Sempat Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Berbalik Menguat 0,15%

Jumat, 25 Oktober 2019 | 22:55 WIB
Sempat Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Berbalik Menguat 0,15%
[ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019).]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah hari ini (25/10) ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, rupiah berakhir pada posisi Rp 14.038 per dolar AS.

Dengan begitu, rupiah berbalik menguat 0,15%, setelah sempat melemah pada pagi tadi. Pada penutupan kemarin (24/10), rupiah parkir di level Rp 14.059 per dolar AS.

Selama sepekan, pergerakan rupiah menunjukkan penguatan. Hanya, penguatan rupiah bersifat terbatas lantaran sempat kembali tertekan di tengah pekan.

Baca Juga: Akhir pekan, rupiah ditutup menguat 0,15% ke level Rp 14.038 per dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,78% dalam sepekan. Sama menguat, kurs tengah BI saat ini berada di posisi Rp 14.064 atau naik sebesar 0,54% selama satu pekan.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat, pergerakan rupiah selama sepekan ini cenderung stabil, meskipun tampak menguat. Ini akibat sentimen-sentimen yang saling mendominasi, baik yang positif maupun negatif.

"Sempat menguat dan melemah lagi, sehingga rupiah cenderung flat," ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (25/10).

Faisyal menyebutkan, salah satu faktor yang menyebabkan penguatan rupiah adalah penatikan Kabinet Indonesia Maju. Pasar masih menyambut baik beberapa orang yang masuk dalam tubuh kabinet Presiden Jokowi.

"Pasar optimistis dengan terpilihnya kembali Sri Mulyani menjadi menteri keuangan," kata Faisyal.

Baca Juga: Menguat sepekan, pergerakan rupiah didominasi sentimen domestik

Selain kabinet baru, Faisyal memandang, ada dampak dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini jadi 5%. Hanya, penurunan ini tak berdampak banyak untuk penguatan rupiah.

Faisyal menambahkan, penguatan rupiah cukup tertahan dengan faktor yang datang dari eksternal. Belum ada kepastian lagi mengenai negosiasi dagang antara China dan AS serta Brexit yang memiliki tenggat waktu akhir bulan ini.

"Pelaku pasar akhirnya mulai menjauhi aset berisiko, salah satunya rupiah," jelas Faisyal.

Sependapat, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, penguatan didominasi sektor domestik. Ada efek positif dari pemangkasan suku bunga acuan BI dan pelantikan Presiden yang berlanjut dengan pembentukan kabinet.

Baca Juga: Pembentukan kabinet baru menyokong kenaikan IHSG 0,98% dalam sepekan

"Didukung dengan berjalan lancar segala pelantikan yang terjadi pekan ini dari, pelantikan Presiden-Wakil Presiden hingga pelantikan menteri," ujar Josua.

Cuma, Josua berbeda pandangan soal negosiasi dagang AS-China dan Brexit. Menurutnya, sentimen ini justru memberi efek kebangkitan untuk rupiah.

Soalnya, perang dagang mulai mereda dan ada kepastian dari Brexit. "Brexit sudah ada kesepakatan, tinggal menunggu finalisasi sehingga menjadi sentimen positif untuk rupiah," tutur Josua.

Baca Juga: Rupiah terus menguat di hadapan dolar Amerika

Sentimen yang menyebabkan rupiah sedikit tertekan ialah kekhawatiran terhadap resesi. Negosiasi dagang AS-China tampaknya belum cukup mampu untuk mengurangi kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.

"Isu perlambatan ekonomi global masih terus membayangi," ucap Josua.

Pekan depan, pasar menunggu hasil rapat bank sentral AS, The Fed. Saat ini, pasar memperkirakan, The Fed akan memangkas suku bunganya lagi.

Baca Juga: Selepas tengah hari, rupiah menguat 0,07% ke level Rp 14.049 per dolar AS

Jika benar The Fed menurunkan suku bunga, Josua dan Faisyal sepakat, rupiah punya peluang untuk menguat. Josua menebak, rentang pergerakan rupiah selama sepekan depan adalah Rp 13.990-Rp 14.125 per dolar AS.

Sedikit lebih lebar, Faisyal memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.850-Rp 14.200 per dolar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025
| Rabu, 02 April 2025 | 16:44 WIB

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025

Investor asing mencatat net sell 2,59 miliar saham di BEI sepanjang bulan Maret 2025. Dari sisi nilai, aset saham asing justru naik.

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global
| Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global

Kontributor pendapatan masih didominasi dari ekspor pihak ketiga senilai US$1,76 miliar, denan ekspor berelasi menyumbang US$ 42,11 juta.

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia
| Rabu, 02 April 2025 | 11:00 WIB

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia

Penggunaan DME di Indonesia pada 2023 masih didominasi untuk kebutuhan aerosol propellant dengan pangsa pasar mencapai 24%.

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump
| Rabu, 02 April 2025 | 10:30 WIB

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump

Produsen mobil termasuk General Motors Co. dan Hyundai Motor Co. melaporkan kenaikan penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) 

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok

Permintaan safe haven yang semakin tinggi seiring ketidakpastian ekonomi di tengah tarif Trump membuat harga emas terus menanjak. 

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian

Pihak korban yang diwakili oleh Onny menuntut agar penyelesaian kasus Net89 tetap diselesaikan menggunakan pendekatan restorative justice (RJ).

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)
| Rabu, 02 April 2025 | 08:33 WIB

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)

Harga emas Antam (2 April 2025) ukuran 1 gram masih Rp 1.819.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,04% jika menjual hari ini.

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 02 April 2025 | 08:14 WIB

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025, berpotensi berada di bawah angka 5% year on year (yoy)

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya
| Rabu, 02 April 2025 | 08:00 WIB

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya

Pada segmen IPP Hidro dan Energi Terbarukan, di saat pendapatannya melonjak justru rugi bersihnya malah membengkak.

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30
| Rabu, 02 April 2025 | 07:00 WIB

Inilah Saham-Saham Favorit Goldman Sach dan Fil Ltd di bursa IDX30

Goldman Sach mendekap saham BBCA sebanyak 885,66 juta pada 7 Maret 2025 dengan cost average basis di harga Rp 7.141 per saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler