Sarana Menara Nusantara (TOWR) Kian Bertaji Berkat Ekspansi Jaringan 5G

Selasa, 13 Juli 2021 | 06:00 WIB
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Kian Bertaji Berkat Ekspansi Jaringan 5G
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pengembangan jaringan 5G akan menguntungkan operator menara seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Pengembangan jaringan 5G ini membutuhkan infrastruktur yang kuat.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan, permintaan menara telekomunikasi dan fiber optik masih akan tinggi. "Permintaan penyewaan menara akan meningkat dan memberikan dampak positif terhadap kinerja TOWR ke depan," kata dia, Senin (12/7). 

Baca Juga: Daftar 5 saham LQ45 dengan return tertinggi di semester I 2021 dan rekomendasi analis

Selain mendapat sentimen positif dari pengembangan jaringan 5G, Anissa melihat, permintaan internet saat ini juga terus meningkat. Kinerja bisnis fiber optic TOWR juga cukup memuaskan, sehingga bisa menjadi pendorong kinerja keuangan perseroan.

Sekadar informasi, TOWR hanya menambah 43 site tower baru, namun berhasil menambah 624 tenant kolokasi pada kuartal I-2021. Dengan demikian, saat ini, TOWR mempunyai total menara sebanyak 21.424 menara dan total tenant sebanyak 39.794. 

Analis Ciptadana Sekuritas Gani dalam risetnya menuliskan, TOWR mempunyai potensi mendapatkan 2.000 penyewa baru bersih untuk tahun ini. Dia melihat, saat ini operator telekomunikasi lebih fokus memperkuat jaringan mereka, sehingga berpotensi memberikan peluang pertumbuhan pada jaringan fiber. 

Apalagi, menurut Gani, bisnis jaringan TOWR cukup potensial. Kontribusi segmen bisnis ini mencapai 17% terhadap total pendapatan pada kuartal I-2021, naik dari 15% pada kuartal IV-2020. 

Secara kuartalan, pendapatan dari segmen non-menara justru merupakan pendorong pertumbuhan utama pendapatan TOWR di kuartal I-2021. Segmen ini menyumbang 77% dari pendapatan. 

Baca Juga: Ini 5 saham LQ45 dengan return tertinggi di semester I 2021, cek juga rekomendasinya

Ini didorong jaringan fiber milik TOWR yang naik dari 36.000 km pada kuartal IV-2020 jadi 40.000 km di kuartal I-2021. "Selain itu, rasio efisiensi jaringan fiber juga meningkat jadi 34% dibanding 25% pada kuartal sebelumnya, menandakan tingkat penyerapan lebih tinggi," ujar Gani.

Peluang akuisisi

Analis Trimegah Sekuritas Richardson Raymond dalam riset pada 9 Juli menuliskan, TOWR memiliki bisnis jaringan fiber lewat iForte per kuartal I-2021. TOWR membukukan pendapatan Rp 114,3 miliar dari bisnis jaringan fiber. 

Faktor lain yang membuat saham TOWR menarik, menurut Richardson, adalah dibukanya sektor telekomunikasi sebagai sektor yang bisa mendapatkan investasi dari investor asing. "Indonesia merupakan salah satu pasar menara paling menarik di Asia, dengan margin EBITDA yang tinggi dan kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan. Kami percaya perusahaan menara global dan investor akan terus mencari peluang investasi di sektor ini," tutur Richardson. 

Baca Juga: Teknologi 5G jadi sentimen positif pengungkit kinerja Tower Bersama (TBIG)

Anissa melihat, TOWR juga mempunyai peluang menambah jumlah menara melalui akuisisi. TOWR memiliki net debt/EBITDA di bawah 3 kali. Hanya saja, manajemen TOWR belum memastikan akan melakukan akuisisi menara dalam waktu dekat.

"Secara bisnis, TOWR cukup stabil dengan kontrak pendapatan rata-rata jangka panjang, sekitar 10 tahunan, sehingga TOWR memiliki kepastian pendapatan ke depannya," jelas Anissa. 

Menurut Richardson, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) bisa menjadi sasaran menarik untuk diakuisisi. Pasalnya, SUPR memiliki jumlah menara sebanyak 6.400 menara, 6,3 km jaringan fiber optic, serta tenant ratio yang tinggi yakni 1,89 kali per 2020.

Pada tahun ini, Richardson memprediksi pendapatan TOWR akan mencapai Rp 8,06 triliun dengan laba bersih Rp 3,19 triliun. Sementara Gani memperkirakan pendapatan TOWR bisa mencapai Rp 8,06 triliun tahun ini, dengan laba bersih mencapai Rp 3,19 triliun. 

Baca Juga: Direktur TOWR Indra Gunawan: Sabar Menunggu Cuan Besar

Gani dan Richardson memasang rekomendasi beli untuk saham TOWR, dengan target harga masing-masing di Rp 1.450 dan Rp 1.800 per saham. Sementara, Annisa merekomendasikan hold TOWR dengan target harga Rp 1.400 per saham. Pada perdagangan kemarin, harga saham TOWR tidak berubah dibanding posisi Jumat (9/7), di Rp 1.325 per saham. 

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler