Berita Global

Sektor Properti Asia Pasifik Marak Lagi, Nilai Investasi Kembali ke Era Prapandemi

Kamis, 05 Agustus 2021 | 15:26 WIB
Sektor Properti Asia Pasifik Marak Lagi, Nilai Investasi Kembali ke Era Prapandemi

ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di sebuah gudang produk elektronik di Tangerang, Banten, Senin (3/8/2020). KONTAN/Baihaki

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Investasi di real estate komersial di kawasan Asia Pasifik kembali semarak. Konsultan properti CBRE, Kamis (5/8), menyatakan, nilai investasi di real estat komersial di Asia Pasifik pada kuartal kedua mencapai US$ 41 miliar, atau melonjak 99% secara year-on-year.

Investasi meningkat hingga ke masa sebelum pandemi, dipimpin oleh transaksi bernilai besar. Transaksi dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar menyumbang 25% dari total volume kawasan, demikian pernyataan CBRE. Sementara transaksi lintas batas negara meningkat 65% pada kuartal tersebut

India mencatat pertumbuhan terbesar sebesar 354%. Di posisi berikut adalah Hong Kong dan Australia, yang masing-masing naik 270% dan 196%. Daratan China meningkat 117%.

Baca Juga: Ekonomi kuartal II-2021 tumbuh tinggi karena baseline tahun lalu yang jeblok

Jika dirinci berdasarkan kelas aset, investasi ritel menyumbang 31% dari total volume di kawasan ini. Properti untuk sektor industri tetap sangat diminati. Itu tercermin dengan dana yang masuk ke pergudangan selama semester pertama mencapai rekor tertinggi di berbagai pasar utama.

Hasil lembaga konsultan properti lainnya, yaitu JLL memperlihatkan kecenderungan yang sama. JLL, Kamis, menyatakan investasi di bidang logistik dan real estat industri di Asia Pasifik melonjak 215% pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya menjadi $15 miliar. Pertumbuhan itu didorong oleh ekspansi e-commerce, selisih imbal hasil relatif dan keinginan investor untuk melakukan diversifikasi ke aset yang lebih tahan banting.

Dalam enam bulan pertama, China, Australia, dan Korea Selatan menyumbang 69% dari total volume investasi real estat, yang tumbuh 39% menjadi US$ 83,5 miliar. Namun aktivitas di Jepang lebih lemah karena gangguan pandemi, demikian pernyataan JLL.

“Kami mengharapkan aktivitas lebih lanjut pada paruh kedua tahun 2021 karena investor bergerak menuju kesepakatan portofolio, corporate sale and leaseback, serta melakukan lebih banyak diversifikasi ke sektor-sektor seperti logistik dan industri, life science dan multifamily,” tutur Stuart Crow, CEO Pasar Modal di JLL di Asia Pasifik.

Selanjutnya: Perubahan Protokol Semakin Dekat, Ether Bertahan di Posisi Tertinggi Sejak Juni

 

Terbaru