Stagnasi Ekonomi 2025 dan Proyeksi 2026
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi pertumbuhan ekonomi dari lembaga internasional (IMF, World Bank) selama tahun 2025 antara 4,8%-4,9%. Sementara, lembaga dalam negeri (Indef, LPEM-UI, Parasasti) antara 4,9%–-5%. Dengan demikian, konsensus lembaga-lembaga internasional maupun domestik tersebut, lebih rendah dari target Pemerintah, yakni sekitar 5,0%-5,2%. Maka, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam keadaan stagnan, karena BPS mencatat tahun 2023 dan 2024 sebesar 5,05% dan 5,03%. Artinya tak terjadi kenaikan pertumbuhan yang signifikan.
Kalau dalam tiga tahun selama pemerintahan Presiden Jokowi (2023, 2024) dan pemerintahan Prabowo (2025) pertumbuhan ekonomi hanya sekitar rata-rata 5%, maka karena 1% hanya menyerap rata-rata sekitar 200.000 tenaga kerja baru selama era reformasi, maka yang terjadi adalah peningkatan pengangguran terbuka (open unemployment). Data 2024 dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% hanya menyerap 2,45 juta tenaga kerja baru. Padahal tiap tahun, yang masuk ke pasar kerja berkisar 3,5 juta tenaga kerja baru. Plus PHK atau mengundurkan diri dan lain-lain sehingga kebutuhan lapangan kerja per tahun sekitar 10 juta. Sehingga, dampaknya adalah menaikkan pengangguran terbuka dan penggelembungan sektor informal (tahun 2025 berjumlah 87 juta orang atau 60% dari 152,11 juta angkatan kerja).
Baca Juga: Laporan WGC: Lebih Dari 60% Investor Indonesia Menanamkan Investasi di Emas
