SUN Seri FR0078 Menjadi SUN Teraktif Sepanjang November 2018
Jumat, 21 Desember 2018 | 09:43 WIB
Reporter:
Anna Suci Perwitasari, Danielisa Putriadita |
Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surat Utang Negara (SUN) seri acuan alias benchmark untuk tahun depan laku ditransaksikan di pasar sekunder sepanjang bulan November lalu. Kabarnya, pemerintah akan menetapkan seri acuan tenor 10 tahun untuk tahun 2019 adalah FR0078.
Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), di sepanjang November 2018, seri FR0078 yang akan jatuh tempo tahun 2029 mendatang memiliki jumlah frekuensi terbanyak dengan 1.999 kali dan total nilai transaksi mencapai Rp 60,2 triliun.
Di posisi kedua ada seri FR0072 yang punya tenor sekitar 17 tahun ditransaksikan sebanyak 1,756 kali dengan nilai sebanyak Rp 10,1 triliun. Selanjutnya, seri FR0075 dengan tenor 20 tahun menempati posisi ketiga SUN teraktif dengan jumlah frekuensi 1.692 kali dengan nilai mencapai Rp 17.05 triliun.
Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, faktor yang membuat seri obligasi pemerintah ramai ditransaksikan adalah, pertama, seri tersebut berpotensi menjadi seri acuan baru di tahun depan.
Kedua, harga seri tersebut lebih stabil dibandingkan harga seri obligasi yang menjadi acuan di tahun ini. Jadi, seri SUN acuan akan lebih berfluktuatif harganya karena cenderung lebih sering ditransaksikan karena likuiditas juga tinggi.
Ketiga, harga seri SUN yang aktif ditransaksikan bisa jadi sudah turun dan investor berkerjasama dengan manajer investasi untuk membungkus seri tersebut untuk dijadikan underlying.
"Misal cost pemilik seri yang aktif harganya 100, karena mengalami penurunan, mereka bungkus dengan menjadikan seri tersebut underlying produk proteksi sehingga beberapa tauhun lagi harga bisa naik kembali," kata Desmon.
Investor asing
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menambahkan, sepanjang bulan November lalu, pasar obligasi dalam negeri memang sedang positif. Alhasil, pergerakan harga SUN juga cenderung naik. "Saat pasar naik, SUN tenor panjang akan lebih atraktif karena memberikan potensi kenaikan harga dibandingkan dengan tenor pendek," kata dia.
Memang, harga SUN seri FR0078 pada bulan November cenderung naik dan menjadi stabil dibanding seri yang memiliki tenor di bawah tenor 10 tahun.
Tak heran jika banyak investor yang tertarik masuk ke SUN seri tersebut demi mendapatkan tren kenaikan harga serta memanfaatkan potensi keuntungan alias gain Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar mengatakan, di bulan lalu, pergerakan pasar obligasi dalam negeri banyak diisi oleh investor asing, kemudian disusul oleh investor investor institusi serta perbankan.
Walau yield SUN tenor panjang sudah di bawah 8%, Made tetap melihat posisi tersebut masih lebih menarik dibandingkan tenor pendek. "Dengan yield SUN tenor 10 tahun di 7,9%–8% sekarang menarik untuk dikoleksi karena faktor makroekonomi di tahun depan berpotensi lebih stabil setelah The Fed hanya menargetkan kenaikan suku bunga dua kali dalam tahun 2019," ujar Desmon.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.