Setoran Dividen dari Freeport ke Inalum Naik Lebih dari Lima Kali Lipat

Kamis, 04 April 2019 | 11:34 WIB
Setoran Dividen dari Freeport ke Inalum Naik Lebih dari Lima Kali Lipat
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum sepanjang tahun 2018 mencetak kenaikan laba bersih hingga 67,6% menjadi Rp 8,28 triliun.

Salah satu penopang kenaikan perolehan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu berasal dari kenaikan dividen PT Freeport Indonesia.

Pada 2018, induk usaha BUMN pertambangan ini menerima dividen dari Freeport Indonesia sebesar US$ 180,3 juta. Dalam denominasi rupiah, jumlah penerimaan dividen itu setara dengan Rp 2,57 triliun.

Jika dibandingkan periode 2017, penerimaan dividen Inalum dari Freeport Indonesia pada 2018 melonjak 464% atau lebih dari lima kali lipat.

Pada 2017 lalu, Inalum menerima dividen dari Freeport Indonesia sebesar US$ 31,95 juta. Jumlah tersebut  setara dengan Rp 427,6 miliar.

Yang menarik, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Inalum per 31 Desember 2018, penerimaan dividen dari Freeport Indonesia pada 2018 lalu itu belum memperhitungkan kepemilikan Inalum atas 51,24% saham Freeport.

Seperti diketahui, pada 21 Desember 2018 lalu, Inalum telah merampungkan akusisi Freeport Indonesia. Dengan rampungnya transaksi tersebut, Inalum memperoleh tambahan saham baru di Freeport Indonesia sebesar 40%.

Sebelumnya, Inalum telah memiliki 18,72% saham Freeport Indonesia sebelum terdilusi menjadi 11,24% pada saat transaksi akuisisi Freeport Indonesia pada 21 Desember 2018.

Sebanyak 9,36% saham Freeport Indonesia berasal dari pengalihan kepemilikan saham milik Pemerintah yang Inalum terima pada November 2017 lalu.

Sementara 9,36% sisanya dimiliki melalui PT Indocopper Investama yang di kemudian hari bersulih nama menjadi PT Indonesia Papua Mineral dan Metal (IPMM).

Nah, meski pada 21 Desember 2018 Inalum telah menguasai 51,24% saham Freeport Indonesia, dividen yang Inalum terima pada 2018 lalu hanya memperhitungkan kepemilikan  atas 18,72% saham Freeport Indonesia.

Sebab, berdasarkan Perjanjian Pemegang Saham antara Grup Inalum, Freeport Indonesia, dan Freeport-McMoran Inc., pendistribusian dividen Freeport Indonesia sebelum periode awal berakhir dialokasikan berdasarkan persentase kepemilikan legal pemegang saham Freeport Indonesia sebelum 21 Desember 2018.

Yang dimaksud periode awal adalah periode antara selesainya akuisisi saham Freeport Indonesia, yakni pada 21 Desember 2018, hingga tanggal yang jatuh lebih awal antara tanggal 31 Desember 2022 atau tanggal pada saat produksi kumulatif dan penjualan emas dan tembaga Freeport Indonesia melebihi jumlah yang ditentukan.

Artinya, setidaknya hingga akhir 2022, Inalum hanya akan menerima dividen dari Freeport Indonesia berdasarkan kepemilikan atas 18,72% saham Freeport Indonesia.

Baru setelah 31 Desember 2022 atau setelah produksi dan penjualan melebihi jumlah yang ditentukan, Inalum bisa menerima dividen berdasarkan atas kepemilikan 51,24% saham Freeport Indonesia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Utang Jumbo AS Jatuh Tempo di 2025-2028, Tarif Trump Sulut China Jual US Treasury
| Jumat, 11 April 2025 | 08:42 WIB

Utang Jumbo AS Jatuh Tempo di 2025-2028, Tarif Trump Sulut China Jual US Treasury

Merujuk laporan The Bureau of The Fiscal Service, per Maret 2025, nilai outstanding utang jatuh tempo AS pada 2025-2028 mencapai US$ 16,8 triliun.

Ragu dan Takut, Pemegang Saham Pengendali Minim Akumulasi Saat IHSG Anjlok Signifikan
| Jumat, 11 April 2025 | 08:33 WIB

Ragu dan Takut, Pemegang Saham Pengendali Minim Akumulasi Saat IHSG Anjlok Signifikan

Pasar saham belum kondusif seiring volatilitas yang meningkat, ketidakpastian global, dan kekhawatiran terhadap potensi koreksi lanjutan

Upaya Indonesia Mengamankan Pasar Udang di AS
| Jumat, 11 April 2025 | 07:55 WIB

Upaya Indonesia Mengamankan Pasar Udang di AS

KKP terus berupaya meminimalkan dampak kebijakan tarif yang diberlakukan Pemerintah AS terhadap produk perikanan Indonesia, termasuk udang.

Penurunan Bea Keluar Bantu Produsen Sawit
| Jumat, 11 April 2025 | 07:52 WIB

Penurunan Bea Keluar Bantu Produsen Sawit

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah berencana menyesuaikan dan memangkas bea keluar bagi komoditas CPO.

TYRE Bidik Penjualan Tumbuh 10% Tahun Ini
| Jumat, 11 April 2025 | 07:47 WIB

TYRE Bidik Penjualan Tumbuh 10% Tahun Ini

TYRE meraup penjualan ban luar sebesar Rp 416,07 miliar atau berkontribusi 70,25% dari total penjualan pada 2024.

RALS Mencermati Efek Tarif Tinggi AS
| Jumat, 11 April 2025 | 07:45 WIB

RALS Mencermati Efek Tarif Tinggi AS

Ramayana Lestari Sentosa masih akan terus berupaya memaksimalkan penjualan dengan ragam promosi yang menarik minat konsumen,

Indonesia-Abu Dhabi Garap PLTS 100 MW di Jatigede
| Jumat, 11 April 2025 | 07:42 WIB

Indonesia-Abu Dhabi Garap PLTS 100 MW di Jatigede

Kerja sama PLN dan Masdar menjadi salah satu dari empat nota kesepahaman antarpelaku usaha atawa business to business (B-to-B)

Pemerintah Memangkas Alokasi Gas ke Singapura
| Jumat, 11 April 2025 | 07:39 WIB

Pemerintah Memangkas Alokasi Gas ke Singapura

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan, ekspor gas dari wilayah Sumatra akan dikurangi mulai Juni 2025 dan dialihkan ke pasar domestik,

Kenaikan Tarif Royalti Sebaiknya Ditunda
| Jumat, 11 April 2025 | 07:36 WIB

Kenaikan Tarif Royalti Sebaiknya Ditunda

Pelaku usaha menilai kenaikan tarif royalti minerba bisa menjadi disinsentif di tengah upaya pemerintah menarik investasi baru.

 Pengusaha SPBU Pangkas Harga BBM Nonsubsidi
| Jumat, 11 April 2025 | 07:32 WIB

Pengusaha SPBU Pangkas Harga BBM Nonsubsidi

Penyesuaian ini tecermin dari harga BBM Pertamina, Shell, BP, dan Vivo yang kompak menurunkan tarifnya mulai awal April 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler