajak ini tentu menjadi warning sekaligus lampu kuning yang harus menjadi perhatian pemerintah.

Fintech Makin Banyak Syarat
| Jumat, 03 Januari 2025 | 06:15 WIB

Fintech Makin Banyak Syarat

Demi menyehatkan industri, kelak tak semua orang bebas menjadi konsumen fintech peer to peer lending.

Mata Uang Asia Tak Bertaji  di Hadapan Dolar AS
| Jumat, 03 Januari 2025 | 06:14 WIB

Mata Uang Asia Tak Bertaji di Hadapan Dolar AS

Kondisi ekonomi dan politik di kawasan Asia juga menambah tekanan bagi mata uang Asia pada tahun ini 

TKDN dan Masa Depan Industri Manufaktur
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:27 WIB

TKDN dan Masa Depan Industri Manufaktur

Ketergantungan tinggi terhadap impor selama ini menjadi tantangan bagi industri manufaktur Indonesia.

Kebutuhan Tinggi, Leasing Dorong Produk Multiguna
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:15 WIB

Kebutuhan Tinggi, Leasing Dorong Produk Multiguna

Bisnis pembiayaan mutliguna dianggap masih memiliki peluang besar untuk tumbuh positif di tahun ini.

Tak Kunjung Ada Aksi, Tekstil Terus Berguguran
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:05 WIB

Tak Kunjung Ada Aksi, Tekstil Terus Berguguran

APSyFI memaparkan sebanyak 60 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami goncangan bisnis dalam dua tahun terakhir.

Regulasi Disiapkan, Program B40 Siap Jalan
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:05 WIB

Regulasi Disiapkan, Program B40 Siap Jalan

Tantangan penerapan B40 tidak hanya terkait ketersediaan bahan baku saja. Tapi, juga terkait kondisi geografis yang beragam di Indonesia.

Yang Untung dan Buntung dari Revisi Aturan DHE
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:05 WIB

Yang Untung dan Buntung dari Revisi Aturan DHE

Saat ini, penempatan dana dipatok minimal 30% dari total DHE selama tiga bulan. Nantinya minimal penempatan dana dipatok 50% selama enam bulan. 

Kemenperin Bakal Tekan Rokok Ilegal
| Jumat, 03 Januari 2025 | 05:05 WIB

Kemenperin Bakal Tekan Rokok Ilegal

Kenaikan Harga Jual Eceran (HJE) rokok, penurunan daya beli masyarakat serta maraknya peredaran rokok ilegal memberikan tekanan bagi IHT.

INDEKS BERITA

Terpopuler