Sell The News?

Selasa, 17 September 2024 | 04:15 WIB
Sell The News?
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan global menunggu-nunggu rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang akan berlangsung pekan ini. Pasar keuangan hampir yakin bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020. 

European Central Bank (ECB) bahkan telah dua kali menurunkan suku bunga. Mengapa penurunan suku bunga ditunggu-tunggu?

Asal tahu, The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk mengekang inflasi AS yang pernah menyentuh lebih dari 9% pada Juni 2022. Setahun terakhir, laju inflasi AS telah turun di bawah 4%, bahkan menyentuh 2,5% di bulan Agustus. Inflasi yang mendekati target bank sentral ini meluapkan harapan suku bunga bisa turun.

Dari sisi ekonomi, suku bunga yang tinggi menyebabkan pendanaan yang mahal. Alhasil, kegiatan usaha akan membayar lebih mahal untuk ekspansi. Sehingga, laba pelaku kegiatan usaha dan emiten bisa tergerus. Ketika bunga tinggi, biasanya pasar saham berkinerja kurang memuaskan. 

Nyatanya ketika suku bunga AS masih berada di 5,25%-5,5%, pasar saham AS justru tembus rekor tertinggi pada bulan Juli-Agustus. Pasar saham Indonesia juga terus menyentuh angka tertinggi baru alias all time high (ATH) pekan lalu.

Antisipasi pasar akan penurunan suku bunga acuan sudah mencuat sejak awal tahun ini. Tetapi hingga kini belum ada realisasi penurunan suku bunga. Sementara fundamental kinerja emiten mulai stabil setelah anjlok saat Covid dan melonjak pasca-Covid.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunga acuan meski inflasi tahunan hanya 2,12% di bulan Agustus. Fokus utama BI adalah stabilitas rupiah.

Ketika selisih suku bunga AS dan Indonesia tipis, ada potensi dana asing keluar dari pasar domestik. Alhasil, BI perlu menjaga selisih suku bunga ini. Sejalan dengan prediksi suku bunga AS, BI Rate juga diramal akan turun pada rapat dewan gubernur (RDG) BI pekan ini. 

Penurunan suku bunga akan menurunkan biaya dana baik pelaku usaha dan konsumen. Suku bunga yang rendah artinya ada potensi kinerja emiten makin membaik dan ekspansi bisnis makin ramai.   

Ketika suku bunga benar-benar turun, belum tentu pasar saham langsung melesat. September dianggap sebagai bulan penurunan pasar secara historis. Selain itu, strategi buy the rumour, sell the news bisa kejadian karena saking lamanya penurunan bunga ditunggu.

Selanjutnya: Suku Bunga Rendah Pacu Prospek Emiten Ritel

Bagikan

Berita Terbaru

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar
| Kamis, 19 September 2024 | 09:25 WIB

Rajin Ekspansi, Kinerja RS Hermina (HEAL) Kian Bugar

Menakar prospek saham dan kinerja PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik
| Kamis, 19 September 2024 | 09:15 WIB

TOWR Siap Gelar Rights Issue Rp 9 Triliun, Sahamnya Menarik

Nilai saham baru yang diterbitkan dari rights issue TOWR sebanyak-banyaknya sebesar Rp 9 triliun.

  Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan
| Kamis, 19 September 2024 | 09:03 WIB

Bank di Bawah Kendali Investor Jepang Optimis Cetak Pertumbuhan

Bank yang dikendalikan investor Jepang semakin gencar melakukan ekspansi bisnis

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat
| Kamis, 19 September 2024 | 08:57 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Melambat

Laju pertumbuhan kredit perbankan mulai melambat pada Agustus 2024

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit
| Kamis, 19 September 2024 | 08:53 WIB

BI Rate Dipangkas, Bankir Kejar Pertumbuhan Kredit

Pemnagkasan BI rate bakal mengurangi tekanan biaya dana yang menjadi tantangan utama bank tahun ini. 

 

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan
| Kamis, 19 September 2024 | 08:36 WIB

Bunga Acuan Dipangkas, Obligasi dan Saham Bank Bakal Diuntungkan

Emiten dari sektor properti, teknologi, otomotif, dan komoditas diprediksi ikut menikmati sentimen penurunan suku bunga acuan.

Penjualan Mobil Listrik Kian Nyetrum
| Kamis, 19 September 2024 | 07:35 WIB

Penjualan Mobil Listrik Kian Nyetrum

BYD Seal menjadi mobil listrik terlaris ketiga di Indonesia.

Asing Menguasai 26,79% Kepemilikan SRBI
| Kamis, 19 September 2024 | 07:26 WIB

Asing Menguasai 26,79% Kepemilikan SRBI

Penerbitan SRBI hampir Rp 1.000 triliun

Pemerintah Ingin Perpanjang Tax Holiday
| Kamis, 19 September 2024 | 07:19 WIB

Pemerintah Ingin Perpanjang Tax Holiday

Insentif ini akan berakhir pada awal Oktober 2024

DPR Merestui Tambahan Anggaran Kementerian PUPR Rp 40,59 Triliun
| Kamis, 19 September 2024 | 07:15 WIB

DPR Merestui Tambahan Anggaran Kementerian PUPR Rp 40,59 Triliun

Total anggaran Kementerian PUPR tahun depan menjadi Rp 116,23 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler