Setelah Rubel Bangkit dengan Cepat, Bank Sentral Rusia Longgarkan Kontrol Devisa

Sabtu, 09 April 2022 | 21:41 WIB
Setelah Rubel Bangkit dengan Cepat, Bank Sentral Rusia Longgarkan Kontrol Devisa
[ILUSTRASI. Papan informasi di Moscow Exchange, Moscow, Rusia, 28 February 2020. REUTERS/Maxim Shemetov]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID. Rusia berniat melonggarkan aturan kontrol devisa dengan mengizinkan individu membeli valuta asing (valas) serta menghapus komisi pembelian valas melalui perantara, demikian pernyataan bank sentral negeri itu, Jumat. Rusia memberlakukan kontrol devisa yang bersifat sementara untuk menghambat laju penurunan rubel 

Nilai tukar rubel telah bangkit kembali dari rekor terendahnya yang terjadi Maret lalu, ke kisaran yang terbentuk sebelum 24 Februari. Setelah Rusia mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina, nilai tukar valutanya terjun bebas. Bank sentral negeri itu pun segera memberlakukan kontrol devisa untuk mencekik permintaan valas.

Rebound rubel dalam waktu cepat memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi dan keuangan negeri itu. Analis memperingatkan bahwa rubel yang bergejolak dan cenderung menguat dapat menghambat aliran pendapatan Rusia dari ekspor komoditas.

Bank sentral negeri itu menyatakan perbankan akan diizinkan untuk menjual uang tunai dalam valas ke nasabah individu mulai 18 April mendatang. Namun, ketentuan itu hanya berlaku untuk uang kertas yang telah didapatkan bank sebelum 9 April.

Baca Juga: Sanksi Terbaru AS, Batasi Akses Rusia dan Belarusia ke Pupuk

Bank sentral juga mencabut persyaratan bagi bank untuk membatasi selisih antara harga yang mereka tawarkan untuk membeli dan menjual valas. Bank sentral merekomendasikan bank menjual valas ke perusahaan yang berfokus pada usaha impor, dengan harga jual valas tidak lebih dari dua rubel di atas harga pasar.

Bank sentral mengatakan individu akan diizinkan untuk menarik tidak hanya dolar tetapi juga euro dari akun mereka sejak 11 April. Namun limit penarikan tertinggi, yang setara dengan US$ 10.000, tetap dipertahankan hingga 11 September.

Pemulihan rubel yang cepat, memunculkan keraguan tentang sustainabilitas penguatan valuta itu. Siapa pun yang mencoba membeli mata uang asing secara online di bank di Rusia atau, secara ilegal, di gerai valuta asing, atau yang membeli barang dan jasa secara online dalam mata uang asing akan mendapati nilai sebenarnya jauh lebih buruk.

Bank sentral juga mengatakan akan menghapus komisi 12% untuk membeli mata uang asing melalui broker, membenarkan pengumuman yang telah disampaikan Tinkoff Bank dan Alfa Bank. "Kami pikir keputusan ini menandai akhir dari reli yang berbalik arah dalam rubel," kata analis CentroCreditBank.

Baca Juga: S&P Pangkas Peringkat Rusia karena Bayar Obligasi Valas dengan Rubel

Pada awal Maret, ketika rubel jatuh tajam ketika Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena mengirim pasukan ke Ukraina, bank sentral memperkenalkan komisi 30% untuk membeli valas untuk individu. Komisi kemudian diturunkan menjadi 12%.

Pembatasan pembelian valas bersama dengan perintah bagi perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk mengonversi 80% dari pendapatan FX mereka membantu rubel kembali menguat. Pada hari Jumat, rubel mencapai level terkuatnya terhadap euro sejak Juni 2020 dan melonjak ke level tertinggi 2022 terhadap dolar.

Langkah untuk membatalkan komisi bersama dengan keputusan bank sentral untuk memangkas suku bunga utamanya menjadi 17% akan menurunkan volatilitas rubel, kata analis VTB Capital.

Bank sentral Rusia secara tak terduga memangkas suku bunga utamanya dari 20% pada hari Jumat dan mengatakan pemotongan di masa depan dimungkinkan, karena langkah-langkah darurat telah mengandung risiko terhadap stabilitas keuangan, membawa simpanan kembali ke bank dan membantu membatasi ancaman inflasi.

Pada bulan Maret, harga konsumen di Rusia melonjak 7,61%, mencatatkan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 1999.

Bagikan

Berita Terbaru

Bedah Fundamental Saham ENRG, Capex US$ 200 Juta dan Skenario Lunasi Utang Jumbo
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:15 WIB

Bedah Fundamental Saham ENRG, Capex US$ 200 Juta dan Skenario Lunasi Utang Jumbo

Investor diingatkan agar tak terlena hanya pada sentimen grup, termasuk dalam konteks saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Sinyal Shortfall Pajak
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:10 WIB

Sinyal Shortfall Pajak

Ketika konsumsi melemah dan dunia usaha menahan ekspansi, ruang negara untuk memungut pajak secara optimal otomatis ikut menyempit.

Rupiah Jadi Biang Kerok, IHSG Jumat (19/12) Masih Bisa Melemah
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:01 WIB

Rupiah Jadi Biang Kerok, IHSG Jumat (19/12) Masih Bisa Melemah

Pelemahan IHSG antara lain disebabkan oleh rupiah yang cenderung melemah selama beberapa hari terakhir, meskipun BI Rate ditahan.

Transaksi Judi Online Turun Signifikan pada Tahun ini
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB

Transaksi Judi Online Turun Signifikan pada Tahun ini

Sejak awal 2025 hingga kuartal III jumlah perputaran dana judol mencapai Rp 155 triliun, dibandingkan tahun 2024 mencapai Rp 359,8 triliun. ​

Proyek Infrastruktur Jadi Harapan Semen Indonesia Tbk (SMGR) di 2026
| Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB

Proyek Infrastruktur Jadi Harapan Semen Indonesia Tbk (SMGR) di 2026

SMGR membukukan pendapatan Rp 25,30 triliun, menurun 3,76% secara year on year (yoy) pada sembilan bulan 2025

Berburu Cuan Dividen di Akhir Tahun, Ada ADRO Hingga BBRI
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:57 WIB

Berburu Cuan Dividen di Akhir Tahun, Ada ADRO Hingga BBRI

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang berencana membagikan dividen interim US$ 250 juta atau sekitar Rp 4,18 triliun 

Perbesar Skala Usaha, MORA dan MyRepublic Merger
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:51 WIB

Perbesar Skala Usaha, MORA dan MyRepublic Merger

MORA akan menjadi entitas yang bertahan dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk. 

Usai Spin Off, TLKM Nyalakan Sinyal IPO Infranexia
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:49 WIB

Usai Spin Off, TLKM Nyalakan Sinyal IPO Infranexia

TLKM menandatangi akta pemisahan sebagai bisnis alias spin off dan aset wholesale fiber connectivity tahap pertama ke Infranexia. 

PLN Nusantara Power Membuka Kerjasama PLTS Apung
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB

PLN Nusantara Power Membuka Kerjasama PLTS Apung

Sejauh ini, PLN Nusantara Power sudah menggarap sejumlah PLTS apung yang tersebar di beberapa wilayah.

Danantara Mulai Rambah Hospitality di Tanah Suci
| Jumat, 19 Desember 2025 | 05:25 WIB

Danantara Mulai Rambah Hospitality di Tanah Suci

Danantara sudah mengakuisisi aset properti dan lahan yang diperuntukkan bagi jamaah haji dan umrah asal Indonesia. 

INDEKS BERITA