ST-003 Dinilai Bakal Laris Manis Jika Memberikan Kupon Minimal 8%

Rabu, 30 Januari 2019 | 07:34 WIB
ST-003 Dinilai Bakal Laris Manis Jika Memberikan Kupon Minimal 8%
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi investor ritel yang belum menggenggam saving bond ritel seri SBR005, tak perlu pusing. Mulai 1 Februari nanti, pemerintah bakal menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel lagi. Kali ini berbasis syariah, yakni Sukuk Tabungan seri ST-003.

Masa penawaran ST-003 akan berlangsung hingga 20 Februari 2019. Pemerintah terlihat percaya diri ST-003 bakal laris manis, karena target ST-003 lebih tinggi dari ST-002 yang Rp 1 triliun.

"Target ST-003 bisa sekitar Rp 2 triliun," kata Dwi Irianti Hadiningdyah, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kepada KONTAN, kemarin (29/1).

Pemerintah akan merilis besaran kupon ST-003 Kamis (31/1). Menurut Dwi, saat ini pihaknya masih menghitung besaran kupon serta spread tetap untuk ST-003.

Sementara para analis memperkirakan, kupon ST-003 bakal sama dengan SBR005. Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menyebut, karena Bank Indonesia 7-day repo rate (BI 7-DRR) masih 6%, besar kemungkinan pemerintah tetap mempertahankan spread tetap untuk ST003 di level 215 bps atau 2,15%.

Ini artinya ST003 akan memiliki kupon minimal 8,15%. "Kalau kisaran kuponnya di level 8%–8,15%, instrumen ini masih bisa laku," jelas dia.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga juga memperkirakan, spread tetap untuk ST003 masih di level 2,15%. Level tersebut cukup menarik bagi para investor ritel, kendati kupon minimal yang diterima nantinya lebih rendah ketimbang ST-002.

Desmon menambahkan, sebaiknya pemerintah tidak menurunkan spread tetap ST-003. Sebab, penurunan selisih suku bunga dan kupon SBN akan mempengaruhi minat investor ritel yang kerap membandingkan nilai imbal hasil antar sesama SBN ritel maupun dengan instrumen lainnya, seperti deposito.

Namun Eric menilai, nilai penjualan ST003 termasuk SBN ritel lainnya yang akan dirilis tahun ini sulit menyamai capaian seri-seri yang telah terbit di tahun lalu. Pasalnya, kondisi pasar obligasi Indonesia sekarang sudah berbeda bila dibandingkan tahun lalu.

Pada 2018, investor masih memandang The Federal Reserves agresif dalam menaikkan suku bunga acuan di 2019. Ini membuat investor ritel berbondong-bondong membeli SBN ritel, terutama yang tidak diperdagangkan di pasar sekunder.

Sekarang, The Fed justru bersikap dovish dan membuat volatilitas pasar obligasi Indonesia berkurang. Sentimen ini mendorong sebagian investor ritel untuk langsung mengoleksi obligasi konvensional yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Faktor penawaran SBN ritel yang cukup banyak dan masa penawaran yang saling berdekatan juga bisa mempengaruhi penjualan instrumen tersebut, tak terkecuali ST-003.

Sebab, tak sedikit investor yang memilih menunggu momen yang tepat untuk membeli SBN ritel. Terlebih lagi, suku bunga acuan masih berpeluang naik, sebelum akhirnya turun kembali.

Selain itu, isu melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga di sektor perbankan juga bisa membuat penjualan ST-003 tersandung. Pasalnya, Mitra distribusi bakal tidak terlalu ngotot dalam menjajakan SBN ritel.

Bagikan

Berita Terbaru

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Kinerjanya Paling Bontot di ASEAN Pada 23-26 Juni, Gimana Prospek IHSG Ke Depan?

Tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, bisa berimbas pada meningkatkan risk appetite investor atas aset berisiko di emerging markets

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 14:13 WIB

Ada Normalisasi Permintaan, Serapan Semen Nasional Melemah per Mei 2025

Volume penjualan semen domestik pada lima bulan pertama tahun 2025 turun 2,1% year on year (YoY) menjadi 22,27 ton.

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 13:26 WIB

Pabrik Baterai EV Terintegrasi Pertama Berdiri Akhir Juni , Ini Mereka yang Terlibat

Indonesia akan memiliki pabrik baterai EV pertama pada akhir Juni 2026 ini. Selain China, sejumlah perusahaan lokal terlibat. Ini detailnya.

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 08:22 WIB

Dugaan Korupsi Pengadaan EDC BRI, Oknum Rekanannya Juga Tersandung di Kasus Pertamina

PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) dalam situs webnya mengaku sebagai partner BRI sejak tahun 2020 dalam pengadaan mesin EDC agen BRILink.

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:21 WIB

Waspada Risiko Kontraksi Setoran Pajak

Penerimaan pajak semester I-2025 berisiko terkontraksi 35%-40% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 07:01 WIB

Wajib Pajak UMKM Masih Bisa Bebas PPh Final

Ditjen Pajak menegaskan bahwa kebijakan PPh final usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tidak menambah beban pajak baru

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:51 WIB

Ada Hermanto Tanoko, Begini Prospek Emiten Merry Riana (MERI) Pasca IPO

Secara valuasi, harga saham IPO MERI masih tergolong wajar. Tapi, investor tetap harus mencermati fundamental perusahaan. 

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 06:50 WIB

Siap-siap Anggaran 2025 Jebol

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka peluang memperbesar penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun ini

INDEKS BERITA

Terpopuler