SMF Bidik Pendanaan Rp 9 Triliun

Selasa, 22 Januari 2019 | 07:05 WIB
SMF Bidik Pendanaan Rp 9 Triliun
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target pendanaan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) tahun 2019 ini naik signifikan menjadi Rp 9 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp 6,4 triliun. Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengatakan pihaknya optimistis bisa meraih pendanaan tersebut.

SMF telah menyiapkan sejumlah strategi, di antara menerbitkan surat utang tahun ini sebanyak empat kali. Salah satunya penerbitan surat utang pertama, yang rencananya dana terkumpul pada Februari 2019. "Kami percaya akan memenuhi target, maka kami akan melihat waktu dan kondisi pasar untuk menerbitkan obligasi," kata Helintopo, Senin (21/1).

Adapun porsi pendanaan sebesar Rp 9 triliun, berasal dari penerbitan surat utang, ekuitas, medium term notes (MTN), sukuk, dan juga dari pasar uang. Sementara sampai tahun 2018, sekitar 70% pendanaan perseroan berasal dari penerbitan surat utang.

Menurut Heliantopo, kondisi pasar pembiayaan sekunder di tahun 2019 cukup menantang, karena mereka harus bersaing dengan sejumlah emiten dalam menerbitkan obligasi dan sekuritisasi. Maka perseroan ini gencar bekerja sama dengan penyalur KPR, yaitu perbankan.

Meski menantang, SMF menargetkan penyaluran pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 10 triliun, atau meningkat 2,04% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 9,8 triliun. Sementara target transaksi sekuritasisasi KPR tahun ini naik 10% menjadi Rp 2,2 triliun.

Hingga tahun 2018, SMF tercatat menyalurkan KPR sebesar Rp 9,8 triliun. Jumlah tersebut naik 36,1% dibandingkan realisasi tahun 2017 yaitu Rp 7,2 triliun. Kenaikan pembiayaan KPR karena penyebaran hampir di seluruh Indonesia. Sebanyak 78% ke Indonesia Barat, hampir 20% di Indonesia Tengah dan sisanya di bagian Timur, porsinya kurang dari 2%.

Heliantopo menambahkan, alasan target pendanaan meningkat tapi target penyaluran pinjaman cenderung konservatif, Karena mempertimbangkan pembayaran obligasi jatuh tempo pada tahun depan. Kebetulan tahun depan, banyak yang jatuh tempo. Sehingga untuk mempertahankan outstanding perlu mempertimbangkan dari sisi neraca agar berimbang, terangnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Mengerek Ekonomi Lewat Tawaran Bisnis Waralaba
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Mengerek Ekonomi Lewat Tawaran Bisnis Waralaba

Kemdag menyebut saat ini ada 157pewaralaba lokal dan 154 pewaralaba asing yang terdaftar di Indonesia.

Rupiah Masih Akan Melemah pada Kamis (17/4)
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Rupiah Masih Akan Melemah pada Kamis (17/4)

Pelemahan rupiah terjadi di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas karena kekhawatiran seputar kebijakan tarif Trump.

Lautan Luas (LTLS) Meramu Aneka Strategi Bisnis
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Lautan Luas (LTLS) Meramu Aneka Strategi Bisnis

LTLS menyiapkan alokasi dana belanja modal sebesar Rp 200 miliar untuk berbagai rencana bisnis di tahun ini.

Daya Beli Lesu, Kredit Konsumsi Melambat
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Daya Beli Lesu, Kredit Konsumsi Melambat

Daya beli masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tercermin dari perlambatan penyaluran kredit konsumsi ​

Permintaan Paylater Naik, Kredit Macet Terdongkrak
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Permintaan Paylater Naik, Kredit Macet Terdongkrak

Pembiayaan BNPL multifinance di Februari 2025 meningkat 59,1% secara tahunan mencapai Rp 8,2 triliun. Namun di saat sama, NPF ikut bertambah. 

Realisasi Penyaluran Kredit Produktif Fintech Makin Menjauh dari Target OJK
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Realisasi Penyaluran Kredit Produktif Fintech Makin Menjauh dari Target OJK

Target pembiayaan sektor produktif 40% sulit tercapai. Jika per Desember 2024 sebesar 30,19%, lalu turun jadi 26,55% per Januari 2025. 

Penyaluran Kredit Bank Digital Tumbuh Pesat Hingga Ratusan Persen
| Kamis, 17 April 2025 | 03:17 WIB

Penyaluran Kredit Bank Digital Tumbuh Pesat Hingga Ratusan Persen

Ekspansi penyaluran kredit perbankan digital mengalir deras. Sebagian besar bank menorehkan pertumbuhan kredit puluhan hingga ratusan persen

Penertiban Kawasan Hutan Bisa Pangkas Produksi CPO
| Kamis, 17 April 2025 | 03:16 WIB

Penertiban Kawasan Hutan Bisa Pangkas Produksi CPO

Penertiban lahan perkebunan sawit ini berpotensi menurunkan produktivitas Crude Palm Oil (CPO) jika tak kunjung menemui penyelesaian

Profit 35,65% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Dua Kali (16 April 2025)
| Rabu, 16 April 2025 | 20:05 WIB

Profit 35,65% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Dua Kali (16 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (16 April 2025) sore, 1 gram Rp 1.943.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,65% jika menjual hari ini.

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025
| Rabu, 16 April 2025 | 13:50 WIB

Pasar SBN Ramai, Volume Transaksi Melonjak 58% di Tahun 2025

Menurut data DJPPR Kemenkeu, volume transaksi harian rata-rata SBN acuan sejak awal tahun 2025 hingga 15 April sebesar Rp 14,26 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler