Smelter Menjamur, Ahli Metalurgi Masih Kurang

Rabu, 09 Oktober 2024 | 07:10 WIB
Smelter Menjamur, Ahli Metalurgi Masih Kurang
[ILUSTRASI. Foto udara industri pengolahan (smelter) nikel di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Minggu (7/7/2024). IWIP merupakan kawasan industri terpadu pertambangan dan pengolahan berbasis nikel dengan tenaga kerjanya didominasi oleh pekerja lokal asal Maluku Utara yakni 70.000 orang dan ditargetkan pada tahun 2027 serapan tenaga kerja mencapai 100.000 orang. ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU]
Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenaga ahli metalurgi di Indonesia masih jauh dari kebutuhan hilirisasi mineral. Saat ini, industri pengolahan mineral (smelter) membutuhkan paling tidak 1.000 tenaga ahli metalurgi.

Persoalannya, lulusan teknik metalurgi di Indonesia hanya sekitar 400 orang per tahun. Selain peminatnya masih sedikit, di Indonesia belum banyak perguruan tinggi yang menawarkan jurusan teknik metalurgi. Alhasil, tenaga ahli metalurgi di smelter didominasi tenaga kerja asing.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Pelemahan Rupiah Masih Menghantui, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 25 November 2024 | 04:05 WIB

Pelemahan Rupiah Masih Menghantui, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Beberapa saham emiten di sektor komoditas layak untuk dicermati di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah. 

Hore! Harga Tiket Pesawat Turun di Masa Nataru
| Senin, 25 November 2024 | 03:38 WIB

Hore! Harga Tiket Pesawat Turun di Masa Nataru

Insentif pemangkasan komponen pembentuk harga tiket pesawat pasti berdampak turunnya harga tiket pesawat.

Berkejaran Menuju Target Swasembada Pangan
| Senin, 25 November 2024 | 03:38 WIB

Berkejaran Menuju Target Swasembada Pangan

Menakar upaya pemerintah yang ingin mencapai target swasembada pangan dipercepat dari sebelumnya menjadi 2027.

Program Tax Amnesty Jilid III Diprediksi Membidik Pelaku Shadow Economy
| Senin, 25 November 2024 | 03:37 WIB

Program Tax Amnesty Jilid III Diprediksi Membidik Pelaku Shadow Economy

Tax amnesty bisa memicu potential cost besar, mulai dari ketidakpatuhan wajib pajak, moral hazard, maupun kredibilitas pemerintah yang rusak.

Bisnis Literasi BEI
| Senin, 25 November 2024 | 03:37 WIB

Bisnis Literasi BEI

Pertanyaannya, apakah tak cukup fee yang diperoleh otoritas dari pelaku pasar untuk menyelenggarakan pasar sekaligus mengedukasi masyarakat?

Harapan Pelaku Usaha kepada Kepala Daerah Terpilih
| Senin, 25 November 2024 | 03:37 WIB

Harapan Pelaku Usaha kepada Kepala Daerah Terpilih

Pelaku usaha berharap para kepala daerah bisa mengeluarkan kebijakan yang kondusif bagi usaha dan lapangan pekerjaan.

Pakuwon Jati (PWON) Gencar Ekspansi Pusat Perbelanjaan Baru
| Senin, 25 November 2024 | 03:37 WIB

Pakuwon Jati (PWON) Gencar Ekspansi Pusat Perbelanjaan Baru

PWON meresmikan operasional Pakuwon Mall Bekasi dan menambah daftar portofolio bisnis psaut perbelanjaan.

POWR Kantongi Restu Terbitkan Surat Utang Jumbo Untuk Refinancing dan Biayai Ekspansi
| Senin, 25 November 2024 | 03:36 WIB

POWR Kantongi Restu Terbitkan Surat Utang Jumbo Untuk Refinancing dan Biayai Ekspansi

Dampak penerbitan obligasi akan mengubah rasio kas POWR dari 2,6 kali menjadi 2,3 kali dan rasio lancar dari 10,4 kali menjadi 10,1 kali.

Penetapan UMP Molor, Pengusaha Bisa Tekor
| Senin, 25 November 2024 | 03:36 WIB

Penetapan UMP Molor, Pengusaha Bisa Tekor

Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 2023 Tentang Pengupahan tenggat waktu pengumuman upah minimum paling lambat pada 21 November.

KAI Sudah Mengangkut 378,99 Juta Penumpang
| Senin, 25 November 2024 | 03:36 WIB

KAI Sudah Mengangkut 378,99 Juta Penumpang

Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi punya efek besar bagi operasional PT Kareta Api Indonesia (KAI).

INDEKS BERITA

Terpopuler