Survei Caixin, Sektor Jasa di China Tertekan Peningkatan Kasus Baru Covid-19

Rabu, 06 April 2022 | 16:32 WIB
Survei Caixin, Sektor Jasa di China Tertekan Peningkatan Kasus Baru Covid-19
[ILUSTRASI. Seorang petugas keamanan dengan alat pelindung diri (APD) berjalan di area pusat perbelanjaan menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Shanghai, China, Selasa (29/3/2022). REUTERS/Aly Song]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas sektor jasa China selama Maret mengalami kontraksi pada laju tercepat selama dua tahun terakhir. Lonjakan kasus baru virus corona yang membatasi mobilitas telah membebani permintaan, demikian hasil dari survei lembaga riset Caixin pada Rabu.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Caixin merosot ke 42,0 pada Maret dari 50,2 pada Februari. Angka yang lebih kecil dari 50 poin menunjukkan kontraksi, dan sebaliknya. Angka tersebut menunjukkan penurunan aktivitas paling tajam sejak awal pandemi Covid-19 pada Februari 2020.

Survei yang lebih fokus ke perusahaan kecil di wilayah pesisir, sejalan dengan survei pemerintah, yang juga menunjukkan penurunan di sektor jasa. 

Baca Juga: Yellen Menekan Lembaga Global untuk Tingkatkan Pinjaman bagi Negara yang Tertekan

Para analis mengatakan sektor jasa yang melibatkan kontak manusia, seperti transportasi, hotel dan katering paling terpukul. Gelombang baru Covid-19 mengaburkan prospek rebound konsumsi yang telah dinanti-nanti terjadi di tahun ini.

Sub-indeks untuk bisnis baru turun untuk bulan kedua berturut-turut, dan bergerak dalam laju tercepatnya sejak Maret 2020.

Harga input perusahaan naik di bulan Maret setelah turun ke level terendah enam bulan di bulan Februari.

Wabah virus dan permintaan yang lebih lemah mengurangi selera perusahaan untuk merekrut staf tambahan. Sub-indeks ketenagakerjaan menunjukkan kontraksi yang berkelanjutan dalam aktivitas meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

Sementara perusahaan secara umum tetap optimistis tentang output selama tahun depan. Optimisme turun ke level terendah 19-bulan di tengah kekhawatiran atas pandemi dan dampak ekonomi dari perang Ukraina.

PMI komposit Caixin Maret, yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa, merosot ke 43,9 dari 50,1 pada bulan sebelumnya. Itu menandakan pengurangan tercepat sejak puncak wabah COVID-19 negara itu pada 2020.

"Secara keseluruhan, aktivitas manufaktur dan jasa melemah pada Maret karena epidemi. Mirip dengan wabah COVID sebelumnya di China, sektor jasa lebih terpengaruh secara signifikan daripada manufaktur," kata Wang Zhe, Ekonom Senior di Caixin Insight Group, dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis datanya.

Baca Juga: Washington Menjatuhkan Sanksi Baru Kepada Pyongyang Terkait Program Rudal Balistik

"Pembuat kebijakan harus memperhatikan kelompok rentan dan meningkatkan dukungan untuk industri utama dan usaha kecil dan mikro untuk menstabilkan ekspektasi pasar."

Ketika ekonomi China menghadapi tantangan serius, pertanyaan besarnya adalah berapa lama kebijakan COVID "tanpa toleransi" negara itu dapat dipertahankan, Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management mengatakan dalam sebuah catatan.

"Kegiatan ekonomi telah dikorbankan untuk mencapai kebijakan yang lebih efektif melawan wabah Omicron. Saya berharap wabah akan dikendalikan, dengan biaya ekonomi yang signifikan," kata Zhang.

PMI Caixin disusun oleh S&P Global berdasarkan tanggapan atas kuesioner yang dikirimkan ke manajer pembelian di China.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan
| Minggu, 07 September 2025 | 17:34 WIB

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan

Secara historis, lemahnya dolar AS dan turunnya suku bunga mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup
| Minggu, 07 September 2025 | 07:00 WIB

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup

Jangan hanya tahu platform pinjaman, tapi unduh juga aplikasi cek skor kredit biar berimbang dalam memanfaatkan fasilitas utang.

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan
| Minggu, 07 September 2025 | 06:30 WIB

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan

Bisnis asuransi perjalanan menunjukkan pertumbuhan positif. Online travel agent dan platform digital lainnya bisa memperluas akses.

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif
| Minggu, 07 September 2025 | 06:15 WIB

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif

Industri manufaktur kembali ke fase ekspansif. Ini sekaligus berpeluang mengembangkan industri hijau di Tanah Air.

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga
| Minggu, 07 September 2025 | 05:45 WIB

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga

Lewat program konversi sampah menjadi emas, Pegadaian meramu dua hal sekaligus, membangun literasi investasi dan budaya ramah lingkungan.

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar
| Minggu, 07 September 2025 | 05:35 WIB

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar

Tren gaya hidup sehat butuh sumber nutrisi sehat. Salah satunya camilan bar yang mengenyangkan. Belakangan camilan bar diminati banyak orang.

 
BI dan Pemerintah Berbagi Beban
| Minggu, 07 September 2025 | 05:10 WIB

BI dan Pemerintah Berbagi Beban

BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sepakat menanggung beban sama besar alias separo-separo atas bunga surat utang pemerintah.​

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis
| Minggu, 07 September 2025 | 04:25 WIB

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.867,35 pada perdagangan Kamis (4/9) atau melemah 0,23% dibandingkan hari sebelumnya

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel
| Minggu, 07 September 2025 | 04:15 WIB

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel

Konsumsi baterai FLP yang semakin meningkat bisa membuat pengelola smelter berpotensi kehilangan pasar strategis

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG
| Minggu, 07 September 2025 | 04:10 WIB

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG

Sepekan dalna asing net sell Rp 5,28 triliun, analis berharap pasar modal akan kembali membaik di jangka panjang

INDEKS BERITA

Terpopuler