Siap Beroperasi 15 November, Bursa Baru di Beijing Catatkan Saham 10 Emiten
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bursa efek terbaru di China, Bursa Efek Beijing, telah menyetujui aplikasi pencatatan saham dari 10 perusahaan pada 15 November, demikian keterbukaan informasi pada Rabu (10/11) malam. Pencatatan itu berselang dua bulan setelah Presiden China Xi Jinping mengumumkan rencana pembentukan bursa untuk perusahaan skala kecil dan menengah.
Perusahaan-perusahaan tersebut saat ini terdaftar pada New Third Board, lapisan pengembangan baru dari Bursa dan Kuotasi Ekuitas Nasional, yang merupakan pasar over-the-counter di Beijing. Belasan perusahaan itu, secara terpisah, memberi pengumuman terpisah tentang pencatatan saham mereka di Bursa Efek Beijing.
Perusahaan tersebut termasuk Beijing Henghe Information Technology Co, Keda Automation Control, dan Anhui Jingsai Technology Co.
Baca Juga: Morgan Stanley sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa capai 6,5%
Regulator sekuritas China mengatakan bursa yang baru akan melengkapi bursa efek yang sudah ada di China, seperti bursa di Shanghai dan Shenzhen. Investor berharap bursa itu akan mengalami awal perdagangan yang sibuk, seperti yang dialami oleh papan lainnya, seperti STAR Shanghai, saat peluncuran.
Seperangkat aturan perdagangan untuk Bursa Efek Beijing diterbitkan bulan lalu. Investor individu yang memenuhi syarat untuk berdagang harus memiliki aset bernilai, setidaknya, 500.000 yuan, atau setara Rp 1,12 miliar, di akun saham mereka.
“Ini menggarisbawahi kecepatan dan efisiensi dalam meluncurkan Bursa Efek Beijing," kata Zhou Yunnan, investor veteran di New Third Board, yang menjadi basis bursa baru.
Baca Juga: China peringatkan paket terkontaminasi Covid-19 jelang hari belanja 11.11
"Sangat penting untuk meluncurkan bursa yang bertugas memperdalam reformasi pasar modal China," tambahnya.
China telah meningkatkan dukungan untuk usaha kecil dan menengah yang berjuang di saat ekonomi yang melambat, sementara menindak raksasa teknologi di bawah tujuan “kemakmuran bersama. Kebijakan yang diusung Presiden Xi itu bertujuan untuk mempersempit kesenjangan antara kaya dan miskin.
Bursa Beijing akan menggunakan mekanisme penawaran umum perdana (IPO) berbasis pendaftaran, yang membuka jalan bagi peluncuran sistem pencatatan di papan utama China, kata Morgan Stanley.
Saat ini, hanya ChiNext di Shenzhen, dan STAR Market di Shanghai yang berfokus pada teknologi yang telah mengadopsi sistem IPO gaya Amerika Serikat.
Selanjutnya: Eksekusi Opsi Pembelian, Musk Lantas Jual Saham untuk Lunasi Tagihan Pajak