ILUSTRASI. Buntut dari booming properti 2010-2014 yakni stok produk di pasar kini melimpah dengan harga yang sudah tinggi alias overbought. Pasar yang sudah jenuh beli semakin berat karena tahun ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 yang menghilangkan selera belanj
Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak semua pakar pemasaran sepakat dengan jargon "Pembeli adalah raja". Namun suka atau tidak suka, kondisi tersebut menggambarkan pasar properti di era pandemi Virus Corona (Covid-19) saat ini. Suplai melimpah di tengah lesunya permintaan mengakibatkan persaingan penjualan produk properti sangat ketat.
Para penjual properti bekas alias secondary atau rumah seken pada khususnya, rela melepas aset di bawah harga penawaran. Broker properti Ray White Indonesia menggambarkan, di lapangan ada pembeli yang menawar hingga 50%-70% dari harga yang ditetapkan oleh penjual. Beberapa di antaranya kemudian sampai pada kesepakatan jual-beli.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.