Semakin Populer di Mata Nasabah Kaya Bank, Impact Fund Raih Dana hingga US$ 650 Juta

Rabu, 06 Oktober 2021 | 14:36 WIB
Semakin Populer di Mata Nasabah Kaya Bank, Impact Fund Raih Dana hingga US$ 650 Juta
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Logo UBS di kantor pusatnya di Zurich, Swiss, 25 Oktober 2018. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Penggalangan dana untuk kegiatan yang membawa dampak luas terhadap kemanusiaan dan lingkungan berjalan kian mulus. Dari satu bank saja, nilai dana yang terkumpul melampaui setengah miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Ini terlihat dari rekam jejak reksadana Oncology Impact Fund 2 (OIF2)  yang dikelola MPM Capital, pengelola investasi yang berspesialisasi di sektor bioteknologi. Dari nasabah kaya di UBS saja, reksadana itu mampu meraup US$ 650 juta. Total dana yang sudah dikumpulkan OIF2 kini mencapai US$ 850 juta.

Perolehan dana sebesar itu menjadikan OIF2 sebagai impact fund di sektor bioteknologi dengan penggalangan dana terbesar, demikian pernyataan UBS, Rabu (6/10). Impact fund adalah reksadana yang menggunakan prinsip impact investing. Istilah yang terakhir itu muncul di tahun 2007, dan merujuk ke perluasan tujuan filantropi hingga kepemilikan finansial.

Baca Juga: Bisakah investor melakukan windows dressing tahun 2021 ini? Simak penjelasan analis

Selain mengejar hasil finansial, impact investment mengusung niat menghasilkan dampak lingkungan dan sosial yang terukur, yang kerap sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), yang dirumuskan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jadi, impact investing lazimnya melampaui prinsip-prinsip dasar investasi berkelanjutan.

OIF2 akan menginvestasikan 80% dari dana yang dikelolanya ke perusahaan rintisan swasta, dan sisanya ke perusahaan publik, yang mengembangkan perawatan inovatif untuk kanker dan penyakit serius lainnya.

Sebesar 20% dari biaya kinerja yang diperoleh manajer dari pengelolaan investasi, serta sebagian dari royalti obat, akan disumbangkan untuk meningkatkan akses ke pengobatan kanker untuk anak-anak di negara berkembang dan untuk mendanai penelitian kanker, kata manajer portofolio Christiana Bardon.

Bersama dengan produk pendahulunya, yang mengumpulkan dana lebih dari US$ 470 juta pada tahun 2016, OIF2 memegang rekor penggalangan dana impact fund terbesar yang berfokus ke tema tunggal di UBS.

“Dengan dana ini, saya merasa seperti kami mencoba untuk membayangkan kembali lingkup dari impact fund. Visi di sini masih sangat berani, yaitu: Bagaimana jika setiap obat yang dikembangkan dan dijual mendonasikan 1% kembali untuk membuat dunia menjadi lebih baik?,” ujar Mark Heafele, kepala investasi UBS Wealth Management.

“Ketika kami memulai perjalanan ini, penempatan dana bertema impact investment terbatas di obligasi saja, yang saat ini telah membukukan peningkatan hingga US$ 5 juta. Untuk  pasaat itu dilakukan dengan peningkatan $ 5 juta. Untuk meluncurkan sesuatu yang mampu mencapai ukuran 100 kali lipat jelas sangat ambisius, dan menunjukkan bagaimana tema ini dengan jelas beresonansi dengan klien kami,” tambahnya.

Baca Juga: Asing catat net buy hampir Rp 2 triliun, saham-saham ini yang banyak diborong

UBS, pengelola kekayaan terbesar di dunia, mengumpulkan US$ 6,9 miliar untuk investasi dampak terkait SDG pada akhir 2020. Bank yang berpusat di Swiss itu berambisi meningkatkan penempatan dana hingga US$70 miliar di aset yang dapat diklasifikasikan sebagai investasi yang berdampak, atau sebagai investasi yang berfokus secara berkelanjutan secara lebih luas hingga tahun 2025.

Impact investment kerap mendapat citra sebagai investasi yang menghasilkan pengembalian seadaanya. Namun MPM menyatakan, investor produk mereka, yang kebanyakan merupakan perusahaan besar, asuransi dan individu yang sangat kaya lain, dan para klien UBS, tidak perlu merisaukan rendahnya pengembalian. Klaim MPM ini merujuk ke kinerja reksadana yang mereka kelola.

“Impact fund yang kami kelola sama menguntungkannya dengan reksadana lain yang kami kelola. Kinerja mereka umumnya berada dalam kelompok kuartil teratas di segmen modal ventura di AS,” kata Direktur Pelaksana MPM Ansbert Gadicke.

Selanjutnya: Bermaksud Dinginkan Pasar Properti, Australia Ketatkan Syarat Kredit Rumah

 

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA