Setelah Linkedin, Giliran Yahoo Hengkang dari China Daratan


KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Satu per satu merek teknologi Barat hengkang dari China di tengah lingkungan bisnis dan hukum negara itu yang semakin menantang. Setelah Linkedin, giliran Yahoo yang menyatakan berhenti mengoperasikan layanan di China daratan.

Yahoo berhenti menyediakan konten untuk pengguna di China daratan sejak 1 November 2021. "Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di China, rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari daratan China mulai 1 November 2021," kata Juru Bicara Yahoo kepada Reuters melalui email, Selasa (2/11).

Namun Yahoo tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna dan internet yang bebas serta terbuka. Perusahaan tersebut berterima kasih kepada pengguna atas dukungan mereka.

Ini Artikel Spesial

Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

ATAU

Baca Juga: Exxon Mobil Akan Membangun Hub Carbon Capture Storage di Indonesia, Gandeng Pertamina

Yahoo lantas mengarahkan pengguna Yahoo dan AOL mail ke tautan lain. Media lokal China juga telah melaporkan langkah Yahoo pada Hari Selasa (2/11).

Sebelum Hari Senin kemarin, Yahoo masih mengoperasikan aplikasi cuaca dan beberapa halaman yang menampilkan artikel berita dalam bahasa asing. Selama beberapa tahun terakhir, sebenarnya perusahaan itu telah sangat mengurangi kehadiran di China.

Yahoo memasuki China pada tahun 1998. Lalu pada tahun 2012 perusahaan tersebut mencapai kesepakatan penjualan saham kepada raksasa e-commerce Alibaba Group. Kesepakatan itu juga membuat Alibaba mendapatkan hak untuk mengoperasikan Yahoo China di bawah merek Yahoo hingga empat tahun.

Baca Juga: Korsel Berambisi Jadi Pusat Vaksin Global, Sektor Swasta Investasi US$ 5,4 Miliar

Yahoo China kemudian menutup layanan email dan portal web. Namun merek tersebut mempertahankan pusat penelitian dan pengembangan global di Beijing hingga ditutup tahun 2015.

Pada Bulan Mei 2021, Verizon Communications menjual Yahoo dan bisnis media lain kepada perusahaan ekuitas swasta Apollo Global. Nilai transaksi tersebut seharga US$ 5 miliar.

Situs web blog teknologi China yakni Engadget, turut dijual dalam kesepakatan itu. Engadget juga tidak tersedia pada Hari Selasa (2/11). Situs hanya menampilkan pengumuman bahwa Yahoo tidak lagi menyediakan konten untuk pengguna China daratan.

Baca Juga: Segmen Bisnis Logam Kinclong, Marubeni Mengerek Estimasi Laba Tahunan ke Level Rekor

Hengkangnya Yahoo dari China, mengikuti Microsoft Corp. Bulan lalu, Microsoft mencabut Linkedin di China dan menandai mundurnya jaringan sosial besar terakhir milik Amerika Serikat (AS) di China. "lingkungan operasi yang lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di China," demikian yang dikutip oleh Linkedin.

Kepergian perusahaan-perusahaan itu terjadi ketika Beijing memberlakukan pembatasan baru kepada perusahaan internet. Pembatasan itu mencakup berbagai bidang mulai dari konten, privasi pelanggan hingga penerapan undang-undang baru. Pada Hari Senin, undang-undang (UU) Perlindungan Informasi Pribadi baru yang dirancang untuk melindungi privasi data pengguna online, mulai berlaku.

Selanjutnya: BOJ dan Pemerintah Jepang Mengadakan Pertemuan Khusus, Serupa Pertemuan Komitmen 2013

 

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina