Simak Outlook Saham Sektor Semen di Tahun 2019

Jumat, 11 Januari 2019 | 14:10 WIB
Simak Outlook Saham Sektor Semen di Tahun 2019
[]
Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menghadapi tahun sulit akibat kelebihan pasokan, tahun ini industri semen belum bisa bernafas lega. Kinerja emiten semen masih tertahan sejumlah tantangan.

Mimi Halimin, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia bilang perlambatan penjualan rumah lantaran tingginya tingkat suku bunga acuan, berpotensi mengganjal pertumbuhan penjualan semen ritel. Selain itu, kelebihan pasokan masih akan membayangi industri semen nasional.

“Pasokan semen domestik tahun 2019 diprediksi mencapai 113 juta ton, sedangkan konsumsi semen domestik naik sekitar 5% yoy mencapai 73,6 juta ton.  Kami prediksi oversupply gap akan bertahan,” kata Mimi, dalam risetnya belum lama ini.

Andreas Kristo Saragih, Analis Kresna Securities bilang tahun ini pertumbuhan konsumsi semen bakal lebih rendah dari tahun kemarin. “Kami memprediksi konsumsi semen akan tumbuh 4% menjadi 72,67 juta ton, lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu 5,2%,” kata Andreas.

Namun, Andreas menyebut langkah Semen Indonesia (SMGR) mengakuisisi Semen Holcim (SMCB) dapat membuat industri semen masuk ke pasar oligopoli. Dengan begitu, average selling price (ASP) industri semen diprediksi dapat terkerek sebesar 5% di tahun 2019.  

Di tengah tantangan tersebut, industri semen masih punya secercah harapan dari penurunan biaya energi. Harga batubara yang diprediksi turun di tahun 2019 dapat meningkatkan margin para produsen semen ini. Sebab, energi memakan jatah sebesar 35% hingga 40% dari biaya operasional.

Simak rekomendasi analis atas dua emiten semen berikut ini:

 

Semen Indonesia (SMGR)

Setelah mengakuisisi Semen Holcim (SMCB), Semen Indonesia (SMGR) akan menjadi produsen semen terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kapasitas produksi Semen Indonesia bakal terkerek sebesar 14,8 juta ton menjadi 50,7 juta ton per tahun.

Andreas memprediksi transaksi ini dapat mendorong performa pertumbuhan pangsa pasar (market share) SMGR di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. “Setelah akuisisi, market share SMGR di pasar Jawa akan mencapai  53,7% dari sebelumnya 36,1%,” papar Andreas.

Andreas memprediksi revenue SMGR akan mencapai Rp 33,43 triliun dan net profit Rp 3,3 triliun. Meski begitu, Andreas merekomendasikan HOLD untuk SMGR dengan target Rp 12.725 per saham.

Senada, Mimi juga merekomendasikan HOLD saham SMGR dengan target harga Rp 12.800 per saham. Dalam pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (11/1) harga SMGR bertengger di level Rp 11.825 per saham.

 

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)

Menurut Mimi, INTP punya arus kas yang cukup kuat. Per kuartal ketiga tahun lalu posisi kas INTP sebesar Rp 5,8 triliun tanpa utang. INTP juga menargetkan proyek infrastruktur sebagai pendorong laju pertumbuhan penjualannya.

INTP punya tantangan besar setelah SMGR mengakuisisi SMCB. Pangsa pasar INTP berpotensi terpangkas menjadi 25% hingga 28%.

Sebenarnya, INTP juga berpotensi melakukan akuisisi terhadap Semen Bima lantaran basis produksinya sama di Jawa Tengah. Andreas mengatakan akuisisi ini bakal menguntungkan INTP, karena permintaan semen di Jawa Tengah masuk tahap ekspansi ketimbang pasar lainnya yang baru masuk tahap pemulihan.

Namun, ketatnya persaingan dan adanya momentum politik, Kresna Securities memangkas target profit INTP di tahun 2019 menjadi Rp 1,5 triliun. “Target net profit kami lebih rendah 19,5% dari konsensus Bloomberg,” ujar Andreas.

Andreas merekomendasikan HOLD untuk INTP dengan target harga Rp 20.700 per saham. Sedangkan Mimi justru merekomendasikan SELL dengan target harga Rp 18.000 per saham.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:34 WIB

Agar Nonkaryawan Patuh Urusan Pajak

Rasio kepatuhan wajib pajak orang pribadi nonkaryawan merosot ke 27,96%, terendah dalam lima tahun terakhir

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:10 WIB

Perusahaan Milik Hashim Djojohadikusumo Mengungkap Motif di Balik Pencaplokan COIN

Investasi ini bukan hanya nilai ekonomi, tapi membangun kedaulatan digital Indonesia yang menghasilkan inovasi dan nilai tambah ekonomi nasional.

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI
| Kamis, 11 Desember 2025 | 08:09 WIB

Bahaya Batalnya Tarif Resiprokal AS terhadap RI

AS tuding Indonesia mengingkari komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian tarif Juli          

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:29 WIB

Sah, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis memperkirakan, pasar mulai priced in terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Dari domestik, pasar berharap pada momentum akhir tahun.

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 07:07 WIB

AGII Menanti Kenaikan Permintaan Gas Industri di 2026

AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. 

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:45 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Bisa Tembus Rp 800 Triliun di 2026

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 656,96 triliun per November 2025. 

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:40 WIB

Trafik Naik, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Berpeluang Membaik

Trafik jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bakal lebih ramai, sehingga bisa memoles kinerja JSMR

Cermat Memilih Saham Selera Pasar
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:37 WIB

Cermat Memilih Saham Selera Pasar

Saham BUMI, DEWA, GOTO, hingga BKSL menjadi saham dengan volume perdagangan saham terbesar tahun ini

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:34 WIB

Bea Keluar Berlaku, Emiten Emas Masih Bisa Berkilau

Pemerintah resmi menetapkan pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor seperti emas, akan menjadi sentimen bagi pergerakan harga emiten emas

Efisiensi agar Kinerja Perusahaan Gas Negara (PGAS) Makin Berisi
| Kamis, 11 Desember 2025 | 06:30 WIB

Efisiensi agar Kinerja Perusahaan Gas Negara (PGAS) Makin Berisi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) perlu mempercepat proyek strategis agar mengangkat kinerja fundamental ke depan

INDEKS BERITA

Terpopuler