Satria Mega Kencana (SOTS) Agresif Ekspansi di Indonesia Timur

Sabtu, 15 Juni 2019 | 07:40 WIB
Satria Mega Kencana (SOTS) Agresif Ekspansi di Indonesia Timur
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS), yang bergerak di bisnis pengembangan properti dan kawasan wisata, merencanakan ekspansi yang cukup masif di tahun ini.

Beragam strategi bisnis digarap, mulai dari rencana akuisisi hingga menambah properti baru.

Kepercayaan diri Satria Mega menggelar ekspansi ditopang aksi penjualan perdana saham pada Desember 2018 lalu. Dari initial public offering (IPO) tersebut, Satria Mega mendapatkan dana Rp 66 miliar.

Dalam prospektus IPO, manajemen Satria Mega menyebutkan, dana hasil IPO akan digunakan untuk mengakuisisi tanah seluas 501 meter persegi dan bangunan Sotis Residence Penjernihan, yang semula dimiliki PT Dwimukti Graha Elektrindo, perusahaan afiliasi perseroan ini. Akuisisi tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 61 miliar.

Melalui salah satu anak usahanya, PT Dwimukti Mitra Wisata, Satria Mega menaungi beberapa hotel Sotis. Satria Mega bergerak di pasar hotel bintang 3 dan 4. Hingga saat ini, hotel Sotis tersebar di Bali, Jakarta, dan Kupang. Hotel tersebut dilengkapi dengan faisilitas pertemuan, insentif, konvensi dan pameran (MICE).

Lini bisnis MICE memberi kontribusi lebih besar dibandingkan hotel. Komposisi pendapatan dari bisnis MICE 60% dan hotel 40%. Sementara tingkat okupansi hotel di Jakarta berada di rata-rata 70%.

Satria Mega memiliki misi membangun industri kawasan pariwisata di Indonesia bagian timur. Demi mewujudkan misi tersebut, anak usahanya, yaitu PT Tanjung Karoso, menjadi entitas untuk mengembangkan landbank yang dimiliki Satria Mega di desa Tanjung Karoso, Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ivo Wongkaren, Direktur Utama Satria Mega Kencana, beberapa waktu lalu mengatakan, akan membangun tiga hotel baru di tahun ini. Lokasi yang dipilih adalah Bali, Labuan Bajo dan Sumba Daya Barat, NTT.

Proyek di NTT menjadi yang terbesar di antara lokasi lainnya karena memiliki lahan seluas 200 hektare di bawah anak usaha PT Tanjung Karoso. Ivo mengatakan, akan mengambil sekitar 15 hektare hingga 20 hektare untuk membangun resor. Sisanya akan dikembangkan untuk kawasan industri pariwisata, seperti di Mandalika.

Pembangunan konstruksi direncanakan mulai pada kuartal III-2019, menggandeng pihak dari Prancis. Dalam proyek tersebut, perseroan ini menggelontorkan investasi sebesar US$ 18 juta-US$ 20 juta.

Sementara, proyek di Bali diprediksi membutuhkan biaya sekitar Rp 100 miliar-Rp 120 miliar. Di Bali, emiten ini akan mengembangkan hotel di sebelah Sotis Villa Canggu. Proyek digarap di lahan seluas 3.000 meter persegi. Dengan begitu, proyek di Bali merupakan perluasan dari proyek yang sudah ada seluas 2.000 meter persegi.

Perusahaan ini menargetkan, ketiga hotel baru tersebut beroperasi di 2020. Dengan begitu laba perusahaan bisa positif. Berdasarkan laporan keuangan 2018, Satria Mega masih mencetak rugi bersih sebesar Rp 24,28 miliar, lebih besar dibanding akhir 2017 yang rugi Rp 6,7 miliar. Namun, pendapatan tumbuh 33,92% jadi Rp 20,29 miliar dari Rp 15,15 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Ivo optimistis perkembangan industri pariwisata masih pesat. Dengan strategi usaha yang tepat, baik secara organik maupun nonorganik, ia yakin perseroan ini bisa mencetak kinerja lebih baik.

Sekadar informasi, hingga Maret 2019, pendapatan SOTS turun 4,02% menjadi Rp 4,53 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,72 miliar. nAkhir tahun 2018, rugi bersih SOTS membesar menjadi senilai Rp 24,28 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA