Saudi Aramco Diperkirakan Bisa Jaring US$ 15 Miliar dari Penerbitan Obligasi

Kamis, 14 Februari 2019 | 19:26 WIB
Saudi Aramco Diperkirakan Bisa Jaring US$ 15 Miliar dari Penerbitan Obligasi
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Produsen minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco berencana menerbitkan obligasi global di paruh pertama tahun ini. Debut obligasi yang dinanti-nanti investor itu kemungkinan bisa menjaring dana segar hingga US$ 15 miliar. 

Bulan lalu, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih memperkirakan, Aramco dapat memperoleh sekitar US$ 10 miliar dari penerbitan obligasi. Namun, beberapa analis memperkirakan Aramco dapat memperoleh nilai lebih dari itu. 

Mohieddine Kronfol, Kepala Investasi Sukuk Global dan MENA Fixed Income di Franklin Templeton Investments mengatakan, perusahaan seperti Aramco dianggap memiliki kualitas sangat tinggi.

"Sehingga penerbitan oblgiasi ini akan diterima dengan sangat baik oleh pasar. NIlai US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar sangat mungkin,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/2).

Richard Segal, Analis Senior di Manulife Asset Management di London mengatakan: mengingat keputusan Aramco tak melanjutkan IPO dan antisipasi panjang dari transaksi ini untuk perusahaan terbesar di negara itu, Aramco akan dengan mudah menjaring banyak minat investor.

Reuters juga memberitakan, raksasa minyak ini telah memilih sejumlah bank seperti JP Morgan, Morgan Stanley, Citi, HSBC dan National Commercial Bank Arab Saudi untuk membantu transaksi tersebut. JPMorgan dan Morgan Stanley telah ditunjuk sebagai koordinator global bersama dan, bank-bank lainnya sebagai joint bookrunners

Penjaringan dana ini dilakukan untuk memuluskan rencana akuisisi raksasa petrokimia Saudi Basic Industries Corp (SABIC). Sumber Reuters sebelumnya juga mengatakan, Aramco dapat mencari pinjaman sebesar US$ 50 miliar dari investor internasional untuk mendanai pembelian 70% saham SABIC yang dimiliki Public Investment Fund. 

Penjualan obligasi internasional oleh Aramco hampir pasti akan mengharuskan perusahaan untuk memperoleh peringkat kredit dan mengungkapkan informasi keuangan dalam prospektus. Aramco sejauh ini enggan mengungkapkan tentang keuangannya. Kekhawatiran tentang persyaratan keterbukaan informasi keuangan itu menjadi salah satu alasan Aramco membatalkan rencana penawaran umum sahamnya pada tahun lalu.

Kepala Eksekutif Amin Nasser mengatakan bulan lalu bahwa Aramco sedang berbicara dengan lembaga pemeringkat kredit sebelum melakukan debut di pasar modal internasional.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:30 WIB

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025

AMRT menyebut adanya penutupan gerai di tahun ini merupakan bagian dari srategi eksansi di tahun depan.

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:15 WIB

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru

Periode Nataru di unit hotel yang dimiliki MTLA sudah terlihat mengalami kenaikan, seperti Hotel Horison Ultima Bekasi

INDEKS BERITA

Terpopuler