Sebagian Besar Debitur Restrukturisasi Mulai Membaik

Kamis, 02 Februari 2023 | 05:15 WIB
Sebagian Besar Debitur Restrukturisasi Mulai Membaik
[]
Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Oustanding kredit perbankan yang direstrukturisasi karena terdampak Covid-19 semakin berkurang. Sebagian besar penurunan karena banyak debitur sudah kembali lancar membayar angsuran dan bahkan melunasi kredit, seiring dengan mulai pulihnya ekonomi nasional. 

Restrukturisasi kredit Bank Mandiri Tbk  (BMRI) secara bank only misalnya, tersisa Rp 35,9 triliun per Desember 2022. Jumlah tersebut turun Rp 33,8 triliun dari posisi Desember tahun sebelumnya. Sementara dari Juni 2021, telah berkurang  Rp 60,6 triliun.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan penurunan outstanding restrukturisasi Covid-19 tersebut telah membuat kredit beresiko atau loan at risk (LAR) perseroan turun signifikan ke level 12,1% pada Desember 2022 dari 17 % pada periode yang sama tahun 2021. 

Bank Mandiri melihat tren LAR akan terus menurun dan diprediksi akan ke level 8%-9% pada akhir tahun ini. Apalagi sebagian besar dari debitur restruktisasi tersebut sudah mulai bisa bayar angsuran. "Sebanyak 85% telah mulai mampu membayar angsuran kepada bank," kata Siddik ke pada KONTAN, Rabu (1/2).

Sebanyak 65%-75% dari restukturisasi Covid-19 Bank Mandiri akan berakhir pada Maret 2023 lantaran tak masuk dalam sektor yang berhak mendapat perpanjangan relaksasi sesuai Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 34 tahun 2022. 

Kendati begitu, Bank Mandiri tidak khawatir, karena 60%-70% dari yang portofolio yang akan berakhir relaksasinya sudah mulai pulih dan dinilai akan mampu membayar kewajibannya. 
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisoner OJK No 34, perpanjangan restrukturisasi Covid hanya untuk sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman, sektor tekstil dan alas kaki, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta debitur di Bali.

Siddik bilang, debitur yang program relaksasinya berakhir Maret tahun ini tetapi belum membaik maka akan direstrukturisasi secara reguler. Ada sekitar 15% dari restrukturisasi  kredit bank ini belum mulai bayar anguran.

Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatat hal serupa. Outstanding restrukturisasi Covid-19 bank ini tersisa Rp 33 triliun per Desember 2022 atau sekitar 19% terhadap total kredit perseroan. 

Direktur Risk Management and Transformation BTN,  Setiyo Wibowo menyatakan,  Jumlah itu sudah turun cukup besar dari akhir 2021. "Rasio restrukturisasi Covid-19 terhadap total kredit BTN tahun 2021 mencapai 26%," ujarnya.

Dari jumlah kredit yang masih dalam restrukturisasi itu, BTN memperkirakan sekitar 5%-6% masuk kategori beresiko dan berpotensi turun status menjadi kredit macet.
Mengantisipasi risiko kredit, BTN akan memperbaiki skema restrukturisasi, memperkuat manajemen collection, dan melakukan penjualan aset.

Adapun restrukturisasi Covid-19 Bank BNI tersisa Rp 49,6 triliun per Desember 2022, turun dari Rp 72,1 triliun pada akhir 2021. 

Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada  menyatakan, dari pemetaan BNI, hanya sekitar 5% dari kredit yang direstrukturisasi tersebut masuk kategori beresiko tinggi.  Dari data BNI, sebanyak 4,5% restrukturisasi Covid-19 masuk dalam kategori non performing loan (NPL), 9,5% dalam kategori  perhatian khusus, dan sebanyak 86% berstatus lancar.        

Bagikan

Berita Terbaru

Risiko Investasi Melandai,  Duit Investor Masuk ke SBN
| Rabu, 30 April 2025 | 07:53 WIB

Risiko Investasi Melandai, Duit Investor Masuk ke SBN

Tingkat premi risiko investasi alias credit default swap (CDS) Indonesia bergerak landai, seiring timbulnya sinyal de-eskalasi

Pasca Terangkat Pelemahan Dolar, Rupiah Diproyeksi Koreksi pada Rabu (30/4)
| Rabu, 30 April 2025 | 07:49 WIB

Pasca Terangkat Pelemahan Dolar, Rupiah Diproyeksi Koreksi pada Rabu (30/4)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot ditutup menguat 0,56% ke Rp 16.761 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (29/4)

Diversifikasi Dorong Kinerja PT Petrosea Tbk (PTRO)
| Rabu, 30 April 2025 | 07:44 WIB

Diversifikasi Dorong Kinerja PT Petrosea Tbk (PTRO)

Proyek-proyek baru PT Petrosea Tbk (PTRO) akan berkontribusi kepada kinerja perusahaan pada tahun ini

Target Pyridam Farma (PYFA) Mengantongi Pendapatan Rp 2,5 Triliun
| Rabu, 30 April 2025 | 07:30 WIB

Target Pyridam Farma (PYFA) Mengantongi Pendapatan Rp 2,5 Triliun

Pencapaian PYFA di 2024 didorong ekspansi bisnis jasa contract development and manufacturing organization (CDMO) farmasi

Unilever Indonesia (UNVR) Optimalkan Dana Belanja Modal
| Rabu, 30 April 2025 | 07:05 WIB

Unilever Indonesia (UNVR) Optimalkan Dana Belanja Modal

Alokasi modal UNVR difokuskan pada dua hal utama,:yakni mendorong efisiensi dan membangun serta menumbuhkan bisnis.

Hasan Nasbi Mundur dari Juru Bicara Kepresidenan
| Rabu, 30 April 2025 | 06:35 WIB

Hasan Nasbi Mundur dari Juru Bicara Kepresidenan

Hasan Nasbi tidak menjelaskan secara detil alasannya mundur dari jabatan juru bicara kepresidenan di Kabinet Merah Putih. 

Investasi Lokal Menekuk Investasi Asing di Indonesia
| Rabu, 30 April 2025 | 06:32 WIB

Investasi Lokal Menekuk Investasi Asing di Indonesia

Kementerian Investasi dan Hulirisasi mencatat realisasi investasi asing sepanjang kuartal I-2025 mencapai Rp 230,4 triliun

Prabowo dan Kelas Menengah
| Rabu, 30 April 2025 | 06:30 WIB

Prabowo dan Kelas Menengah

Kelas menengah memiliki bahan bakar yang mumpumi untuk bisa mengawal dan kritisi kebijakan pemerintah.​

Prabowo dan Hobi Gibran
| Rabu, 30 April 2025 | 06:30 WIB

Prabowo dan Hobi Gibran

Wejangan Presiden Prabowo di Danantara untuk mengevalusi penuh kinerja BUMN diharap tidak menjadi omon-omon termasuk juga berlaku bagi wakilnya.

Separuh Lebih Penduduk RI Masuk Kategori Miskin
| Rabu, 30 April 2025 | 06:22 WIB

Separuh Lebih Penduduk RI Masuk Kategori Miskin

World Bank mencatat, 60,3% warga Indonesia di kelas menengah atas, hidup di bawah standar menurut Worl Bank

INDEKS BERITA

Terpopuler