KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan distribusi produk consumer goods, PT Tigaraksa Satria Tbk terus menambah jumlah prinsipal baru di lini bisnis usahanya.
Pada Desember tahun lalu, emiten berkode saham TGKA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil menambah satu prinsipal, yakni PT Quaker Indonesia yang bergerak di bidang produk makanan siap saji.
Jika tak ada aral melintang, manajemen Tigaraksa Satria menargetkan bisa menambah lagi prinsipal baru di awal tahun ini. "Kami telah menambah dua prinsipal baru, pertama PT Asahi sebagai produsen sarden merek Asahi dan kedua produsen sambal botol merek Dua Belibis dan cabe bubuk merek Koepoe Koepoe," terang Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk, Rabu (1/5).
Hanya saja, kata Lianne, perusahaan yang dipimpinnya tidak memiliki target jumlah prinsipal baru yang mesti dikejar. Satu hal yang pasti, TGKA akan terus mencari potensi prinsipal yang berkontribusi positif bagi perusahaan. "Harapannya ada sinergi dari produk dan memiliki prospek yang baik dari sisi pemasaran," ungkap dia.
Berdasarkan catatan perusahaan ini, sampai akhir tahun 2018, total prinsipal yang dipegang Tigaraksa Satria sebanyak 15 perusahaan. Dengan tambahan dua prinsipal baru, maka total prinsipal saat ini mencapai 17 perusahaan.
Adapun jenis produk pendidikan alias educational product di tahun lalu sebanyak 2.500 macam dan akan ditambah pada tahun ini sebanyak 4.000 macam, hingga totalnya bakal ada 6.500 jenis educational product yang didistribusikan TGKA.
Penjualan di segmen educational product tercatat mampu tumbuh tinggi sepanjang tahun lalu. Mengacu laporan keuangan tahun lalu, penjualan segmen educational product tumbuh lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya Rp 193 miliar di 2017 menjadi sebesar Rp 401 miliar di sepanjang 2018. Meski demikian, segmen ini baru berkontribusi sebesar 3% terhadap total pendapatan.
Penjualan online
Selama ini segmen penjualan susu, makanan ringan dan peralatan rumah tangga masih menjadi tulang punggung Tigaraksa Satria. Segmen tersebut menyumbang 94% dari total pendapatan. Adapun pertumbuhan pada tahun lalu mencapai 28% secara year on year (yoy) menjadi Rp 12,18 triliun. Pada tahun sebelumnya, penjualan di segmen tersebut tercatat hanya mencapai Rp 9,48 triliun.
Satu-satunya segmen bisnis yang menurun adalah divisi bisnis gas, kompor dan blender yang menyumbang Rp 353 miliar sepanjang 2018. Angka itu 3% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 364 miliar.
Lianne mengatakan mereka akan berupaya menggeser penjualan Blue Gas yang berada di divisi tersebut dari sebelumnya offline market ke online market.
Asal tahu saja, harga produk tersebut sebenarnya telah naik 10% di awal tahun ini. Namun, TGKA berharap hal itu tidak berpengaruh besar terhadap volume penjualannya. Yang jelas, TGKA melihat ada prospek bagus di 2019.
Tahun ini, Tigaraksa Satria menggelontorkan belanja modal hanya Rp 29 miliar yang sebagian besar untuk revitalisasi kebutuhan perkantoran dan gedung. Hingga kuartal I-2019, realisasinya sudah mencapai 25%-30%.