Sektor Manufaktur Bergerak Perlahan di Awal Tahun

Rabu, 06 Februari 2019 | 04:26 WIB
Sektor Manufaktur Bergerak Perlahan di Awal Tahun
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor manufaktur Indonesia stagnan sepanjang bulan pertama 2019. Ini tergambar pada Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis Nikkei dan IHS Market.

Survei menunjukkan, aktivitas manufaktur pada Februari 2019 menuju perlambatan di level 49,9 poin, atau sama dengan Januari 2019. Angka ini melambat dibandingkan dengan Desember 2018 yang masih ekspansif pada level 51,2 poin.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw menilai, perlambatan aktivitas manufaktur di Indonesia terjadi akibat menurunnya permintaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, kondisi ini tak hanya dialami Indonesia, tetapi juga di negara ASEAN lainnya yang menghadapi perlambatan permintaan.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan menyebut pengusaha telah memprediksi kondisi ini. "Pada Desember lalu sempat ada kenaikan karena produksi meningkat. Memasuki Januari, wajar ada perlambatan karena sudah digenjot di akhir tahun lalu," katanya, Senin (4/2).

Selain itu, pelaku industri manufaktur masih memasang target moderat untuk ekspansi produksi maupun penjualan. Mereka memilih untuk wait and see di tengah potensi ketidakpastian, baik secara global maupun domestik.

Di sisi global, pelaku industri lebih berhati-hati karena sempat terjadi shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS), serta perlambatan ekonomi China. Khusus perlambatan ekonomi China ini dikhawatirkan merembet pada negara-negara lain, terutama negara berkembang.

Dari dalam negeri, pelaku industri masih waspada terhadap situasi politik menjelang pemilihan umum presiden dan wakil rakyat. Johnny percaya, industri manufaktur kembali menggeliat saat risiko ketidakpastian mereda.

Senada dengan Johnny, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Senin (4/2) menyebut, secara historis, tingkat produksi dan permintaan Januari-Maret itu siklusnya turun, dan baru naik memasuki kuartal kedua.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro melihat lesunya laju industri manufaktur antara lain karena mereka masih merasakan efek depresiasi rupiah yang cukup dalam pada kuartal empat 2018. Walhasil, industri belum mampu memproduksi dengan kapasitas tinggi di tengah tingginya biaya. "Menaikkan harga jual dalam kondisi seperti ini juga sulit karena tingkat persaingan pun tinggi," kata Ari, Senin (4/2).

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler