Saham Ritel Jadi Lebih Menarik Karena Optimisme Konsumen

Jumat, 13 Mei 2022 | 00:01 WIB
Saham Ritel Jadi Lebih Menarik Karena Optimisme Konsumen
[ILUSTRASI. Pengunjung memilih pakian dengan potongan harga di sebuah pusat belanja di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi Tanah Air menunjukkan indikator perbaikan. Indeks keyakinan konsumen periode April 2022 naik ke level 113,1 dari 111,0 di Maret, menurut data Bank Indonesia.

BI juga memperkirakan, kinerja penjualan eceran bulan April 2022 terkerek, terutama pada sebagian besar kelompok, seperti peralatan informasi dan komunikasi, makanan, minuman dan tembakau, serta subkelompok sandang.

"Kenaikan ini sejalan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pada bulan Ramadan dan menjelang HKBN Idulfitri," seperti yang tertulis dalam riset BI, Kamis (12/5).

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Edo Ardiansyah menanggapi, data-data tersebut mencerminkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi yang mulai membaik. Ini juga terlihat dari mobilitas masyarakat yang terus meningkat sejak adanya pelonggaran kebijakan penanganan Covid-19 oleh pemerintah. "Pertumbuhan IKK dan IPR Indonesia menjadi katalis positif bagi saham-saham sektor ritel," kata dia, Kamis (12/5).

Adapun emiten-emiten yang berpotensi mengalami pemulihan secara signifikan adalah emiten-emiten ritel pakaian, barang rumah tangga, dan elektronik. Sepengamatan Edo, momentum hari raya Idulfitri dan kebijakan pelonggaran mobilitas menjadi salah satu penopang. Selain itu, kebijakan kerja dari rumah dan kantor turut mengerek permintaan terhadap barang-barang elektronik seperti gadget maupun laptop.

Edo menyebut ada beberapa saham yang bisa dicermati, seperti MAPI dengan rekomendasi buy. Target harga di Rp 1.040 per saham. Ia juga merekomendasikan buy ERAA dengan target harga Rp 830 per saham.

Kendati diwarnai katalis positif yang berpotensi mengerek penjualan ritel, pasar masih dibayangi inflasi dan tren kenaikan suku bunga negara maju. Oleh karena itu, investor tetap harus bersiap dengan adanya volatilitas.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menambahkan, pelaku pasar juga masih perlu mewaspadai Covid-19, mengingat sejauh ini belum tuntas sepenuhnya. Di sisi lain, ada potensi merebaknya virus hepatitis baru, yang berpeluang menjadi katalis negatif lain.

Terhadap saham-saham ritel, investor bisa mulai kembali mengakumulasi dengan strategi buy on weakness, mengingat bursa saham Indonesia berada di fase koreksi. Apalagi, data-data yang muncul memberikan harapan kinerja emiten ritel akan membaik di tahun ini.

William antara lain memberi rekomendasi buy on weakness untuk ACES dengan support Rp 935 dan target harga Rp 1.260-Rp 1.300. Selain itu, emiten otomotif juga menarik. karena penjualannya sangat sensitif terhadap kemampuan pembeli. William merekomendasikan buy on weakness IMJS dengan support Rp 350 dan target Rp 420-Rp 430.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

INDEKS BERITA

Terpopuler