Setelah China, Kini Keramik India Menyerbu Pasar Indonesia

Senin, 13 Mei 2019 | 06:45 WIB
Setelah China, Kini Keramik India Menyerbu Pasar Indonesia
[]
Reporter: Agung Hidayat, Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keluar dari mulut harimau, kini terancam masuk mulut buaya. Peribahasa ini layak disematkan kepada pelaku industri keramik domestik. Setelah impor produk China menyusut yang dipicu pemberlakuan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atau safeguard, kini produk keramik asal India mulai membanjiri pasar lokal.

Pada kuartal pertama tahun ini, volume impor produk keramik asal China menurun 14% hingga 15%. Namun di saat yang sama, impor produk India justru melejit. Oleh karena itu, Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mencermati perkembangan pasar dan berencana mengusulkan tambahan safeguard.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengharapkan penerapan safeguard terhadap keramik impor China memberikan angin segar bagi industri keramik dalam negeri. Asaki memproyeksikan utilitas kapasitas produksi tahun ini di meningkat menjadi 75% dari total kapasitas terpasang nasional yang sebesar 550 juta meter persegi (m). Pada tahun lalu, utilitas kapasitas nasional diperkirakan 67%-68%.

Setelah implementasi kebijakan safeguard, ternyata industri keramik lokal masih menghadapi sejumlah tantangan. "Berdasarkan data, volume impor kuartal I-2019 hanya turun sekitar 14%-15% dan sebaliknya angka impor dari India melonjak signifikan lebih dari ratusan persen," ungkap Edy kepada KONTAN, Minggu (12/5).

Asaki melihat volume impor keramik asal India meningkat signifikan sejak pemberlakuan safeguard terhadap produk keramik China. Oleh karena itu, Asosiasi mengaku sedang memantau perkembangan pasar dan membuka peluang untuk mengajukan usulan tambahan safeguard.

Setelah implementasi safeguard, kinerja industri keramik memang masih stagnan dan belum memuaskan. Secara umum, Edy menyebutkan, penjualan keramik pada awal tahun biasanya belum meningkat signifikan. "Namun di kuartal II 2019 kami mengestimasi dapat tumbuh 2%-3% karena permintaan menjelang Hari Raya," ungkap dia.

Tak semua pelaku industri menikmati pertumbuhan. Salah satu produsen keramik, PT Cahaya Putra Asa Keramik Tbk (CAKK), memproyeksikan penjualan di kuartal kedua tahun ini menyusut. "Penurunannya bisa mencapai 30%-40%," kata Direktur CAKK, Juli Berliana, Jumat (11/5) pekan lalu.

Penjualan CAKK menurun akibat keterbatasan angkutan untuk menyalurkan produknya. Di sisi lain, produsen keramik KAISAR ini mengatakan penurunan terjadi karena terpangkasnya hari kerja mengikuti masa cuti bersama.

Asosiasi meyakini permintaan keramik kembali menanjak setelah semester kedua. Namun mereka belum mau membicarakan target pertumbuhan secara pasti pada tahun ini. Edy hanya bilang, permintaan keramik akan meningkat seperti tahun sebelumnya lantaran didukung permintaan sektor proyek maupun ritel. "Kami juga mengharapkan pasca pilpres yang berjalan lancar, sektor properti bisa menggeliat," jelas Edy.

Soal kebijakan harga, industri belum berencana menaikkan harga di semester pertama tahun ini. Setelah safeguard bergulir, setiap produsen berinisiatif melakukan konsolidasi internal dengan mencoba menaikkan kembali utilitas produksi. Adapula produsen yang melakukan peremajaan mesin dan menambah kapasitas produksi.

Bagikan

Berita Terbaru

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:20 WIB

Ramai Saham ARA Setelah Keluar PPK, Hati-Hati Banyak yang Sekadar Pantulan

Dari puluhan emiten yang keluar dari Papan Pemantauan Khusus pada 28 November 2025, hanya segelintir yang didukung narasi kuat.

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:16 WIB

Mencari Cuan dari Evaluasi Indeks Kehati

BEI mengumumkan evaluasi indeks Sri-Kehati. Investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk menengok ulang portofolio masi

Bakrie & Brothers (BNBR) Menguasai Jalan Tol Cimanggis Cibitung
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bakrie & Brothers (BNBR) Menguasai Jalan Tol Cimanggis Cibitung

BTI mengambil alih piutang SMI dan WTR kepada CCT sehubungan dengan pinjaman dari pemegang saham CCT yang diberikan oleh SMI dan WTR.

Menyuruput Cuan Ekspor Kopi Indonesia
| Senin, 01 Desember 2025 | 08:00 WIB

Menyuruput Cuan Ekspor Kopi Indonesia

Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga menjadi salah satu sentimen yang ikut menekan pasar.

Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Menambah Ragam Produk
| Senin, 01 Desember 2025 | 07:45 WIB

Darya-Varia Laboratoria (DVLA) Menambah Ragam Produk

Optimalisasi variasi produk di sektor kesehatan menjadi salah satu kunci ketahanan bisnis DVLA ke depan.

Harga Emas Masih dalam Tren Bullish
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harga Emas Masih dalam Tren Bullish

Berdasar Bloomberg, harga emas di pasar spot kembali bergerak di atas US$ 4.200 per ons troi pada akhir pekan lalu.

OJK Kaji Relaksasi Restrukturisasi Kredit Terdampak Banjir Sumatera
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:20 WIB

OJK Kaji Relaksasi Restrukturisasi Kredit Terdampak Banjir Sumatera

Bencana banjir dan longsor  yang terjadi di wilayah Sumatra tentu memberikan dampak terhadap kelancaran angsuran kredit para debitur perbankan.​

Emiten Berharap Bisnis Properti Mendaki di 2026
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:15 WIB

Emiten Berharap Bisnis Properti Mendaki di 2026

Potensi pemangkasan bunga acuan di 2026 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja emiten properti 

Laju Pertumbuhan Kredit untuk Kebutuhan Modal Kerja Kian Melempem
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:15 WIB

Laju Pertumbuhan Kredit untuk Kebutuhan Modal Kerja Kian Melempem

Pertumbuhan kredit modal kerja kian melambat hingga hanya naik 2,1% secara tahunan per Oktober 2025, melambat September yang naik 2,9%,

Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?
| Senin, 01 Desember 2025 | 06:13 WIB

Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?

Harap diingat, pergerakan harga saham selalu akan dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap potensi kinerja. 

INDEKS BERITA

Terpopuler