Simak Rekomendasi Saham Toba Bara (TOBA) dan Bintraco Dharma (CARS) Usai Stock Split

Selasa, 11 Juni 2019 | 06:00 WIB
Simak Rekomendasi Saham Toba Bara (TOBA) dan Bintraco Dharma (CARS) Usai Stock Split
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) memecah nominal saham atau stock split. Aksi korporasi ini diharapkan bisa membuat perdagangan saham dua perusahaan tersebut menjadi lebih likuid.

TOBA memecah nilai saham dengan rasio 1:4. Dengan demikian, setelah stock split, nilai nominal saham Toba Bara akan menjadi Rp 50 per saham dari saat ini sebesar Rp 200 per saham.

Nilai nominal tersebut telah berlaku sejak 31 Mei 2019. Sehingga jumlah saham beredar bertambah dari 2,01 miliar saham menjadi 8,05 miliar saham.

Namun stock split ini tidak memengaruhi harga saham TOBA di pasar. Saat saham stock split mulai diperdagangkan di bursa, harga saham TOBA menguat.

Senin (10/6), harga saham TOBA naik 2,33% jadi Rp 440 per saham. Pada 31 Mei, harga saham Toba juga naik 1,42% menjadi Rp 430 per saham.

Sementara untuk Bintraco Dharma, rasio pemecahan nilai nominal saham yang saat ini Rp 100 akan menjadi Rp 10 per saham. CARS memecah nilai nominal saham 1:10. Saham hasil aksi pemecahan nilai nominal saham tersebut akan mulai diperdagangkan pada hari ini (11/6). 

Kemarin, harga saham Bintraco Dharma ditutup naik 3,08% menjadi Rp 2.680 per saham. Pasca menggelar stock split, jumlah saham CARS akan bertambah menjadi 15 miliar unit saham dari sebelumnya 1,5 miliar saham,

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, aksi korporasi ini akan meningkatkan pergerakan saham TOBA dan CARS. Sebab sejauh ini saham tersebut tidak memiliki likuiditas yang kuat.

Nafan menyebut, pergerakan saham CARS terlihat sulit menguat setelah Agustus 2018. Jadi, dengan adanya stock split, maka akan meningkatkan antusiasme dari para pelaku pasar untuk membeli saham tersebut. "Karena valuasinya semakin menarik dan harga sahamnya tidak terlalu tinggi," ujar dia.

Senada, Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony menjelaskan, sejatinya aksi korporasi stock split membuat saham beredar kedua emiten semakin banyak. Apalagi jika ditunjang dengan kinerja perusahaan yang baik, investor akan lebih berani membeli saham tersebut karena likuid.

Chris menuturkan, likuiditas termasuk faktor penting dalam memilih saham. "Karena investor tentu memikirkan untuk jaga-jaga, jika ingin dijual lembar sahamnya tersedia," kata Chris.

Karena itu, Chris tetap merekomendasikan beli untuk saham TOBA dan CARS. Tak hanya karena stock split, tapi karena kinerja kedua perusahaan ini juga memperlihatkan kondisi bisnis bagus dan cukup memuaskan.

Bagikan

Berita Terbaru

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:28 WIB

Pembukaan Hutan untuk Ketahanan Pangan Bertahap

Kementerian Kehutanan menegaskan rencana pembukaan 20,6 juta hektare (ha) lahan untuk proyek ketahanan pangan tidak akan dilakukan sekaligus

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:23 WIB

Kartu Prakerja Tunggu Peralihan ke Kemnaker

Pemerintah akan mengalihkan Program Kartu Prakerja ke Kementerian Ketenagkerjaan dari sebelumnya di bawah Kemko Perekonomian

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:03 WIB

Setoran PNBP SDA Juga Masih Rentan

PNBP SDA akan dipengaruhi oleh beberapa faktur, termasuk realisasi lifting migas dan pergerakan nilai tukar

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 09:00 WIB

Profit 27,7% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (17 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (17 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,7% jika menjual hari ini.

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:50 WIB

Belum Ada Insentif Baru untuk Dorong Konsumsi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi perekonomian domestik masih kuat

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:28 WIB

Bikin Resah, Daya Pungut Pajak Semakin Merosot

Angka tax buoyancy Indonesia pada tahun 2024 turun ke bawah 1 dan menjadi negatif pada kuartal I-2025

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:00 WIB

Mitra Angksa sejahtera (BAUT) Mengencangkan Pendapatan di Tahun Ini

BAUT membidik pendapatan sebesar Rp 160,60 miliar di sepanjang tahun ini. Adapun tahun lalu BAUT membukukan pendapatan sebesar Rp 153,95 miliar.

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:30 WIB

Imbal Hasil Tinggi, Duit Asing Masuk Pasar Obligasi Indonesia

Sejak awal tahun ini, asing melakukan aksi beli bersih atau net buy di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 29,1 triliun di pasar SBN.

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:15 WIB

Vale Indonesia (INCO) Sebar Dividen US$ 34,65 Juta

Dividen yang dibagi setara dengan 60% dari perolehan laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun buku 2024. ​

Jauh Hijau dari Industri
| Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:15 WIB

Jauh Hijau dari Industri

Tantangan paling berat pemerintah adalah sulitnya menghadapi pelaku industri yang masih mengejar pertumbuhan ketimbang keberlanjutan.

INDEKS BERITA

Terpopuler