Serangan Balik Bank

Jumat, 01 April 2022 | 09:00 WIB
Serangan Balik Bank
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hidup bagaikan roda pedati. Begitu juga perjalanan roda bisnis. Pandemi Covid 19 di tahun 2020-2021 merupakan masa bulan madu bagi bisnis digital. Termasuk bank digital.

Lalu stimulus fiskal dan moneter bekerja. Pelumas ekonomi semakin licin, roda bisnis bergerak. Tapi tak diikuti pasokan energi. Walhasil,  harga komoditas, seperti minyak, batu bara dan gas melejit.

Seiring dengan itu, pendapatan meningkat. Masyarakat mulai berbelanja. Seperti mobil atau properti.  Harga saham bank digital dan komoditas terkoreksi, tapi saham properti berjaya. Terlebih pemerintah memberikan insentif.  Sektor properti menjadi bintang.

Sektor ini menyeret banyak kegiatan ekonomi. Seperti bahan baku pembangunan, yakni  batu bata, semen, besi dan bahan lain. Selain sektor konstruksi, infrastruktur dan manufaktur, bankir tersenyum. Serangan balik berjalan.

Membeli properti maupun konstruksi dan infrastruktur memerlukan kredit. Bank konvensional kembali akan menunjukkan taji.

Tapi tak semua pola digital tamat. Salah satu yang masih bertahan adalah sistem pembayaran. Di sini terjadi pertarungan uang elektronik non-bank dengan mobile banking serta sistem pembayaran perbankan

Bisnis keuangan digital adalah ranah yang gurih. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) jumlah transaksi digital banking pada tahun 2020 sekitar Rp 27.036 triliun. Lalu meningkat 47,36% menjadi Rp 39.841,4 triliun di tahun 2021.

Sementara transaksi uang elektronik di 2020 mencapai Rp 201 triliun. Dan melonjak hampir 52% di tahun 2021 menjadi Rp 305,4 triliun,

Dalam pertarungan uang elektronik, penyelenggara non-bank lebih mendominasi. Tapi seiring masifnya penggunaan QR Code, yakni QRIS perbankan menangkap ceruk ini. Penggunaaan QRIS bank melejit.

Balapan antara bank dan nonbank ini terjadi pada transaksi di Youtap. Platform dan solusi digital untuk bisnis dan perusahaan milik Salim ini menyebut, uang elektronik nonbank masih dominan. "Tapi penggunaan BCA dan Mandiri semakin kencang," kata CEO Youtap Indonesia, Herman Suharto

Uang elektronik bank masih tertolong dengan maraknya berbagai promo cashback. Sementara mobile banking lebih mudah karena tak perlu topup, cukup dari rekening.

Ke depan tinggal kita tunggu siapa sang pemenang. Atau malah keduanya, bank dan nonbank bisa berjalan bersama, seiring semakin masifnya transaksi digital.                            

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026
| Jumat, 05 Desember 2025 | 15:00 WIB

Tren Bullish Diproyeksi Masih Akan Ikuti Samudera Indonesia (SMDR) Tahun 2026

SMDR tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 4 triliun ayang dialokasikan untuk menambah kapal baru.

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian
| Jumat, 05 Desember 2025 | 14:00 WIB

Menguatnya Saham Tommy Soeharto (GTSI) Didominasi Volume Pembelian

Target GTSI adalah juga mencari sumber pendapatan baru agar tidak tergantung dari LNG shipping dan FSRU.

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 12:50 WIB

Didorong Sentimen Rights Issue, Begini Proyeksi Saham IMAS dan IMJS Menurut Analis

Pendapatan IMAS sampai dengan September 2025 ditopang dari PT IMG Sejahtera Langgeng senilai Rp 14,79 triliun atau tumbuh 15,46% YoY.

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?
| Jumat, 05 Desember 2025 | 10:03 WIB

Butuh Duit Jumbo Menyerap Kenaikan Free Float, Mampukah Pasar?

Dengan target transaksi harian hanya Rp 14,5 triliun, besaran dana untuk menyerap saham free float 15% sekitar Rp 203 triliun termasuk besar.

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:53 WIB

Melambung Tinggi, Saham Teknologi Masih Terus Unjuk Gigi

Pergerakan saham teknologi ke depan akan jauh lebih selektif dan berbasis kinerja, bukan lagi sekadar euforia sentimen.

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut
| Jumat, 05 Desember 2025 | 09:00 WIB

WALHI Beberkan Akumulasi Alih Fungsi Hutan 10.795 Ha Pemicu Banjir di Sumut

Banjir ini mencerminkan akumulasi krisis ekologis yang dipicu ekspansi tambang, proyek energi, hingga perkebunan sawit skala besar.

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:32 WIB

Prospek Elok Emiten Milik Happy Hapsoro (RATU) Ditopang Ekspansi Bisnis yang Agresif

RATU memiliki tujuh rencana akuisisi global hingga tiga tahun ke depan, dua diantaranya ditargetkan selesai kuartal IV-2025 dan semester I-2026.

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:12 WIB

WSKT Diskon Tarif Tol di Jawa dan Sumatra

WSKT juga menargetkan peningkatan pendapatan selama periode tersebut, meski Buyung enggan menyebut angkanya secara spesifik.  

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:08 WIB

Pertamina Pasok BBM dengan Pesawat Perintis

Pengiriman menggunakan pesawat perintis merupakan langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan energi di wilayah terdampak

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana
| Jumat, 05 Desember 2025 | 07:03 WIB

Layanan Internet Darurat FiberStar di Lokasi Bencana

FiberStar juga menghadirkan layanan internet darurat menggunakan teknologi Starlink untuk mendukung komunikasi bagi penyintas, relawan dan aparat

INDEKS BERITA

Terpopuler