Saham Tambang Mineral Dipoles Kabar Elon Musk Masuk Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah kabar positif menyulut harga saham emiten tambang mineral. Selain dipoles harga komoditas yang menguat, kabar kesepakatan investasi BYD Group dan Tesla terkait produksi mobil listrik alias electric vehicle (EV) di dalam negeri membuat saham sektor ini bergerak ke zona hijau.
Kemarin, Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan, Indonesia mendekati kesepakatan dengan produsen mobil China BYD Group dan produsen mobil listrik Tesla untuk berinvestasi dalam fasilitas produksi mobil listrik.
Luhut mengklaim semua pembuat mobil listrik terbesar di dunia akan berinvestasi di sini. "BYD Group, nomor satu dunia, Tesla, nomor dua, Hyundai dan lainnya, sedang menyelesaikan kesepakatan dengan Indonesia," ujar Luhut, dalam Rakornas Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Selasa (17/1).
Kemarin, harga saham-saham emiten tambang mineral, terutama yang memiliki bisnis nikel pun melanjutkan penguatan yang sudah terjadi sejak awal pekan ini.
Misal, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BBRI, TLKM, MAPI, BRIS, dan AGRO untuk Hari Ini (18/1)
Sejumlah emiten tambang mineral juga tengah gencar membidik segmen ekosistem EV. Misalnya ANTM yang telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) dengan dan Hong Kong CBL Limited (HKCBL) atas realisasi proyek pengembangan ekosistem baterai EV di Indonesia.
Corporate Secretary ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengungkapkan, ANTM menargetkan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan produk komoditas nikel, emas serta bauksit. Khusus untuk produk emas, ANTM akan fokus memperkuat cakupan pelanggan di dalam negeri.
Kebijakan pemerintah juga jadi berkah bagi emiten tambang mineral. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Rizky Khaerunnisa mengatakan, larangan ekspor sejumlah komoditas mineral yang akan diterapkan tahun ini memicu kenaikan harga. Maklum, beleid tersebut berpotensi mengurangi persediaan mineral.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM memperkirakan, saham emiten mineral berpeluang melanjutkan rally, setidaknya hingga kuartal kedua 2023. Saat ini, dia menjagokan saham ANTM dan MDKA.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, selain faktor supply-demand dan harga komoditas global, investor perlu mencermati prospek bisnis emiten. Misalnya saja dalam hal pengembangan ekosistem EV.
Desy menjagokan saham ANTM dan INCO. Menurut dia, kedua saham ini cocok untuk pilihan investasi jangka panjang. Ia mematok target harga ANTM di Rp 2.700 dan INCO di Rp 8.000.
Analis Maybank Sekuritas Richard Suherman dalam riset 2 Januari 2023 menulis, pergeseran ke arah energi bersih akan mendorong permintaan mineral 20 tahun ke depan. Dia memperkirakan, permintaan nikel untuk EV dan penyimpanan baterai dapat meningkat 7 kali lipat pada 2040.
Alhasil, sektor tambang mineral bakal menawarkan EBITDA dan pendapatan jangka panjang yang menarik, dengan CAGR 19% di periode 2021 hingga 2030.
Emiten seperti INCO, MDKA dan ANTM akan diuntungkan sentimen ini. Maybank merekomendasikan beli ketiga saham tersebut dengan target harga MDKA di level Rp 5.300, INCO di Rp 8.700, dan ANTM di Rp 2.400.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo merekomendasikan hold MDKA, ANTM dan INCO dengan target harga masing-masing Rp 5.500, Rp 2.700 dan Rp 8.900 per saham.