Sebulan Terakhir, Sarana Inti Selaras Menjual 26 Juta Saham Kapuas Prima Coal (ZINC)

Selasa, 26 Februari 2019 | 11:44 WIB
Sebulan Terakhir, Sarana Inti Selaras Menjual 26 Juta Saham Kapuas Prima Coal (ZINC)
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, PT Sarana Inti Selaras terus mengurangi kepemilikan saham di PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC).

Pemegang saham utama Kapuas Prima Coal itu mulai menggelar aksi jual saham sejak 28 Januari lalu.

Berdasarkan surat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diteken Direktur Sarana Inti Selaras Edy Budiman, Sarana Inti Selaras pada 28 Januari lalu telah menjual saham Kapuas Prima Coal sebanyak 5,87 juta saham.

Harga penjualan bervariasi di rentang Rp 1.360 per saham hingga Rp 1.380 per saham. Nilai transaksi penjualan saham itu sebesar Rp 8 miliar.

Pada Februari 2019, Sarana Inti Selaras kembali melanjutkan aksi jual saham Kapuas Prima Coal. Berdasarkan surat yang ditujukan kepada OJK, Sarana Inti Selaras melaporkan beberapa kali transaksi penjualan saham Kapuas Prima Coal.

Pada 13 Februari 2019, Sarana Inti Selaras menjual 301.075 saham Kapuas Prima Coal di harga Rp 1.569 – Rp 1.661 per saham.

Sehari kemudian, pada 14 Februari 2019, Sarana Inti Selaras kembali menjual 857.143 saham Kapuas Prima Coal di harga Rp 1.745 – Rp 1.752 per saham.

Kemudian, pada 15 Februari 2018, Sarana Inti Selaras lagi-lagi melego saham Kapuas Prima Coal.

Jumlah saham yang dijual sebanyak 11,03 juta saham. Harga penjualan di rentang Rp 1.837 – Rp 1.880 per saham. Nilai transaksi penjualan mencapai Rp 20,6 miliar.

Pada 18 Februari, Sarana Inti Selaras kembali menjual saham Kapuas Prima Coal. Jumlahnya sebanyak 2,9 juta saham. Harga penjualan di rentang Rp 1.955 – Rp 2.074 per saham.

Jika ditotal, pada periode 28 Januari 2019 hingga 18 Februari 2019, Sarana Inti Selaras telah menjual 20,99 juta saham Kapuas Prima Coal.

Harga penjualan saham tersebut bervariasi seiring tren kenaikan harga saham Kapuas Prima Coal. Jika ditotal, nilai transaksi penjualan saham Kapuas Prima Coal pada periode tersebut mencapai Rp 36,6 miliar.

Tak cukup sampai di situ, Sarana Inti Selaras masih melanjutkan penjualan saham Kapuas Prima Coal.

Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Sarana Inti Selaras tercatat melepas saham Kapuas Prima Coal pada periode 19 Februari 2019 hingga 22 Februari 2019.

Pada 19 Februari 2019, Sarana Inti Selaras melepas 1,74 juta saham Kapuas Prima Coal.

Pada 20 Februari 2019, kepemilikan Sarana Inti Selaras atas saham Kapuas Prima Coal tercatat berkurang 208.372 saham.

Sehari kemudian, pada 21 Februari 2019, kepemilikan saham Sarana Inti Selaras di Kapuas Prima Coal berkurang sebanyak 1,17 juta saham.

Yang terbaru, pada 22 Februari 2019, Sarana Inti Selaras tercatat mengurangi kepemilikan saham  Kapuas Prima Coal sebanyak 2,19 juta saham.

Belum ada laporan resmi dari Sarana Inti Selaras terkait harga penjualan saham Kapuas Prima Coal pada periode 19 Februari 2019 – 22 Februari 2019.

Yang jelas, pada periode tersebut, harga saham ZINC diperdagangkan di atas Rp 2.000 per saham. Pada 22 Februari 2019, harga saham ZINC ditutup di harga Rp 2.260 per saham.

Jika ditotal, pada periode 19 Februari – 22 Februari 2019, Sarana Inti Selaras telah melepas 5,3 juta saham ZINC.

Taruh kata rata-rata harga penjualan Rp 2.100 per saham, nilai transaksi penjualan saham ZINC pada periode tersebut mencapai kisaran Rp 11 miliar.

Jika dihitung sejak 28 Januari 2019 hingga 22 Februari 2019, jumlah saham ZINC yang Sarana Inti Selaras lepas mencapai 26,29 juta saham. Nilai transaksi diperkirakan mencapai kisaran Rp 47 miliar.

Pasca aksi jual saham itu, kepemilikan Sarana Inti Selaras atas saham Kapuas Prima Coal berkurang menjadi 1,052 miliar saham yang mewakili 20,84% dari total saham Kapuas Prima Coal.

Sebelumnya, Sarana Inti Selaras menguasai 1,079 miliar saham yang mewakili 21,36% terhadap total saham Kapuas Prima Coal.

Sarana Inti Selaras berdiri sejak 2009. Pemegang saham utama Sarana Inti Selaras adalah Tan Ali Susanto dan Jo Muryani yang masing-masing menguasai kepemilikan saham sebesar 25%.

Sarana Inti Selaras merupakan pemegang saham utama Kapuas Prima Coal. Sejak sebelum Kapuas Prima Coal menggelar penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO), Sarana Inti Selaras telah menguasai 1,079 miliar saham yang saat itu mewakili 26,97% dari total saham Kapuas Prima Coal.

Kapuas Prima Coal menggelar IPO pada Oktober 2017. Harga pelaksanaan IPO Kapuas Prima Coal pada saat itu sebesar Rp 140 per saham.

Kemarin, Senin (25/2), harga saham ZINC ditutup di harga Rp 2.320 per saham. Dibandingkan dengan harga IPO, harga saham Kapuas Prima Coal sudah melonjak hingga lebih dari 16 kali lipat.

Didirikan pada 2005, Kapuas Prima Coal bergarak pada bidang usaha eksplorasi dan produksi beberapa logam industri, yakni seng, timbal, perak, dan bijih besi. Pada 2008-2014, Kapuas Prima Coal hanya memproduksi dan menjual bijih besi.

Namun, sejak 2015, perusahaan telah fokus terhadap produksi dan penjualan seng dan timbal. Sebab, harga bijih besi dinilai terlalu rendah.

Saat ini, Kapuas Prima Coal mengoperasikan lima tambah bawah tanah di Ruwai, Lamandau, Kalimantan Tengah, dengan estimasi kapasitas produksi bijih mentah sebesar 450.000 ton per tahun.

Selain Sarana Inti Selaras, pemegang saham Kapuas Prima Coal per 31 Januari 2019 adalah Sim Anthony (15,13%), Kioe Nata (13,05%) Budimulio Utomo (10,5%), Haroen Soedjatmiko (9,6%), William (9,6%), dan masyarakat.

 

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48 WIB

Multi Makmur Lemindo (PIPA) Akan Transformasi Jadi Holding Investasi Energi

PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) segera melakukan transformasi bisnis seiring masuknya PT Morris Capital Indonesia sebagai pengendali baru. ​

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:43 WIB

Laju Saham Barang Konsumsi Masih Mini

Laju indeks saham barang konsumsi tertinggal dari 10 indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:34 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Siap Merambah ke Bisnis Hilir Sawit dan Energi Terbarukan

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan menjalin sinergi dengan pemegang saham baru, Posco International, yang akan masuk ke sektor hilir kelapa sawit.

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:24 WIB

Strategi Mengail Cuan Saham Menjelang Tutup Tahun

Memilih strategi yang bisa dimanfaatkan investor untuk mendulang cuan investasi saham di momen libur akhir tahun​.

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:50 WIB

Kenaikan Harga Dongkrak Nilai Ekspor CPO Indonesia

Hingga Oktober 2025, nilai ekspor sawit mencapai US$ 30,605 miliar, lebih tinggi 36,19% dibanding periode yang sama tahun 2024 US$ 22,472 miliar.

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:40 WIB

Aturan Baru Pupuk Bersubsidi Menjadi Titik Balik Industri

Regulasi ini memberikan kerangka kebijakan yang lebih adaptif dalam pelaksanaan subsidi pupuk, sekaligus membuka ruang bagi peningkatan efisiensi.

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:25 WIB

Central Proteina Prima (CPRO) Kian Serius di Bisnis Pet Food

Industri pet food Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya jumlah pemilik hewan.

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:15 WIB

SKB Food (RAFI) Transformasi ke Bisnis Agrifood

Sebagai pijakan awal transformasi, RAFI mengusung tema “More Impactful and More Valuable” yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan bisnis

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 08:11 WIB

Ancaman Dari Jepang Bisa Bikin IHSG & Rupiah Anjlok, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Jika perkiraan ini terjadi, ada potensi akan meningkatnya volatilitas saham dan mata uang di pasar global.

INDEKS BERITA