SQMI Merancang Pabrik Emas Tahap Kedua

Senin, 15 April 2019 | 08:16 WIB
SQMI Merancang Pabrik Emas Tahap Kedua
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan pabrik emas tahap I belum lagi tuntas. Namun PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) sudah memikirkan pembangunan pabrik emas tahap II. Kedua pabrik adalah bagian dari Ciemas Gold Project di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat.

Rencana kapasitas produksi pabrik emas tahap II mencapai 1.500 ore per hari. Renuka Coalindo menargetkan kontruksi pabrik terbaru itu rampung pada tahun 2021.

Adapun biaya investasi pabrik emas tahap II mencapai US$ 66 juta-US$ 99 juta. "Sementara ini dananya akan diperoleh dari cash from operation dan sebagian dari pinjaman," terang Irwan Darmawan, Direktur Independen PT Renuka Coalindo Tbk saat dihubungi KONTAN, Jumat (12/4).

Renuka Coalindo memang sedang getol menyiapkan diversifikasi bisnis baru berupa tambang emas. Sejak tahun lalu, perusahaan berkode saham SQMI di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu memulai eksplorasi tambang emas di Ciemas. Namun dari 10 lokasi penambangan, baru enam lokasi yang telah mereka eksplorasi.

Enam lokasi penambangan yang prospektif meliputi Cikadu, Sekolah, Cibatu, Pasar Manggu, Cibak dan Cipancar. Mengacu pada catatan internal Renuka Coalindo sampai Oktober 2018, total cadangan emas di wilayah penambangan Cikadu, Sekolah, Cibatu dan Pasir Minggu mencapai 810.385 ons troi.

Sembari mengeksplorasi tambang, Renuka Coalindo membangun pabrik emas tahap I. Pabrik itu memiliki fasilitas pengolahan mineral emas dengan metode flotation atau pengapungan 500 ton per hari dan metode carbon-in-leach (CIL) berkapasitas 500 ton per hari. Kapasitas produksinya setara dengan 38.482 ons troi per tahun.

Pabrik emas tahap I memakan anggaran sebesar US$ 26 juta. Renuka Coalindo mencukupi kebutuhan dana investasi itu dari Wilton Resources Holdings Pte Ltd.

Sejak Februari 2019, Wilton Resources menjadi pengendali baru dengan kepemilikan 96,95% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Renuka Coalindo. Perusahaan itu adalah pembeli siaga atas sekitar 15,06 miliar saham baru yang diterbitkan Renuka Coalindo dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham atau senilai Rp 3,77 triliun.

Sementara hingga April ini, pembangunan pabrik emas tahap I hampir rampung. Renuka Coalindo menargetkan operasional pabrik berjalan mulai pertengahan tahun. "Dari lapangan persiapannya sudah mencapai 75% sekarang mau penyelesaian instalasi yang minor di fasilitas produksi," kata Irwan.

Kalau jadwal operasional pabrik emas tahap I berjalan mulus, Renuka Coalindo memperkirakan tahun ini bisa mengantongi pendapatan sebesar US$ 22 juta. Asumsinya, volume produksi emas mencapai 19.000 ons troi dengan kisaran harga US$ 1.250 per ons troi.

Tahun lalu, pendapatan Renuka Coalindo turun 19,13% y ear on year (yoy) menjadi US$ 199.625. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun hampir dua kali lipat menjadi US$ 52.157.

Bagikan

Berita Terbaru

Kocok Ulang Mekanisme Pengawasan LPG 3 Kg
| Rabu, 12 November 2025 | 07:43 WIB

Kocok Ulang Mekanisme Pengawasan LPG 3 Kg

Sebelumnya, ada wacana untuk membentuk badan khusus atau memberi penugasan baru kepada BPH Migas awasi LPG 3 kg

Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Bobibos
| Rabu, 12 November 2025 | 07:41 WIB

Pertamina Buka Peluang Kolaborasi dengan Bobibos

Inti Sinergi telah melakukan percobaan dengan bahan baku lain seperti tebu, singkong, dan mikroalga.

Realisasi PNBP Sektor ESDM Rp 200,66 T
| Rabu, 12 November 2025 | 07:37 WIB

Realisasi PNBP Sektor ESDM Rp 200,66 T

Produksi minyak Indonesia hingga Oktober 2025 telah mencapai 605.500 barel per hari (bph), naik 4,94% dibandingkan periode Januari–Oktober 2024.

Ambisi Menyetop Impor Solar lewat Mandatori B50
| Rabu, 12 November 2025 | 07:34 WIB

Ambisi Menyetop Impor Solar lewat Mandatori B50

Pemerintah menargetkan kebijakan mandatori B50 diterapkan tahun depan guna mengurangi impor bahan bakar solar

Pahlawan Buruh
| Rabu, 12 November 2025 | 07:05 WIB

Pahlawan Buruh

Ditetapkannya Marsinah sebagai pahlawan nasional membuat pemerintah dan pelaku industri tidak lagi takut melihat suara buruh jadi ancaman.

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Jual Aset, KAEF Berupaya Benahi Arus Kas dan Kinerja

Dengan penjualan aset, KAEF akan mendapatkan dana segar guna mendukung kebutuhan operasional, modal kerja, dan pembayaran kewajiban

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil
| Rabu, 12 November 2025 | 07:00 WIB

Tiga Dekade Bicara Iklim Tanpa Hasil

Perubahan iklim kini sudah tidak lagi menunggu hasil sidang tapi harus mulai bergerak di luar ruang sidang.

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis
| Rabu, 12 November 2025 | 06:57 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (12/11) Saat IHSG Konsolidasi, Cek Pilihan Analis

Pelemahan IHSG sejalan dengan aksi jual asing di saham-saham perbankan besar (big bank) dan aksi ambil untung di saham sektor komoditas.

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?
| Rabu, 12 November 2025 | 06:37 WIB

Rumor Investor Kakap Bergotong Royong Mendongkel Patrick Walujo, Ada Apa?

Penggantian Patrick salah satu langkah investor mempercepat pembicaraan akuisisi GOTO. Patrick dianggap menentang pengambilalihan oleh Grab.

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)
| Rabu, 12 November 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Masih Rentan Koreksi pada Rabu (12/11)

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot turun 0,24% menjadi Rp 16.694 per dolar AS. Penguatan dolar AS di pasar global jadi faktor utama.

INDEKS BERITA

Terpopuler