Siap-Siap, Yield SUN Bisa Kembali Turun

Kamis, 01 Agustus 2019 | 07:26 WIB
Siap-Siap, Yield SUN Bisa Kembali Turun
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kemarin, pelaku pasar masih wait and see hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Ini membuat yield surat utang negara (SUN) kembali naik. Kemarin, yield SUN seri acuan tenor 10 tahun berada di level 7,351%.

Angka ini melonjak dari level terendah FR0078 di 16 Juli lalu, yakni 7,077%. Artinya, harga SUN masih tertekan. Tapi, tren kenaikan yield SUN acuan ini hanya sementara.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kenaikan yield pada obligasi pemerintah terjadi karena investor asing cenderung melakukan profit taking alias ambil untung dengan melepas kepemilikannya.

Baca Juga: Yield SUN seri FR0078 hanya naik sementara

Hal tersebut cukup wajar. Asal tahu saja, harga SUN telah melesat cukup tinggi. Bila dihitung sepanjang tahun ini hingga Selasa (31/7), harga SUN acuan sudah naik 3,96% menjadi 106,174%.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJJPR) Kementerian Keuangan, hingga 30 Juli lalu, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 1.014,66 triliun. Artinya, kepemilikan asing di SBN berkurang Rp 200 miliar dibanding hari sebelumnya.

Spead menarik

Wawan memprediksi, dengan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve, yield SUN bisa kembali turun hingga level 7%. Tetapi, rupiah dan neraca perdagangan juga harus membaik.

Sementara ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memprediksi, yield SUN memang berpeluang turun, namun tipis. "Sudah well priced in," jelas dia. Karena itu, dia optimistis, pergerakan yield FR0078 stabil di level 7,2% sepanjang Agustus ini.

Baca Juga: Jelang Rapat The Fed, Lelang SUN Sepi Peminat

Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq menambahkan, walaupun yield SUN turun, dia tetap yakin pasar obligasi akan diminati investor asing. Pasalnya, spread antara yield SUN dan US Treasury masih menarik bagi investor asing. "Paling tidak spread-nya masih di antara 400 bps–500 bps," jelas dia.

Sementara itu, Satria memprediksi, yield SUN seri FR0078 di akhir tahun bisa berada di level 6,8%. Dengan catatan, suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) turun 50 bps sepanjang semester II-2019. Sementara itu Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) juga turun hingga ke level 5%.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler