KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengembangkan transportasi publik berbasis kereta untuk mengantisipasi kemacetan, terutama di wilayah Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya di Tanah Air.
Adapun transportasi massal berbasis kereta ini meliputi MRT Jakarta, LRT Jakarta, Kereta Bandara Soekarno-Hatta hingga proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung. Ada pula LRT Palembang yang sudah beroperasi.
Saat ini, KA Bandara yang dikelola PT Railink sudah beroperasi melayani masyarakat sejak 26 Desember 2017. Meski sudah beroperasi lebih dari satu tahun, tingkat okupansi KA Bandara dengan tarif Rp 70.000 tersebut hanya mencapai 20% atau rata-rata 2.800 penumpang hingga 2.900 penumpang per hari. Padahal, target okupansi KA Bandara sebesar 60%.
Kini, MRT Jakarta memasuki tahap ujicoba publik dan resmi operasional mulai 24 Maret 2019. Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan MRT Jakarta bisa menampung 130.000 penumpang per hari. "Target kami minimal 65.000 penumpang per hari," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (17/3).
Untuk mencapai target tersebut, manajemen MRT Jakarta bakal terus melakukan sosialisasi secara menyeluruh melalui media cetak, elektronik, media sosial dan komunitas. MRT Jakarta juga telah membentuk unit kerja yang fokus untuk customer engagement.
Agar target okupansi bisa tercapai, MRT Jakarta berupaya menciptakan integrasi dengan moda transportasi lain termasuk bus transjakarta, kereta commuter line, KA Bandara, bus, hingga angkutan online.
Langkah serupa dijalani PT LRT Jakarta untuk mengejar target okupansi 14.000 penumpang per hari. Caranya adalah mengintegrasikan LRT Jakarta dengan Jak Lingko (Jak 24) yang baru meluncur pada 14 Februari 2019. Jak 24 melayani rute Pulogadung–Pasar Senen melalui Kelapa Gading.
Corporate Communication LRT Jakarta Melisa Suciati bilang, pada jam sibuk atau sekitar pukul 07:00 WIB hingga 10:00 WIB, satu set kereta LRT Jakarta diharapkan bisa menampung 270 penumpang.
"Di Stasiun Kelapa Gading LRT Jakarta menyediakan integrasi dengan bus rapid transit (BRT). "Kemudian Halte Pemuda Transjakarta juga bakal terintegrasi dengan Stasiun Velodrome," ungkap Melisa.