SMDR, Indika dan CT Corp Ikut Berebut Pengembangan Pelabuhan Patimban

Kamis, 15 Oktober 2020 | 07:05 WIB
SMDR, Indika dan CT Corp Ikut Berebut Pengembangan Pelabuhan Patimban
[ILUSTRASI. Investasi infrastruktur Pelabuhan Patimban sudah dilakukan beberapa perusahaan dengan bantuan Jepang. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc/17.]
Reporter: Azis Husaini, Selvi Mayasari | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perebutan pengembangan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat mulai memanas. Sepuluh perusahaan dengan latar belakangan BUMN dan swasta sudah mengambil dokumen lelang prakualifikasi.

Menurut catatan Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) kesepuluh perusahaan itu adalah PT CT Corp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT Samudera Terminal Indonesia, PT UC Services, PT Hasnur Jaya International dan PT Hasnur Resources Terminal. Empat perusahaan lagi yakni PT Wahyusamudra Indah, PT Kaltim Kariangau Terminal, PT Waskita Karya Infrastruktur dan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS).

Meski bukan pemain pelabuhan besar, saat ini memang banyak perusahaan swasta yang sudah menjadi operator pelabuhan. Makanya ABUPI yakin perusahaan swasta bisa mengelola Pelabuhan Patimban. "Di beberapa daerah sudah dikelola swasta, mereka mampu jadi jangan tahunya hanya Pelindo saja," kata Ketua Umum ABUPI Aulia Febri kepada KONTAN, kemarin.

Baca Juga: Wall Street: Dow Jones, S&P serta Nasdaq Turun Karena Investor Beralih ke Safe Haven

Perusahaan BUMN yang biasa berkecimpung dalam industri pelabuhan seperti Pelindo I, II, III dan IV memang tidak masuk dalam daftar pengambil dokumen. Hingga tadi malam, Kementerian Perhubungan belum bisa dimintai konfirmasinya terkait tahapan lelang.

Asal tahu, investasi pengelolaan Pelabuhan Patimban mencapai Rp 16 triliun dengan masa konsesi 40 tahun. Pemenang tender mesti menyiapkan sub infrastruktur Pelabuhan Patimban seperti crane, teknologi logistik dan lainnya.

Adapun investasi infrastruktur sudah dilakukan beberapa perusahaan dengan bantuan Jepang. Operasional Pelabuhan Patimban nanti mengusung skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Perkiraan kapasitasnya sebesar 7,5 juta TEUs. Kapasitas itu mempertimbangkan potensi pertumbuhan permintaan di wilayah timur Jawa Barat.

Proyek Infrastruktur Pelabuhan Patimban

Nilai investasi Rp 43,2 triliun
Skema pendanaan APBN dengan pinjaman luar negeri, APBD dan swasta
Lokasi Patimban, Subang, Jawa Barat
Penanggung jawab proyek Kementerian Perhubungan
Konstruksi Mulai 2018
Target operasional 2019 (fase 1)
Status proyek Konstruksi dan akan beroperasi di atas tahun 2019

Salah satu peserta tender yakni PT Samudera Terminal Indonesia merupakan anak usaha PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). "Kami akan memasukkan semua persyaratan yang dibutuhkan dan diminta oleh panitia lelang untuk bisa memenuhi tahap prakualifikasi," ungkap Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk Bani Mulia, kemarin.

Baca Juga: Demi Mempertahankan Momentum, Erajaya Swasembada (ERAA) Memacu Ekosistem Online

Jika menang lelang, SMDR akan menggandeng perusahaan yang memiliki visi sama untuk membangun Pelabuhan Patimban demi kelancaran logistik di Jawa Barat. Mereka juga suadah membayangkan potensi bisnis. Patimban bisa mencuil arus barang Pelabuhan Tanjung Priok.

Saat ini, beban kemacetan arus logistik ke arah Jakarta dan Tanjung Priok cukup padat. Jadi secara konsep jarak, Patimban juga mendekatkan pusat produksi, pabrik dengan pelabuhan sehingga bisa menekan biaya logistik untuk distribusi domestik maupun ekspor. Seperti diketahui, distribusi domestik di kepulauan Indonesia harus melalui jalur laut.

Mengenai biaya investasi, SMDR akan menggunakan kombinasi pendanaan perbankan dan ekuitas. Minimum ekuitas yang akan mereka kucurkan 30% terhadap total kebutuhan dana. "Alhamdulillah sudah banyak pihak bank yang menyatakan minat mendukung kami untuk pendanaan proyek ini," ungkap Bani.

Selanjutnya: Pahit Manis UU Cipta Kerja Bagi Perusahaan Alih Daya

Bagikan

Berita Terbaru

Emas Bikin BRIS Untung Besar: Rekomendasi Saham BRIS Terbaru
| Selasa, 09 September 2025 | 15:45 WIB

Emas Bikin BRIS Untung Besar: Rekomendasi Saham BRIS Terbaru

Emas telah berkontribusi 11,8% dari total kredit konsumer PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), meningkat dari 8,4% pada akhir 2024.

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi
| Selasa, 09 September 2025 | 08:54 WIB

BEI Menggelar Pubex Live 2025 Mulai 8-12 September, 44 Emiten Ikut Berpartisipasi

Ada 44 perusahaan tercatat yang siap memaparkan kinerja dan rencana perusahaan ke depan agar investor mengenal kondisi terkini emiten.

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Jumlah IPO Minim, Bisnis Perusahaan Sekuritas Ikut Lesu

Perusahaan mau IPO itu  tidak mudah. Mereka harus lihat momentum. Bukan hanya hari ini membutuhkan dana, lalu gelar IPO dan langsung mendapat dana

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar
| Selasa, 09 September 2025 | 08:40 WIB

Cari Tambahan Modal, Bumi Resources (BUMI) Tawarkan Obligasi Rp 721,61 Miliar

Obligasi terbagi dua seri. Seri A bertenor tiga tahun senilai Rp 149,33 miliar dan Seri B bertenor lima tahun Rp 572,28 miliar.​

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami
| Selasa, 09 September 2025 | 08:35 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Siap Garap Proyek Jalan Tol Cikunir-Ulujami

Anak usaha META PT Jakarta Metro Eskpressway (JKTMetro) merupakan pemegang konsesi Jalan Tol JORR Elevated Ruas Cikunir-Ulujami.

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor
| Selasa, 09 September 2025 | 08:31 WIB

Mayoritas Dana IPO EMAS Masuk ke Kantong MDKA, Cek yang Perlu Jadi Perhatian Investor

Valuasi harga saham IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) lebih premium ketimbang emiten pertambangan emas eksisting.

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement
| Selasa, 09 September 2025 | 08:23 WIB

Tambah Modal, Emiten Menggelar Rights Issue dan Private Placement

Pendanaan lewat pasar modal dengan skema private placement maupun right issue, umumnya dinilai berdampak positif bagi emiten.

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:20 WIB

Samator Indo Gas (AGII) Genjot Pelanggan Gas Medis dan Industri

AGII menyiapkan strategi utama, yakni memperluas pangsa pasar ritel melalui akuisisi pelanggan baru serta ekspansi jaringan filling station.

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja
| Selasa, 09 September 2025 | 08:16 WIB

Banyak Tantangan, Surya Semesta Internusa (SSIA) Menurunkan Proyeksi Kinerja

Proyeksi penurunan laba  PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) disebabkan sebagian backlog dari penjualan lahan baru akan diakui pada awal 2026.

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri
| Selasa, 09 September 2025 | 08:10 WIB

Ekspor Kelapa Bulat Mengancam Kelangsungan Industri

Kenaikan produksi saat ini lebih banyak dijual dalam bentuk raw material ke luar negeri, terutama ke China.

INDEKS BERITA

Terpopuler